Minggu, 27 Juni 2021

Renungan hari ini: “JAUHKANLAH DIRIMU DARI SEGALA KEJAHATAN” (1 Tesalonika 5:22)

 Renungan hari ini:

 

“JAUHKANLAH DIRIMU DARI SEGALA KEJAHATAN”




 

1 Tesalonika 5:22 (TB) "Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan" 

 

1 Thessalonians 5:22 (NET) "Stay away from every form of evil"

 

Kejahatan (evil and wickedness) adalah kebiasaan yang disukai manusia alami. Siapapun orangnya, sadar atau tidak sadar, kejahatan merupakan sifat alami yang dimiliki sejak ia terlahir ke dunia ini. Mungkin tidak semua kita setuju dengan pernyataan ini karena merasa ada orang-orang tertentu yang tidak melakukan kejahatan seperti yang dilakukan orang lain. Dengan demikian perbuatan kejahatan dilabelkan hanya kepada orang-orang tertentu yang dengan sangat mencolok melakukan kejahatan.

 

Apakah sifat jahat hanya dimiliki mereka yang melakukan kejahatan di depan publik? Bagaimana dengan mereka yang melakukan hal yang sama secara tersembunyi dan belum diketahui orang lain, apakah mereka tidak termasuk manusia jahat dan pelaku kejahatan? Bagaimana dengan perbuatan jahat dan dosa yang ditolerir masyarakat pada umumnya, haruskah mereka dilabel sebagai pelaku kejahatan? Lalu bagaimana dengan mereka yang sama sekali tidak pernah kepergok melakukan kejahatan dan dosa tercela sepanjang hidupnya, apakah mereka tidak memiliki sifat jahat sama sekali atau tidak pernah melakukan kejahatan sama sekali?

 

Jika mempertimbankan pendapat dan penilaian manusia, maka manusia itu akan dikelompokkan ke dalam berbagai kategori setelah melakukan kejahatan dan dosa tercela. Mereka yang pernah mendekam dalam penjara dikategorikan sebagai pelaku kejahatan dan sering dikucilkan serta susah diterima masyarakat, seakaan-akan para mantan narapidana merupakan kelompok manusia buruk dan jahat serta tidak pantas berbaur dengan masyarakat lainnya. Orang-orang yang belum pernah mendekam di penjara akan merasa sebagai manusia yang lebih baik dan pantas daripada mereka yang sudah pernah masuk penjara. Inilah sifat kelicikan hati manusia. Padahal mereka yang belum pernah masuk penjara belum tentu lebih baik daripada mereka yang sudah pernah mendekam dalam penjara. Hanya saja perbuatan jahat mereka belum terkuak di muka umum.

 

Contoh sederhana saja yang bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Seorang pencuri ayam yang kepergok melakukan aksinya dihakimi massa dan kemudian dimasukkan ke dalam penjara karena terbukti melakukan perbuatan itu. Ia menjadi narapidana karena perbuatan jahat yang dilakukan. Namun di lingkungan masyaratkan itu sendiri ada begitu banyak orang yang melakukan kejahatan yang sama, mencuri ayam, kambing, tanam-taman, sayur-sayuran, buah-buahan, harta, perhiasan dan banyak lagi, hanya saja perbuatan-perbuatan mereka belum terkuak dan tidak diketahui orang lain.

 

Apakah mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan jahat seperti itu tidak dikutuki oleh hati mereka sendiri dan menyatakan bahwa mereka adalah orang jahat dan pelaku dosa? Bisakah mereka membohongi hati mereka sendiri? Tentu tidak! Mereka bisa saja berlagak polos, lugu dan kudus di hadapan orang lain dan anggota keluarganya, tetapi apapun kejahatana dan dosa yang mereka lakukan tidak akan pernah terhapus dari hati mereka. Hati nurani mereka menjadi saksi atas segala perbuatan mereka dan hati nurani itu sendiri memberitahukan bahwa mereka adalah pelaku kejahatan dan dosa.

 

Sebagai manusia yang memiliki sifat alami berbuat jahat dan dosa, ia tidak akan hanya dikutuki oleh hati nuraninya sendiri tetapi juga penghakiman dari Tuhan sedang menunggunya. Jika hatinya sendiri tidak bisa melupakan dosa yang sudah ia perbuat, maka Tuhan yang adalah Mahatahu tidak akan pernah melupakan dan menghapuskan dosa dan kejahatan yang diperbuat manusia. Meskipun manusia memiliki kecenderungan untuk selalu berbuat dosa, semua dosa yang dilakukannya akan selalu diingat Tuhan. Mereka yang suka berpura-pura, yang suka bersikap alim di depan banyak orang, tidak akan bisa berpura-pura di hadapan Tuhan karena di mata Tuhan segala sesuatu terbuka dan tak ada yang tersembunyi. Terkecuali orang berdosa bertobat dan datang kepada Yesus Kristus dan mempercayaiNya, ia tidak akan mendapatkan pengampunan dosa. Rasa bersalah dan kutukan hati nuraninya akan senantiasa menghinggapinya hingga akhir hanyatnya. Dan sesudah itu, ia akan diperhadapkan dengan penghakiman kekal karena setelah kematian tidak ada lagi jalan keselamatan. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi (Ibr. 9:27).

 

Bagi mereka yang sudah percaya kepada Yesus Kristus, engkau memiliki Roh Kudus yang diberikan Tuhan di dalam hatimu untuk mematikan kuasa dosa sehingga engkau tidak dibelenggu oleh dosa dan tidak lagi menjadi hamba dosa tetapi menjadi hamba Allah yang melakukan apa yang dikehendakNya. Namun demikian, engkau tidak secara otomatis bisa mengalahkan dosa dari dirimu sendiri sekalipun engkau sudah menjadi seorang percaya. Tuhan memerintahkan setiap pengikut-Nya untuk selalu tinggal di dalam Kristus dan tinggal di dalam Firman-Nya (Yoh. 15:7). Mendekatkan diri kepada Tuhan senantiasa adalah kunci utama untuk bisa mengalahkan dosa (Yak. 4:8). Merenungkan Firman Tuhan siang dan malam adalah formula sukses bagi seorang percaya (Mzm. 1:1-4). Karena itu, jauhkanlah kejahatan dari dalam dirikita. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...