Senin, 18 November 2019

Renungan hari ini: MENGHADAPI ORANG YANG TIDAK MENYUKAI KITA

Renungan hari ini: 

MENGHADAPI ORANG YANG TIDAK MENYUKAI KITA



Pengkhotbah 4:16 (TB) "Tiada habis-habisnya rakyat yang dipimpinnya, namun orang yang datang kemudian tidak menyukai dia. Oleh sebab itu, ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin" 

Ecclesiastes 4:16 (NET) "There is no end to all the people nor to the past generations, yet future generations will not rejoice in him. This also is profitless and like chasing the wind” 

Di mana pun kita berada tidak akan pernah luput dari pro dan kontra. Jangankan berada di dunia luar dengan banyak keragaman, bahkan didalam keluarga pun pro-kontra tetap akan terjadi. Pro-kontra adalah hal lumrah yang terus akan kita temui sepanjang hayat masih dikandung badan. Namun hanya orang-orang dewasa yang mampu tetap berdiri tegak dengan prinsip dan kebaikan yang melekat pada dirinya.

Apakah kamu pernah merasa sangat terganggu dengan keberadaan orang-orangyang tidak menyukaimu? Tidak mudah memang menghadapi sekelompok orang yang tidak menyukai kita, dengan berbuat baik saja terkadang masih dianggap salah apalagi melakukan kesalahn, akan menjadi viral dan diperbincangkan dimana-mana. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam menghadapi mereka yang tidak menyukai kita:

Pertama, tak semua orang harus menerima kita. Sadari dalam diri  bahwa kita tidak bisa menyukai setiap orang yang ada disekitar kita begitu pun orang lain. Mereka berhak untuk menyukai atau tidak menyukai siapapun namun tentu saja sebagai orang yang berakal dan berhati nurani wajib mengendalikan prasangka untuk tetap menghargai mereka yang bahkan tidak menyukai kita. Ketika kita menerima dengan ikhlas bahwa tidak semua orang harus menerima kita maka lepaslah beban hidup kita. 

Kedua,  fokus pada kebaikan diri sendiri. Hidup itu kita yang menjalani dan orang lain yang berkomentar. Statement ini menjadi pengingat untuk kita, tidak hanya pada saat menanggapi kometar orang lain namun juga kita tanyakan pada diri kita sendiri, jangan-jangan kita sendiri termasuk orang yang senang mengomentari hidup orang lain. Pada saat remaja dulu, kita mungkin termasuk orang yang reaktif, sedikit saja orang berkomentar maka akan kita akan balas. Tapi seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidup, semakin kita sadar bahwa perilaku tersebut tidak tepat, tidak akan ada habisnya menanggapi orang-orang yang hobinya memang menguliti privasi orang lain. Fokus pada kebaikan diri sendiri, karir, pendidikan, dan menjadi orang yang bermanfaat sudah cukup membuat hari kita sibuk dan lupa untuk mengomentari hidup orang lain.

Ketiga,  berbuat baik cerminan diri kita. Tetap bersikap baik kepada orang yang bahkan sangat membenci mu. Bukankah orangtua kita selalu mengajarkan untuk berbuat kebaikan? Niatkan berbuat baik ini untuk menolong mu sendiri atau menunaikan amanah orangtua. Sikap buruknya akan menjadi amal dan sahabat baik dalam hidupnya. Saat kita menanamkan kebaikan maka sahabat yang akan menolong kita di masa depan adalah kebaikan. Sebaliknya saat memelihara keburukan maka sahabat yang akan menemani masa depan kita adalah keburukan itu sendiri.“Pembalasan paling pahit dari sebuah keburukan adalah dengan mengacuhkan dan tak memperdulikannya.” Karena itu, bijaklah menghadapi orang yang membenci kita. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...