Sabtu, 03 April 2021

KOTBAH PASKAH I Minggu, 04 April 2021 “KUASA KEBANGKITAN YESUS” (Markus 16:9-18)

 KOTBAH PASKAH I

Minggu, 04 April 2021

 

“KUASA KEBANGKITAN YESUS”

Kotbah: Markus 16:9-18     Bacaan: Yohanes 20:1-10




 

Hari ini kita merayakan Kebangkitan Yesus Kristus dari alam maut. Yesus bangkit mengalahkan segala kuasa kematian. Kebangkitan Yesus menjadi suatu kemenangan atas kuasa kematian. Kita harus menggunakan ucapan yang baik dan benar dalam masa Kebangkitan Yesus ini. Kita tidak sedang merayakan “Happy Easter” tetapi kita sedang merayakan “Happy Passover”[1] Happy Easter adalah memperingati kebangkitan dewi Ishtar sedangkan Happy Passover memperingati hari kebangkitan Yesus yang membebaskan kita dari kuasa kematian.

 

Pada Ibadah Paskah I ini kita akan membahas tema “Kuasa Kebangkitan Yesus”. Tema ini penting kita bahas karena ada banyak orang tidak percaya akan kebangkitan Yesus. Para murid pada awalnya tidak memercayai berita kebangkitan Yesus itu. Ketika para perempuan kembali dari kubur Yesus dan mengatakan bahwa Yesus tidak berada di dalam kuburan-Nya, para murid tidak percaya akan berita itu. Lalu Petrus secara diam-diam pergi ke kuburan Yesus untuk membuktikannya. 

 

Dari perikope kotbah Paskah ini minimal ada 3 hal yang dapat kita pelajari, yakni:

 

Pertama, kita harus memercayai kebangkitan Yesus (ay. 12-14). Setelah kebangkitan Yesus, berita tentang kebangkitan-Nya langsung tersiar melalui penampakan Yesus kepada Maria Magdalena dan juga kepada dua orangyang dalam perjalanan. Apa yang mereka saksikan dan rasakan itu pula yang disampaikan pada murid-murid Yesus. Namun mereka tidak percaya akan apa kesaksian dari orang yang telah bertemu dengan Yesus yang hidup.

 

Bisa muncul pertanyaan “mengapa Yesus tidak langsung memberitakan kebangkitan-Nya langsung kepada murid-murid-Nya?” Mengapa Yesus menyatakan kebangkitan-Nya pertama kepada orang lain? Jawabnya adalah Tuhan Yesus punya maksud yang dalam yakni:

a.  Bahwa lebih baik orang-orang yang ada di luar murid Yesus yang lebih dahulu mengetahuinya, sebab jika murid-murid-Nya yang mengetahui lebih dulu, maka berita yang mereka sampaikan nantinya akan sulit dipercayai, karena bisa saja orang lain menganggap murid Yesus sedang berhalusinasi karena kesedihan.

b.  Karena kebangkitan Yesus menjadi inti dari iman para pengikut Yesus, maka sangat penting bagi Yesus benar-benar mempersiapkan murid-murid-Nya memahami dan mempercayai dengan baik tentang kebangkitan Yesus. Bahwa murid-murid Yesus memang benar-benar teguh meyakini, menyaksikan, melihat dan menggumuli apa yang telah terjadi pada Yesus, bahwa Yesus telah bangkit dari kematian.

 

Hal ini menjadi sangat penting, sebagaimana kita melihat bagaimana murid-murid Yesus saja yang telah bersama-sama melayani dengan Yesus memperlihatkan ketidakpercayaannya pada hari kebangkitan Yesus, maka pertanyaannya, bagaimana pula dengan kita saat ini, dan bagaimana pula puluhan ribu tahun yang akan datang. apakah pengikut Yesus akan tetap memiliki iman yang teguh tentang kebangkitan Yesus?

 

Yesus meneguhkan kita, sebagaimana dikatakan-Nya kepada Tomas: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” (Yoh. 20:29).

 

Maka yang menjadi pertanyaan untuk kita gumuli saat ini adalah: “Apakah kebangkitan Yesus memiliki relevansi dengan hidup kita saat ini?”; “Sejauhmana kebangkitan Yesus itu berdampak pada kita?” Atau jangan-jangan kebangkitan Yesus itu sudah ditelan oleh rutinitas, hanya memperlihatkan kepercayaan yang tidak berdampak apa-apa. Apakah Yesus memang benar-benar hidup pada diri kita?

 

Kedua, kita harus memberitakan Amanat Agung (ay. 15-16). Setelah para murid Yesus mempercayai akan apa yang telah terjadi, maka Yesus memberikan Amanat Agung-Nya. Amanat ini menjadi tugas setiap orang percaya, bahwa setiap orang beriman harus memberitakan Kabar Baik. Kabar Baik itu adalah tongkat estafet yang harus dibawa dan dilanjutkan. Jika kita mempercayai kebangkitan Yesus, maka beritakanlah, saksikanlah. 

 

Dalam buku Markus ini, Amanat Agung Yesus memiliki ciri khas, bahwa kabar baik itu harus diberitakan kepada segala mahluk, maka tumbuh-tumbuhan dan binatang bahkan semua alam semesta harus diberitakan tentang kebangkitan Yesus.

 

Artinya di sini bahwa setiap orang percaya harus memakai kehidupannya menjadi hidup yang bersaksi, yang memberitakan firman Tuhan dalam segala lini kehidupan. Dengan penuh keyakinan kita memberitakan bahwa satu-satunya keselamatan bagi dunia ini adalah percaya kepada Yesus, diluar kepercayaan kepada Yesus adalah hukuman. Mau selamat? Ikut Yesus, percaya kepada kebangkitan Yesus. Maka jika dikatakan percaya, beriman kepada Yesus maka harus berbuat sesuatu.

 

Mengapa Markus secara spesifik menulis “Beritakanlah Injil kepada segala makhluk” hal tersebut menunjuk pada budaya dan persepsi yang berlaku pada masa itu. Sebagaimana kita ketahui Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi dan Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (non Yahudi). Orang Yahudi menganggap bangsanya sendiri sebagai bangsa pilihan, dan apabila mereka mengatakan “sesama manusia” mereka mengartikannya secara sempit hanya sebatas “sesama Yahudi” saja. Dapat juga dipahami latar belakang penulisan istilah adalah bahwa Tuhan Yesus Kristus telah memberikan suatu amanat untuk mendirikan kerajaan-Nya di antara semua manusia, baik Yahudi maupun non Yahudi dengan jalan memberitakan Injil-Nya yakni kabar baik tentang perdamaian dengan Allah melalui seorang pengantara yaitu Tuhan Yesus Kristus. Mereka harus memberitakan Injil yang sebelumnya terbatas hanya pada domba-domba yang hilang dari umat Israel, dan mereka dilarang menyimpang ke jalan bangsa lain. Sekarang amanat kepada mereka diperluas dan mereka diberikan wewenang untuk pergi ke seluruh penjuru dunia. Ke semua bagian dunia untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk, baik itu kepada orang Yahudi dan non Yahudi, tentang berita keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus.

 

Ketiga, kita harus memiliki kuasa (ay. 17-18). Bahwa kebangkitan Yesus telah memberikan kuasa dan kemampuan kepada setiap orang yang percaya, yaitu kemampuan dan kuasa yang berasal dari luar kemampuan manusia. Jika hanya mengandalkan kemampuan diri kita sebagai manusia tentu kita tidak akan mampu menjadi orang percaya. Tetapi Tuhan memberikan kepada kita kekuatan dan perlindungan Tuhan untuk memampukan untuk dapat hidup dalam iman percaya kita.

 

Kemampuan apakah yang diberikan TUHAN kepada kita pada peristiwa Paskah ini? Ada 5 tanda yang menyertai orang-orang yang percaya, yaitu:

1. Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku

2. Mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka

3. Mereka akan memegang ular

4. Sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka

5. Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh

 

Namun kita harus mengingat bahwa tanda-tanda ini bukan harus dimiliki oleh semua orang percaya. Kita bisa memiliki satu dari antara kelimanya, atau bisa dua, atau pun bisa saja sama sekali tidak punya salah satu daripadanya. Artinya, kuasa yang diberikan Yesus itu akan kita terima jika kita mau menggunakannya dalam kesaksian kita kepada orang lain.

 

Dalam perkembangan iman jemaat saat ini bisa saja kita temukan golongan Kristen yang menonjolkan tanda pertama, kedua, dan kelima, yaitu: mengusir setan, bahasa baru, dan penyembuhan. Namun tidak banyak (walaupun ada) yang mau menyinggung tanda ketiga dan keempat: memegang ular dan minum racun maut. Tetapi sebenarnya, kalau mereka mau konsisten, maka tanda ketiga dan keempat ini juga harus menyertai mereka. Memang ada kelompok-kelompok kecil yang mengadakan pemegangan ular dalam acara kebaktian, tetapi beberapa tahun terakhir ini malah menjadi berita karena ada beberapa yang mati setelah tergigit ular. Terakhir, Jamie Coots (Februari 2014), seorang pengkhotbah Pantekosta yang bermain ular sebagai bagian dari kebaktiannya, mati setelah digigit salah satu ular yang dia pegang. Hal ini sama sekali tidak memuliakan Tuhan, sebaliknya mempermalukan kekristenan secara keseluruhan, karena orang-orang sekuler menyamakan semua orang Kristen dengan kelompok yang salah menafsir Alkitab itu.

 

Kita jangan terjebak soal penonjolan salah satu dari kelima kuasa dan tanda itu. Kuasa dan tanda itu diberkan sebagai penguat akan kesaksian kita kepada orang percaya saja. Jika pun tidak ada tanda itu pada kita, bukan berarti kita tidak bisa bersaksi tentang Yesus yang bangkit itu. Kita bisa bersaksi dan menyaksikan Yesus yang bangkit itu walau tidak punya kuasa dari kelima tadi.

 

RENUNGAN

Apa yang hendak kita renungkan dari perayaan Paskah hari ini?

 

Pertama, peristiwa Paskah adalah fakta sejarah yang harus kita yakini dan Imani sebagai bukti bahwa Yesus sudah bangkit mengalahkan maut kematian. Dengan kebangkitan-Nya kita memiliki harapan bahwa kita pun akan dibangkitkan bersama-Nya kelak untuk menuju ke kehidupan yang kekal.

 

Kedua, peristiwa Paskah harus kita tindak lanjuti dengan memberitakan Kebangkitan-Nya kepada segala makhluk. Kebangkitan Yesus menjadi penyemangat baru bagi kita bahwa kita menjadi saksi-Nya untuk memberitakan pembebasan yang telah dibawa Yesus kepada segala ciptaan TUHAN di bumi ini.

 

Ketiga, peristiwa Paskah memberikan kuasa kepada kita untuk melaksanakan tugas pelayanan di tengah-tengah keluarga, Gereja dan masyarakat.

 

Selamat Merayakan Hari Kebangkitan Yesus. Tuhan Yesus memberkati.



[1]Kata Easter sendiri berasal dari salah satu kisah sejarah peradaban Babilonia. Jadi, cucu dari Nabi Nuh yaitu Nimrod, dikisahkan mendirikan sebuah kota yaitu Babilonia, di mana kota itu pada akhirnya menjadi salah satu peradaban awal yang terkenal di dunia. Nimrod ini sangat bejat, bahkan meniduri ibunya sendiri yaitu Dewi Semiramis, hingga mempunyai anak bernama Tamus. Karena kebejatannya tersebut, Nimrod dibunuh dan dimutilasi oleh rakyatnya sendiri. Nimrod sendiri akhirnya dipercaya oleh rakyat babilonia sebagai dewa Baal. Singkat cerita, Dewi Semiramis pemah menyatakan bahwa dirinya adalah seorang dewi yang jatuh dari bulan dalam bentuk telur raksasa yang jatuh di sungai Efrat (salah satu sungai yang mengalir di babilonia). Kemudian dewi Semiramis dikenal sebagai dewi Ishtar, atau dalam bahasa Inggris, Easter. Happy easter sebenarnya mempunyai makna yaitu kebangkitan dewi Ishtar, bukan kebangkitan Yesus Kristus. Sementara itu, passover berasal dari bahasa Inggris dari Alkitab, dalam kitab Keluaran. Passover/paskah adalah Allah membebaskan umat Israel yang dipimpin oleh Musa, dari perbudakan Mesir. Tradisi ini dilakukan dengan cara, umat israel mengoleskan darah anak domba, pada tiap masing - masing rumah umat israel. Tradisi ini dlakukan turun temurun, hingga perjamuan terakhir Yesus Kristus menjelang tradisi paskah umat Israel. Hingga keesokan harinya, Yesus dikhianati oleh rasul-Nya sendiri, Yudas Iskariot, hingga akhirnya Dia mati di kayu salib. Di sinilah makna paskah digenapi oleh Yesus, bahwa Ia lah Anak Domba Allah, yang rela mati di kayu salib, untuk menebus dosa manusia, hari ketiga Yesus bangkit dari kubur-Nya. Hingga saat ini, perayaan paskah dirayakan sebagai hari kebangkitan Yesus Kristus, bukan lagi sebagai peristiwa keluarnya bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Nah, setelah mengetahui arti dari passover dan easter, maka sebaiknya ketika kita mengucapkan selamat paskah dalam bahasa Inggris, ucapkanlah “Happy Passover”, bukan “Happy Easter”.

 

 

 

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...