Sabtu, 01 Desember 2018

KOTBAH MINGGU ADVENT I Minggu, 02 Desember 2018 “PENGHARAPAN AKAN DATANGNYA MESIAS”

Minggu, 02 Desember 2018

PENGHARAPAN AKAN DATANGNYA MESIAS
Kotbah: Bilangan 24:15-17  Bacaan: Wahyu 22:16-20



Minggu ini kita memasuki Minggu Advent I. Tema yang akan kita renungkan adalah “Pengharapan akan datangnya Mesias”. Kedatangan Mesias pada masa itu sangatlah dibutuhkan orang Israel. Itulah sebabnya Bileam bernubuat tentang akan datangnya seorang Raja. Nubuat ini disampaikan ketika bangsa Israel berada di dataran Moab, di daerah seberang sungai Jordan dekat Yerikho. Mungkin nubuat ini disampaikan dengan “terpaksa” oleh Bileam. Dikatakan “terpaksa”, karena sebelumnya atas permintaan Balak, raja Moab, ia diminta untuk mengutuki bangsa Israel dengan upah besar. Hal ini terjadi ketika raja Balak mengetahui bangsa Israel berkemah di dekat negerinya, dan mendengar bagaimana bangsa Israel telah menaklukan orang Amori, hal ini membuatnya gentar dan ketakutan, sehingga mencari jalan keluar untuk mematahkan kekuatan orang Israel. Jalan keluar yang dianggap jitu dengan mengundang Bileam, yang dianggap mempunyai kekutan supranatural. Balak menyakni bahwa apa yang diucapkan Bileam, itu yang akan terjadi. Memang awalnya Bileam tidak bersedia. Namun godaan hadiah besar dari Balak membuatnya goyah sehingga memenuhi permintaan Balak. Namun pada waktu dan tempat yang sudah ditetapkan, bukan brondongan kutuk artas Israel yang diucapkan Bileam, melainkan berkat dan nubuat dan hal ini dapat terjadi karena Allah berkuasa atasnya. Sudah pasti Balak sangat kecewa bahkan sangat geram kepada Biliam. Dan hal ini memang suatu kebenaran, siapa pun yang memusuhi bangsa Tuhan, orang percaya, Allah akan membuatnya kecewa bahkan binasa. Oleh karena itu sebagai bangsa Tuhan, walaupun ada banyak tantangan dalam hidup ini, walaupun ada orang-orang tertentu, kelompok tertentu yang dipakai si I blis (bapa segala kejahatan) untuk menghancurkan kita, untuk mengutuki kita, jangan takut. Ada Allah kita. Malekatnya akan menjaga kita dan mengubah semuanya itu menjadi kebaikan kepada kita. Sadar atau tidak itulah yang terjadi dalam hidup kita sebagai orang percaya. Sama seperti bangsa Israel tidak tahu bahwa ada usaha untuk membinasakan mereka, namun Allah melindungi mereka.

Apakah nubuatan Bileam tentang kedatangan Mesias itu?

Pertama, Bileam mengatakan akan terbit bintang dari Yakub dan tongkat kerajaan timbul dari Israel. Hal ini menunjuk kepada Mesias karena sekalipun ”bintang” dan ”tongkat” sebagai simbol kerajaan dapat menunjuk kepada Daud akan tetapi penggenapannya hanya tertuju kepada figur yang lebih besar dari Daud yaitu Mesias. Dua kata benda ini ”bintang” dan ”tongkat” lambang kekuasaan dan menjadi metafora untuk seorang raja tidak dapat dikatakan menjadi milik dinasti Daud melainkan kepada Mesias, karena kalimat itu tidak disebutkan untuk suatu keluarga kerajaan melainkan kepada satu pribadi yaitu Daud atau Mesias. Oleh karenanya kalimat ini jelas hanya menunjuk kepada Mesias sebagaimana halnya nabi-nabi selalu mengharapkan penaklukan atas bangsa-bangsa ada di dalam era Mesianik (Yes. 16:13; 25:9-10; Yer. 48:24; Yehz. 25;12; Mzm. 137:7).

Kedua, Bileam bernubuat melalui wahyu-Nya TUHAN bahwa Israel akan memiliki pembebas yang akan datang. Pembebasa yang akan datang itu ialah Dia yang adalah ”bintang” dari Yakub dan ”tongkat” kerajaan ada padanya akan membawa kemenangan bagi umat TUHAN atas musuh-musuhnya. Kepada Dia yang akan datang itu umat TUHAN akan menemukan pengharapannya untuk menikmati berkat yang telah dijanjikan itu. Moab, Edom, dan bangsa-bangsa lain tidak dapat mengutuki bahkan menghancurkan umat perjanjian-Nya melainkan bangsa-bangsa lain akan dihakimi dan dihancurkan.  Dia yang akan datang itu tidak hanya menghancurkan Moab dan keturunan Set serta berkuasa atas Edom melainkan juga penghukuman dan  kekuasaannya berpengaruh hingga atas bangsa-bangsa lain.

Ketiga, Bileam mengumumkan kedatangan seorang raja yang besar dari Israel (Bil. 24:15-19). Bileam berkata bahwa “dia melihatnya, tapi tidak sekarang,” dan “dia memandangnya, tapi tidak dari dekat” (24:17). Kata kerja yang sama (“see”)di sini digunakan juga dalam 23:9, 21a. Di sini Bileam berbicara tidak di masa itu, tapi mengenai masa depan. Perkiraan Bileam mengenai kebangkitan kerajaan Daud. “Bintang” merujuk pada Daud yang mengalahkan orang Moab (Bil. 24:17; 2 Sam. 8:2) dan orang Edom (Bil. 24:18; 2 Sam. 8:13, 14; 1 Raja 11:15, 16; 1 Taw. 18:12, 13). 

Keempat, Bileam menjanjikan bakal bangkitnya bangsa Israel, sebuah tongkat dan bintang dari Yakub/Israel. Ini adalah lambang untuk pemerintahan raja-raja, menunjukkan pada kerajaan Daud (Kej. 49:10). Di bawah kepemimpinan Daud orang Israel berlimpah dan bangsa-bangsa di sekitarnya tunduk dan membawakan upeti (mis. 2Sam. 8:2, 6). Tapi, nubuatan tidak selesai sampai di sini, penggunaan istilah “bintang” lebih dari sekedar merujuk pada seorang penguasa, tapi menghubungkan penguasa itu dengan realitas kelahiran Yesus Kristus. Kelahiran-Nya dihubungkan dengan peristiwa perbintangan (Mat. 2:2) dan dia menerima nama “Surya Pagi” (Luk. 1:78-79; Why. 22:16) dalam hubungan dengan keturuannya dari garis keturunan Daud. Jadi Jelas Bileam mengabarkan, bahwa dalam tangan TUHAN ada masa depan yang lebih baik.

Di dalam Perjanjian Baru apa yang menjadi nubuatan Bileam bagi umat TUHAN dan juga bagi bangsa-bangsa telah menemukan penggenapannya di dalam peristiwa kelahiran Kristus di kota Betlehem. Kelahiran-Nya ditandai dengan ”bintang” dari Timur sebagai lambang atau simbol bagi seorang raja. Walaupun ”bintang” ini (Mat. 2:2) tidak secara pasti apakah identik sama dengan ”bintang” yang Bileam katakan (Bil. 24:17) akan tetapi tetap Dia yang dimaksudkan di dalam perkataan Bileam yaitu Mesias yang akan datang itu telah digenapi di dalam peristiwa kelahiran Kristus di kota Betlehem dan orang-orang Majus bertanya-tanya ”Dimanakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia”. Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem (Mat. 2:2-3). Kelahiran-Nya yang ditandai dengan ”bintang” Betlehem sungguh menggentarkan hati orang-orang Majus akan tetapi kegentaran hati orang-orang Majus menjadi sukacita mereka atas kelahiran-Nya. Namun bagi Herodes maupun bagi bangsa-bangsa lain yang meragukan kedatangan-Nya itu tetap menggentarkan hati mereka akan tetapi kegentaran hati mereka sesungguhnya menjadi penghakiman atas mereka.  Mesias yang dinantikan itu, raja dari keturunan Yehuda yang dijanjikan bagi umat perjanjian-Nya sungguh menjadi sukacita bagi umat TUHAN yang ada di dalam kekelaman yang kini digenapi di dalam peristiwa kelahiran-Nya.

Siapakah pribadi itu, yang dilukiskan (dikiaskan) dengan “bintang terbit dari Yakub”? Dalam Wahyu 22:16, sangat jelas dikatakan bahwa dialah Yesus Kristus, walaupun dalam kalimat yang berbeda (“Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang"). Tidak hanya itu, Wahyu 22:16-20 pembacaan kita juga mau menyatakan: (1) Keselamatan di dalam Yesus Kristus terbuka kepada semua orang, dan keselamatan itu diberikan dengan cuma-cuma. (2) Apa yang dikatakan dalam kitab Wahyu, adalah suatu kebenaran. Tidak boleh ditambah atau dikurangi. (3) Sebagaimana Yohanes merindukan kedatangan Yesus yang kedua kali, agar kiranya kita juga mempunyai kerinduana yang sama. Dengan adanya kerinduan dalam hati kita akan seseorang yang telah berjanji bahwa ia segera datang, terlebih orang tersebut yang sangat berarti kepada kita, pastilah membuat kita semantiasa menanti dan menanti dengan sabar dan persiapan yang maksimal menyambut kedatangannya.

Apakah yang hendak kita renungkan pada masa Adven I ini?

Pertama, janganlah penuhi hati kita dengan rasa curiga seperti Balak, Raja Moab. Hati dipenuhi kecurigaan, kegentaran dan ketakutan. Memang hal ini sangat manusiawi. Kita bisa dihinggapi rasa curiga kepada teman kita bahwa dia tidak mengasihi kita, tidak mau menolong kita. Bahwa teman kita/tetangga kita mau menghancurkan kita (usaha kita/bisnis kita, kedudukan kita, pekerjaan kita), dsb. Kita menjadi gentar, takut. Terlebih kita menyadari bahwa posisi kita lebih lemah. Bila demikian, apa yang mesti kita lakukan? (1) Menghilangkan rasa curiga dengan senantiasa berfikir positif, namun tidak kehilangan kewaspadaan. (2) Tetap hidup sebagai bangsa Tuhan, umat Tuhan, dan mengandalkan Tuhan. Allah kita tidak akan membiarkan kita dipermalukan, terlebih dibinasakan. Allah akan dipihak kita, sipakah yang dapat melawan kita?

Kedua,marilah kita menanti kedatangan Yesus kali kedua dengan iman dan pengharapan yang penuh. Nubuatan Bileam telah terjadi dengan kelahiran Yesus di Betlehem. Saat ini kita bukan lagi menanti Mesias datangke bumi ini melainkan kita sedang menanti kedatangan Yesus kali kedua untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

Ketiga,marilah kita mengisi masa penantian ini dengan terus berkarya yang terbaik untuk TUHAN dan sesama manusia. Menanti TUHAN datang kali kedua tidak dengan duduk berpangku tangan, melainkan bekerja untuk memuliakan TUHAN. Karya kita yang terbaik menjadi hasil masa penantian kita akan kedatangan Yesus kali kedua.

Selamat Advent I!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...