Selasa, 13 April 2021

Renungan hari ini: “TUHAN TELAH MELAKUKAN PERKARA BESAR” (Mazmur 126:3)

 Renungan hari ini:

 

“TUHAN TELAH MELAKUKAN PERKARA BESAR”




 

Mazmur 126:3 (TB) "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita" 

 

Psalms 126:3 (NET) "The Lord did indeed accomplish great things for us. We were happy"

 

“TUHAN telah melakukan perkara besar” merupakan sebuah pernyataan pemazmur. Pernyataan ini lahir dari kesaksian hidupnya. TUHAN telah mengangkat dirinya menjadi seorang raja atas bangsa yang besar, TUHAN telah mengampuni dosa dan kejahatannya. Ada dua hal  yang menjadi kata kunci dalam memahami ayat ini, yakni:

 

Pertama, TUHAN telah melakukan perkara yang besar. Sejarah mencatat bahwa umat Tuhan kembali dari Babilonia tempat pembuangan dan penindasan menuju tanah perjanjian.  Bait suci yang didirikan Raja Salomo dihancurkan raja Nebuchadnesar akan dibangun kembali di Yerusalem. Itulah yang melatarbelakangi Mazmur 126:3 ini.  Peristiwa keluaran ini telah lama dinantikan umat dan akhirnya dapat terwujud.  Karena sebahagian dari mereka masih hidup dengan iman  dan pengharapan kepada Allah yang memilih mereka menjadi umat-Nya. Walaupun di antara mereka ada yang tidak dapat bertahan dalam pederitaan itu dan akhirnya menyembah dewa baal. Nabi-nabi pembuangan seperti Deutero Yesaya II, Hesekiel, dan Yeremia mengajak mereka untuk beribadah kepada Tuhan melalui kebaktian keluarga dan mendengar firman Allah. Termasuk Ezra sendiri mengajarkan Taurat Musa kepada mereka ketika dalam pembuangan. 

 

Maka melalui  kelepasan itu mereka menyadari mujizat Tuhan sangat nyata kepada umat Israel. Sebelum peristiwa kembali dari pembuangan Babilonia, umat Israel telah mengalami pembuangan pertama dari Mesir. Sehingga peristiwa keluaran bangsa Israel dari Babilonia merupakan pengulangan  sejarah sebagaimana pernah terjadi ketika berada di Mesir. Musa seorang pemimpin yang diutus Allah membebaskan umat Israel dari tangan Firaun (Kel. 3:1-9; 4:21-31). Semuanya itu menjadi bukti akan kesetiaan Allah kepada umat-Nya.

 

Dalam tradisi keluaran pertama dan kedua ini para imam dan para nabi mengajak umat Allah untuk selalu menyembah Allah dan menyanyikan puji-pujian dengan menggunakan tanduk binatang sebagai alat musik untuk memuji Tuhan. Itulah  sebabnya mereka merayakan tahun Yobel yang dimaknai sebagai tahun pembeasan budak, tahun sukacita bagi orang yang berutang dan miskin. Hal ini dilakukan setiap kali mereka memasuki tahun kelimapuluh (Imamat 25:8-13). 

 

Ketika umat Israel berada di pembuangan Babilonia, mereka menjadi bangsa yang terpuruik karena mereka tidak mampu melawan dan membebaskan perbudakan, pembuangan Babilonia. Namun Allah memakai bangsa lain, yaitu raja Koresy untuk melepaskan mereka dengan mengizinkan mereka kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali bait suci  (Ezr. 1:1-11; 3:1-7; 6:1-6). Itulah perkara yang besar yang dicatat oleh penulis-penulis Alkitab.

 

Kedua,  bersukacitalah. Penulis kitab Mazmur ini mengungkapkan sukacita umat Allah ketika mereka berhasil bebas dari penindasan karena Allah berbaik hati, Allah memaafkan kesalahan dan dosa mereka sehingga mereka dikembalikan ke negeri leluhur mereka di Yerusalem. Atas perbuatan Allah maka mereka sungguh melihat dan menyaksikan bagaimana perbuatan Allah yang ajaib itu melampaui akal sehat mereka. Seluruh umat  Allah yang keluar dari Babilonia bersukacita atas perbuatan Allah. Adapun sukacita mereka ialah bahwa mereka bukan lagi sebagai tawanan tetapi menjadi bangsa yang dimerdekakan. 

 

Untuk menjaga identitas mereka sebagai umat Tuhan, Allah mengadakan perjanjian yaitu agar mereka mendirikan kembali Bait Suci yang akan berfungsi sebagai identitas dan  simbol kemenangan sebagai umat Allah seperti  pada zaman Raja Salomo.  Atas tindakan Allah yang besar itu umat Allah merespon dengan puji-pujian, doa dan nyanyian untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan. Pemazmur mengajak semua umat Allah yang kembali dari pembuangan itu untuk menyambut perbuatan Allah. Atas dasar itulah mereka bersukacita, sebagaimana yang digambarkan oleh pemazmur dalam kitabnya.

 

Sebagai bangsa dan umat Tuhan, sebagai bangsa dan warga negara di mana kita berdomisi ternyata kita perlu bersyukur dan menyaksikan bagaimana kasih karunia Tuhan telah kita rasakan akhir-akhir ini. Sebab apa? Karena suara sumbang yang dilontarkan oleh para politisi yang menyatakan seolah kita sedang berada di ambang kehancuran, remuk, dan kemungkinan segera bubar ternyata tidak terbukti. 

 

Sebagai orang percaya, kita tidak perlu terombang-ambing, takut, dan cemas, sembari kita juga perlu menyiasati gejolak ekonomi, budaya, termasuk gonjang ganjing politik yang setiap hari dikumandangkan. Hendaknya kita semakin kokoh berdiri dan berpegang teguh pada ketetapan firman-Nya, meskipun dunia berlalu dengan segala isinya maupun perilakunya namun kebenaran Firman Tuhan tidak akan diambilnya dari hati, dan jiwa kita. Perkara besar akan terjadi pada diri orang yang menaruh harap hanya kepada tangan pengasihan Tuhan saja. Karena itu, bersukacitalah karena TUHAN telah melakukan perkara besar dalam hidup kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...