Minggu, 28 Nopember 2021
“MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN”
Kotbah: 1 Tesalonika 3:9-13 Bacaan: Yeremia 33:14-16
Minggu ini kita memasuki Minggu Advent I. Tema yang akan kita renungkan adalah “Menyambut Kedatangan TUHAN dalam Kekudusan”. Hidup kudus dalam rangka menyambut kedatangan Yesus kali kedua merupakan hal penting kita bahas. Karena tuntutan hidup kudus merupakan hal penting dalam iman Kristen. Di dalam 1 Petrus 1:16 “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus”. Alkitab dengan jelas menekankan hidup kudus dan tak bercacat untuk umat Penjanjian Baru yang hidup di akhir zaman. “Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhaan kita dengan semua orang kudus-Nya” (1Tes. 3:13). “Jadi jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. “Sebab itu saudara-saudara yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya dalam perdamaian dengan Dia” (1 Petrus 3:11-14). Dari keterangan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa tuntutan Allah kepada kita umat-Nya yang hidup di akhir zaman adalah kita harus berusaha hidup tidak bercela atau hidup kudus. “Usahakanlah dirimu supaya sempurna” (2 Kor. 13:11b).
Dalam kekudusan berbeda dengan dalam pengudusan. Tentu saja, kekudusan maupun pengudusan mengacu kepada unsur yang kudus. Kekudusan mengacu kepada unsurnya sendiri, sedangkan pengudusan mengacu kepada proses dijadikan kudus yakni proses dikuduskan. Suatu proses berjalan terus membuat kita kudus; proses ini disebut pengudusan. Jadi, berada dalam kekudusan ialah berada dalam unsur kudus, dan berada dalam pengudusan ialah berada dalam proses dikuduskan.
Penyelamatan Allah berada dalam pengudusan. Ini berarti bahwa penyelamatan Allah melibatkan proses yang terus-menerus, yang melaluinya kita dijadikan kudus. Ketika proses ini terjadi, kita menikmati kuasa penyelamatan Allah. Kekudusan ialah unsur sifat kudus Allah. Di dalam unsur inilah kita tak bercacat.
Pertanyaan kita sekarang adalah apakah yang harus kita lakukan dalam rangka menanti kedatangan TUHAN kali kedua?
Pertama, kita harus hidup dalam kekudusan. Kita harus hidup kudus. Kita diingatkan untuk hidup kudus dalam segala kehidupan kita sama seperti Allah yang kudus, yang telah memanggil kita (1 Ptr. 1:15-16). Ini berarti bahwa kita telah meninggalkan cara hidupkita yang sia-sia dan hidup berkenan kepada Allah yang memanggil kita untuk melakukan apa yang kudus (1 Tes 4:1-7). Sebab pada kedatangan-Nya kita diharapkan tak bercacat dan kudus, dihadapan Allah dan Bapa (1 Tes 3:13).
Kedua, kita harus hidup sesuai dengan kehendak Allah. Kehidupan yang kudus adalah kehendak Allah (1 Tes 4:3). Dahulu kita hidup dalam kebodohan, tidak mengerti kehendaknya, kita boroskan untuk keinginan manusia,bukan menurut kehendakn-Nya (1 Ptr. 4:2-3). Hanya oleh kemurahan-Nya saja kita telah di ubah dan berkenan untuk mempersembahkan hidupkita bagi Dia. Ketika kita di perbaharui sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak-Nya; apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan yang sempurna (Rm. 12:1-2).
Ketiga, kita harus hidup untuk Tuhan. Karya Kristus telah mengubah hidup kita dari hidup yang berpusat padadiri sendiri menjadi hidup yang berpusat pada Kristus (2 Kor. 5: 14-15). Kita tidakmungkin hidup untuk Dia jika kita hidup sembarangan karena tidak mengerti kehendak-Nya. Ada mahkota kebenaran bagi jidup yang benar dan setia demi kerajaan-Nya mengerjakan tugas panggilan pekeraan Allah selama menantikan kedatangan-Nya (2 Tim. 4:1-8). Karena itu, marilah kita menyambut kedatangan Yesus kali kedua dalam kekudusan. (rsnh)
Selamat Merayakan Advent I!