Renungan hari ini:
BERTEKUN DALAM IMAN
Kolose 1:23a (TB) "Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman…"
Colossians 1:23a (NET) “If indeed you remain in the faith…”
Ketekunan adalah kunci keberhasilan. Orang yang tekun pada akhirnya akan berhasil dan sukses.Dalam hidup ini tidak semuanya dapat diraih secara cepat dan instan, terkadang kita membutuhkan ketekunan supaya dapat meraih apa yang kita inginkan. Ada banyak hal dalam hidup ini yang harus membuat kita tetap sabar dan bertekun. Ketika menghadapi masalah kita juga harus tetap bertekun di dalam iman , pengharapan sambil terus percaya kepada Tuhan, bahkan kita juga bertekun dalam menanti pertolongan Tuhan. Karena Ia pasti akan menolong kita tepat pada waktu-Nya, jadi jangan pernah takut untuk mengandalkan serta bertekun di dalam Yesus.
Seperti saat Ayub mengalami pencobaan dan musibah yang besar, Ayub tetap bertekun di dalam Tuhan dan pada akhirnya hidupnya dipulihkan dan diberkati. Apapun masalah yang terjadi tetaplah tinggal di dalam Tuhan sampai pertolonganNya tiba bagi kita. kemudian bertekun dalam doa, banyak orang pada waktu berdoa ingin doanya segera dijawab namun Tuhan memiliki waktu yang terbaik, Ia ingin kita memiliki ketekunan, dan kesabaran di dalam doa. Saat doa belum terjawab tetaplah bertekun dan jangan jemu-jemu, sebab sampai hari ini Tuhan selalu mendengar doa umatNya. Yang diperlukan hanyalah iman percaya serta ketekunan. Tidak peduli berapa lamanya kita berdoa , sebab Tuhan tidak terbatasi oleh apapun, tepat pada waktuNya Tuhan pasti akan menjawab.
Ketekunan juga diperlukan saat kita ingin meraih sebuah tujuan atau impian. kesuksesan tidak dapat diraih hanya dengan waktu yang cepat sebab di dalamnya dibutuhkan keuletan, kegigihan serta ketekunan. Seperti halnya seorang atlit ketika hendak meraih kemenangan maka sebelumnya harus sering berlatih. Bahkan adakalanya kita mengalami kegagalan, namun kita tidak boleh terpuruk, tetapi harus bangkit kembali sebab kegagalan adalah batu loncatan untuk meraih kemenenagan.
Jangan mudah menyerah sebab Tuhan menjadikan kita sebagai orang yang menang dan bukan yang kalah. Kerjakan terus bagian kita dengan ketekunan, selebihnya Tuhan yang akan berkarya di dalam kita. Dengan bertekun hal ini ibarat seperti penabur yang pada waktunya nanti akan menuai hasilnya. Namun jangan pernah lupa bahwa di dalam setiap usaha yang kita lakukan tetaplah andalkan Yesus saja sebab hanya Dia yang akan memampukan kita untuk dapat meraih segalanya,Tuhanlah yang akan menuntun kita kepada kebenaran.
Iman adalah respon positif manusia terhadap anugerah Allah. Iman tidak tumbuh secara otomatis. Iman adalah sesuatu yang dinamis dan aktif. Kesejatian iman akan nampak dalam pikiran, sikap dan tindakan. Nats Alkitab hari ini memperlihatkan proses Ilahi yang dilakukan Yesus untuk mengubah segala sesuatu menjadi baru: Pribadi Kristus mendamaikan segala sesuatu (termasuk manusia berdosa) dalam tubuh jasmani-Nya di atas kayu salib, kemudian Ia memposisikan kita sebagai pribadi yang kudus, tak bercela dan tak bercacat (ay. 15:22).
Posisi baru sebagai orang kudus dan berkenan di hadapan Allah tersebut merupakan anugerah Allah yang kita terima karena iman, bukan karena perbuatan baik atau kesalehan kita. Sudah seharusnya kita mengucap syukur kepada-Nya dan bertanggung jawab dengan posisi tersebut. Di ayat 23 kemudian Paulus menunjukkan jalan hidup yang seharusnya sebagai wujud tanggung jawab anugerah dan posisi yang telah dimiliki orang-orang Kristen. Tanggung jawab itu adalah bertekun dalam iman.
Dibutuhkan tekad yang kuat untuk bisa hidup sesuai dengan posisi sebagai orang kudus di tengah-tengah dunia yang cemar dan gelap. Akan ada banyak cobaan, godaan dan tantangan serta berbagai penderitaan yang mencoba menarik kita tetap dalam hidup kita yang lama. Maka tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bertekun dalam iman. Tidak ada jalan mudah dan cepat, kita harus berani membuat komitmen, ulet, tegas dan tidak mau kompromi dengan pengajaran-pengajaran yang bertentangan dengan Injil Yesus.
Bertekun dalam iman secara alami berarti meneladani berbagai ketekunan jemaat mula-mula. Tetapi secara pribadi kita bisa membangun kebiasaan kudus dengan cara menghayati (dan memeditasikan) pribadi Kristus sebagaimana telah dijelaskan di ayat 15-22 dan pengorbanan-Nya yang sudah membayar lunas semua dosa dan masalah hidup kita. Dengan cara demikian kita selalu diarahkan untuk fokus pada kasih karunai Allah yang menjadi dasar seluruh kehidupan kita. Dengan kasih karunia-Nya kita tidak akan menyerah kalah dengan berbagai tantangan, tetapi kita akan tetap teguh berdiri dalam pengharapan kita. Karena itu, teruslah bertekun dalam iman agar kita pada akhirnya beroleh mahkota kehidupan. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN