Senin, 30 Desember 2019

KOTBAH AKHIR TAHUN Selasa, 31 Desember 2019 “ALLAH DI PIHAK KITA”

Selasa, 31 Desember 2019

Kotbah: Roma 8:31-39 Bacaan: Yesaya 30:15-18



Hari ini kita akan mengakhiri peziarahan kita di tahun 2019. Beberapa jam lagi kita akan melewati 2019 dan menyongsong memasuki Tahun Baru 2020. Dalam Ibadah Akhir Tahun ini tema yang akan kita bahas adalah “ALLAH di Pihak Kita”. Tentu kita semua menyadari bahwa bukan karena kemampuan dan kehebatan kita untuk bisa sampai pada akhir tahun ini. Itu semua karena anugerah TUHAN semata. Itu karena TUHAN berada di pihak kita selama menjalani hari-hari kehidupan kita hingga malam ini. Dari 365 hari yang kita lewati tak satu hari pun kita lewati tanpa pergumulan dan persoalan. Tetapi karena ALLAH di pihak kita, maka kita setiap hari mengalami kemenangan demi kemenangan. Kemenangan orang percaya tidak ditentukan oleh berapa lama ia menjadi orang Kristen, atau seberapa aktif ia terlibat dalam pelayanan di gereja;  tetapi kemenangan sepenuhnya ditentukan oleh faktor iman,  "sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?"  (1 Yoh. 5:4-5).  

Berbicara tentang iman tak lepas dari apa yang disebut ketaatan,  "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati"  (Yak. 2:17).  Asal kita hidup taat maka tak ada yang perlu ditakutkan!  Sebab kemenangan kita bukan tergantung keadaan yang ada di sekeliling, tetapi tergantung seberapa dekat hubungan kita dengan Tuhan, karena Tuhanlah yang membawa kita kepada jalan kemenangan.  "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?"  (ay. 31).  Kata lawan bisa berbicara tentang masalah, kesulitan, penderitaan, atau orang-orang yang merancang kejahatan terhadap kita. Mengapa masih banyak orang Kristen yang hidup dalam kekalahan?  Karena mereka tidak memahami benar siapa dirinya di dalam Tuhan.  Ini terjadi karena mereka tidak memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan  (ay. 33).  Artinya kita ini sangat berharga dan istimewa di mata Tuhan.  Pemazmur berkata,  "Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus"  (Mzm. 65:5).

Hidup kita pun adalah sebuah perlombaan. Namun, perlombaan yang kita ikuti berbeda dengan jenis perlombaan yang disiapkan oleh dunia ini. Perlombaan kita adalah perlombaan iman. Perlombaan dalam arena rohani. Lawan atau musuh kita bukan manusia, tetapi Iblis dan sekutunya. Pelombaan ini wajib kita lakukan. Penulis Ibrani menulis demikian: "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita" (Ibr. 12:1).

Dalam setiap perlombaan, apapun jenis perlombaannya, setiap peserta menghendaki supaya ia keluar sebagai pemenang. Itu sebabnya berbagai cara ditempuh. Latihan yang terus-menerus. Mempersiapkan mental. Mencari tahu kekuatan dan kelemahan lawan. Dan berbagai persiapan lainnya. Semua itu dilakukan, tujuan hanya satu yaitu menjadi pemenang dan merebut piala atau medali atau hadiah. Tentu dalam perlombaan yang diwajibkan untuk kita ikuti, kita juga berharap untuk menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah atau medali atau piala. Namun, kita bukan hanya sekedar menjadi pemenang, tetapi kita harus lebih dari pemenang. Mengapa kita harus lebih dari pemenang? Bagaimana kita bisa lebih dari pemenang? Apa saja jaminannya, sehingga kita bisa lebih dari pemenang? 

Ada beberap hal yang harus kita miliki agar kita bisa menjadi pemenang yang tangguh, yakni: 

Pertama, kita harus memiliki Roh Kudus di dalam hati kita. Rasul Paulus menulis demikian: "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan" (ay. 26). Rasul Paulus menegaskan bahwa kita adalah manusia yang lemah, terbatas dan tidak mampu untuk mengikuti perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Dan kita sendiri tidak tahu bagaimana harus berlomba karena perlombaan yang kita ikuti sangat keras, berbahaya dan penuh resiko. Namun, dalam semua keadaan kita yang lemah itu, ada Roh Kudus yang menolong kita. Roh Kudus yang ada di dalam hati kita, Dialah yang senantiasa menguatkan dan menghibur kita dalam menjalani perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Roh Kuduslah yang menjamin bahwa kita akan keluar sebagai pemenang dan menjadikan kita lebih dari pemenang. 

Kedua, kita harus  memiliki rancangan Allah. Kita lebih dari pemenang, bukan saja karena kita memiliki Roh Kudus di dalam hati kita, tetapi juga karena kita memiliki rancangan Allah dalam hidup kita. Melalui nabi Yeremia, Allah memberitahukan tentang rancangan-Nya bagi kita.  Oleh bimbingan  dan iluminasi Roh Kudus, Yeremia menulisnya demikian, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yer. 29:11). Rancangan Allah bagi kita adalah rancangan damai sejahtera. Tidak pernah Allah membuat rancangan yang akan menghancurkan hidup dan masa depan kita. Secara total hidup kita dirancang Allah sedemikian rupa dan kita tahu bahwa tidak ada rancangan Allah yang gagal bagi hidup dan masa depan kita.  Ayub dalam pergumulan dan penderitaannya yang dahsyat, pada akhirnya berkata demikian, "Maka jawab Ayub kepada TUHAN: "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal" (Ayb. 42:1-2). Rancangan Allah itulah yang membuat hidup kita lebih dari pemenang. Sebagai pemenang dalam sebuah perlombaan, seorang atlit akan menerima mahkota. Namun, mahkota yang diterimanya adalah mahkota yang fana, hanya sementara saja. Tetapi kita yang hidup dalam rancangan Allah, akan menerima mahkota yang tidak akan layu, mahkota yang abadi. Inilah yang dimaksud oleh Rasul Paulus bahwa kita ini lebih dari pemenang sebuah perlombaan. 

Ketiga, kita harus memiliki kasih Allah. Kita lebih dari pemenang, selain karena ada Roh Kudus dalam hati kita, memiliki rancangan damai sejahtera Allah yang sempurna, kita lebih dari pemenang karena memiliki kasih Allah. Rasul Paulus menulis, "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita" - Roma 8:37. Allah mengasihi kita dengan kasih yang sempurna dan abadi. Itu sebabnya tidak ada apa dan siapa pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang sempurna dan abadi itu. Rasul Paulus tegaskan demikian, "Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan atau bahaya, atau pedang? ... Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (ay. 35, 38-39). Jadi, kita lebih dari pemenang karena ada Roh Kudus di dalam hati kita. Selain itu, kita juga lebih dari pemenang karena kita ada dalam rancangan Allah yang sempurna dan abadi bagi hidup kita. Dan kita lebih dari pemenang karena kita memiliki kasih Allah. 

Keempat, kita harus menyadari kehadiran Allah di hidup kita ( ay. 31-32). Kalau di di sepanjang tahun 2019 kita pernah menghadapi masalah, maka, kita berharap Tahun Baru 2020 yang akan datang ini menjadi Tahun Kemenangan bagi kita. Itu sebabnya, Rasul Paulus mengatakan dengan pasti bahwa jika Allah dipihak kita, maka tidak ada yang dapat melawan kita, Masalah artinya Manusia sadarlah ada Allah. Ketika kita menyadari kehadiran ALLAH dihidup kita maka kita menjadi orang yang  lebih dari pemenang. 

Kelima, kita tidak boleh terpisah dari Kasih Allah (ay. 35-39). Apakah kita saat ini menghadapi pergumulan yang berat? Ingatlah masalah dan pergumulan itu tidak akan  dapat memisahkan kita dari Kasih Kristus. Jangan membuat kita lemah, putus asa dan menyerah pada keadaan dalam segala perkara kita tahu Tuhan selalu beserta dan membela kita bahkan memberi kita kemenangan, kemenangan atas setan, kemenagan atas sakit penyakit, kemenangan atas penderitaan sebab Dia Allah yang turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kiranya TUHAN  menuntun kita untuk mengakhiri 2019 ini, dan berharap TUHAN memberi kita kesempatan memasuki Tahun Baru 2020 dengan kemenangan hari demi hari karena kita percaya orang yang berharap kepada Tuhan tidak akan dipermalukan-Nya dan orang yang selalu mengandalkan Tuhan pasti diberkati-Nya. (rsnh)

Selamat Mengakhiri 2019 dan Songsonglah Tahun Baru 2020

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...