Renungan hari ini:
“LIDIA DAN PENGALAMAN PERTOBATANNYA”
Kisah Para Rasul 16:14 (TB2) "Salah seorang perempuan yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia berasal dari kota Tiatira dan ia seorang penjual kain ungu, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus"
Acts 16:14 (NET) "A woman named Lydia, a dealer in purple cloth from the city of Thyatira, a God-fearing woman, listened to us. The Lord opened her heart to respond to what Paul was saying"
Nas hari ini mengajak kita untuk merenungkan beberapa hal penting terkait dengan sosok Lidia dan pengalaman pertobatannya. Dalam ayat ini, Lidia digambarkan sebagai seorang perempuan yang tidak hanya berdagang kain ungu, yang melambangkan status sosial dan kemakmuran, tetapi juga sebagai seseorang yang beribadah kepada Allah. Walaupun Lidia sudah memiliki iman, ada peran Allah yang sangat besar dalam membukakan hatinya untuk menerima berita Injil yang disampaikan oleh Paulus.
Pertama, kita bisa melihat pentingnya sikap mendengarkan. Lidia turut mendengarkan ketika Paulus berbicara. Mendengarkan dengan sungguh-sungguh adalah langkah awal dalam menerima kebenaran firman Tuhan. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu membuka telinga dan hati kita kepada firman Tuhan, karena bisa saja melalui situasi sehari-hari Tuhan berbicara kepada kita melalui orang-orang di sekitar kita atau melalui firman yang kita dengarkan.
Kedua, ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan yang membuka hati seseorang untuk menerima firman-Nya. Lidia tidak hanya mendengarkan, tetapi Tuhan turut bekerja di dalam hatinya. Ini adalah pengingat bahwa pertobatan atau penerimaan firman bukan semata-mata usaha manusia, tetapi juga karya Tuhan. Peran Tuhan dalam setiap proses pembaruan hidup sangatlah besar, karena Dialah yang memampukan hati kita untuk menanggapi kebenaran dengan iman.
Ketiga, kehidupan Lidia setelah pertobatannya mencerminkan pentingnya tindakan nyata setelah mendengar dan menerima firman Tuhan. Setelah Tuhan membuka hatinya, ia bukan hanya memperhatikan apa yang dikatakan Paulus, tetapi ia juga bertindak berdasarkan iman itu. Dia membuka rumahnya bagi Paulus dan tim misi, menjadikannya contoh bagaimana kita, sebagai orang percaya, seharusnya bertindak setelah menerima firman Tuhan—menyambut sesama, melayani, dan menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Dari Kisah Para Rasul 16:14, ada beberapa hal penting yang bisa direnungkan, terutama tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam hati manusia dan respons kita terhadap panggilan-Nya.
Pertama, sikap mendengarkan. Lidia digambarkan sebagai seseorang yang "turut mendengarkan." Ini mengajarkan kita pentingnya sikap terbuka untuk mendengar firman Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita diundang untuk menjadi pendengar yang aktif, membuka telinga dan hati kita terhadap pesan Tuhan. Tanpa sikap mendengarkan yang sungguh-sungguh, mungkin kita akan melewatkan panggilan atau arahan yang Tuhan berikan dalam hidup kita.
Kedua, keberadaan Lidia sebagai seorang pedagang dan penyembah Allah. Lidia adalah seorang yang memiliki status sosial sebagai penjual kain ungu, sebuah komoditas yang sangat berharga pada masa itu. Namun, terlepas dari status sosial dan ekonominya, dia tetap memiliki kesetiaan untuk beribadah kepada Allah. Ini mengingatkan kita bahwa iman dan ibadah tidak terbatas pada status atau posisi kita dalam masyarakat. Lidia menjadi contoh bahwa siapapun kita, kita dipanggil untuk beribadah dan memiliki relasi yang benar dengan Tuhan.
Ketiga, karya Tuhan dalam membuka hati. Frasa "Tuhan membuka hatinya" sangat signifikan. Ini menunjukkan bahwa penerimaan akan firman Tuhan bukan hanya hasil usaha manusia, tetapi juga karya Roh Kudus dalam hidup seseorang. Dalam hal ini, kita diingatkan bahwa pertobatan dan pemahaman firman Tuhan adalah anugerah dari Allah. Oleh karena itu, kita harus bersyukur dan terus berdoa agar Tuhan senantiasa membuka hati kita dan hati orang-orang di sekitar kita agar bisa menerima kebenaran-Nya.
Keempat, respons Lidia, perhatian dan tindakan. Setelah Tuhan membuka hatinya, Lidia "memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus." Ini menekankan pentingnya respons yang benar terhadap firman Tuhan. Ketika Tuhan berbicara dan kita mendengar, bagaimana kita merespons adalah hal yang krusial. Perhatian Lidia tidak berhenti pada mendengar, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata setelahnya, seperti menjamu Paulus dan mendukung misi para rasul. Kita pun dipanggil untuk merespons firman Tuhan dengan tindakan iman yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dari kisah Lidia, kita diingatkan untuk selalu memiliki hati yang terbuka bagi firman Tuhan, mendengarkan dengan sungguh-sungguh, dan siap untuk bertindak dalam iman, dengan menyadari bahwa semua proses itu adalah pekerjaan Tuhan dalam hidup kita. Karena itu, renungan ini mengingatkan kita akan pentingnya membuka diri kepada Tuhan, mendengarkan dengan hati yang terbuka, serta merespons dengan iman dan tindakan. Kita diajak untuk selalu siap ketika Tuhan mengetuk hati kita, karena setiap kesempatan mendengarkan firman-Nya adalah momen penting di mana Tuhan ingin bekerja dalam hidup kita. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN