Kamis, 16 September 2021

Renungan hari ini: “MANUSIA BERENCANA, TUHAN YANG MENENTUKAN” (Amsal 16:9)

 Renungan hari ini: 

 

“MANUSIA BERENCANA, TUHAN YANG MENENTUKAN”




 

Amsal 16:9 (TB) "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya" 

 

Proverbs 16:9 (NET) "A person plans his course, but the Lord directs his steps"

 

Sebangai manusia yang punya kehendak, kita boleh memikirkan masa depan dan merencanakan kehidupan secermat mungkin, tetapi ingat Allah yang akan menentukan. Dialah yang akan mengubah impian kita menjadi kenyataan atau membelokkan kehidupan kita ke arah yang sama sekali berbeda dari rencana semula. Kita semua pernah mengalami perubahan arah hidup. Kita berencana untuk melakukan sesuatu tetapi kemudian ternyata kita melakukan sesuatu yang lain.

 

Manusia diberikan TUHAN kesempatan memikirkan jalannya, tetapi arah dari langkah jalan manusia itu ditentukan TUHAN. Singkatnya, manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan kalimat ini. Dan memang demikianlah adanya, karena pada suatu ketika, kita akan menyadari bahwa seberapa hebatnya kemampuan kita dan sematang-matangnya rencana kita, tetap saja kita tidak bisa melawan kehendak Tuhan. Tidak jarang ada banyak orang yang sudah mengeluarkan biaya dan usaha yang tidak sedikit, namun akhirnya harus berakhir dengan kerugian karena ternyata itu tidak sejalan dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan. 

 

Lewat Amsal Salomo kita diingatkan bahwa "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya" (Ams. 16:9). Ini adalah sebuah pernyataan yang tegas bahwa sehebat apapun kita, kita tidak akan pernah bisa melawan kehendak Tuhan. Kita bisa mencobanya, dan mungkin kita bisa mencapai sesuatu hingga tingkatan tertentu, tetapi walau bagaimanapun sesuatu yang tidak berjalan seperti rancangan Tuhan tentulah tidak sebaik seperti ketika kita berjalan sepenuhnya seturut kehendak-Nya. Hati atau pikiran kita bisa berpikir tentang jalan yang menurut kita terbaik, tapi di atas segalanya Tuhan tentu lebih tahu tentang kita, karena Dia sendirilah yang "membentuk dan menenun" kita sejak dalam kandungan.

 

Yesaya mengetahui benar hal itu dan berkata "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu" (Yes. 64:8). Sebagai Pembuat kita, tentu Tuhan lebih mengetahui segala sesuatu tentang kita. Dia jauh lebih tahu apa yang terbaik untuk kita ketimbang apa yang menurut kita terbaik buat kita. Kabar baiknya, Tuhan memang merencanakan segala rancangan-Nya yang terbaik lengkap dengan segala sesuatu untuk mencapai hari depan yang penuh harapan seperti firman-Nya (Yer. 29:11). 

 

Agar kita tidak melakukan sesuatu sia-sia, yang terbaik tentu adalah mengetahui apa yang menjadi rancangan Tuhan buat kita, dan berjalan sesuai itu. Dan kita tidak akan pernah bisa mengetahui itu apabila kita tidak mulai membangun keintiman dengan Tuhan lewat ungkapan syukur, pujian, ketaatan dan doa-doa kita.Selain dari pada itu, kita harus pula memiliki sikap hati yang mau dibentuk. Paulus telah mengingatkan agar kita agar tidak mengeraskan hati dan mau membiarkan Allah untuk membentuk dan mengajar kita. Menjadi ciptaan baru, itu bahasanya Paulus, akan memampukan kita untuk bisa mengetahui apa yang menjadi kehendak-Nya. "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna" (Rm. 12:2).

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apa yang harus kita lakukan agar jalan kita benar-benar sesuai dengan rancangan TUHAN?

 

Pertama, kita membutuhkan Roh Tuhan untuk memberdayakan kita. Kita membutuhkan pertolongan Tuhan untuk membuat perubahan yang tidak bisa kita lakukan sendiri. Itu tidak didasarkan pada kemauan, melainkan pada kekuatan Tuhan. Tidak didasarkan pada percobaan, melainkan pada kepercayaan. Zakharia 4: 6 mengatakan, “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.”

 

Kedua, kita membutuhkan Firman Tuhan untuk membimbing kita. Kitab Suci adalah buku manual pemilik kehidupan. Semakin banyak kita membaca, mempelajari, menghafal, dan merenungkannya, maka kita akan semakin sukses dalam hidupkita.

 

Ketika Yosua diberi mimpi besar untuk mengambil alih Tanah Perjanjian, sebuah tujuan yang akan membwa sepanjang sisa hidupnya, Tuhan mengucapkan kata-lata ini kepadanya: “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung” (Yos. 1: 8).

 

Ketiga, kita membutuhkan umat Tuhan untuk mendukungkita. Kita tidak akan bisa mencapai tujuan kita dengan sendirian. Kita membutuhkan tim untuk mewujudkan impiankita.

 

Kita boleh berencana apa pun, tetapi jalan dari Tuhan pasti tetap yang paling baik. Sudahkah kita bertanya kepada-Nya apa yang menjadi kehendak-Nya dalam hidup kita? Sudahkah kita mengetahui itu, dan menjalani semua seturut dengan kehendak-Nya? Kita bisa merencanakan apapun dengan kemampuan kita, namun ingatlah bahwa Tuhan sudah memiliki rancangan-Nya sendiri bagi kita, sebuah rancangan damai sejahtera, bukan kecelakaan, yang menjanjikan kita hari depan yang penuh harapan. Tidak akan ada yang sebaik jalan Tuhan, karenanya temukanlah apa yang menjadi kehendak Tuhan untuk kita dan berjalanlah di dalamnya. Karena itu, marilah merancang dan memikirkan jalan kita dengan sikap yang tunduk dan taat pada arah langkah yang TUHAN tentukan bagi kita. (rsnh) 

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

 

Renungan hari ini: “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH” (Markus 2:7)

  Renungan hari ini:   “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH”   Markus 2:7 (TB2) "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia men...