Minggu, 27 November 2022

Renungan hari ini: “JANGAN MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN” (1 Petrus 3:9)

 Renungan hari ini:

 

“JANGAN MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN”


 

1 Petrus 3:9 (TB) "Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat."

 

1 Peter 3:9 (NET) "Do not return evil for evil or insult for insult, but instead bless others because you were called to inherit a blessing"

 

Nasihat penulis Petrus dalam nas hari ini merupakan nasihat yang aktual bagi kita saat ini. Ada banyak kejahatan yang kita terima saat ini. Di chanel-chanel youtube para penghujat Yesus dan kekristenan berseliweran. Para polemikus agama mencoba menyerang kristenan dari teks-teks Kitab Suci Kristen itu sendiri. Orang Kristen tidak perlu bersikap reaksionis terhadap para penghujat Kristus dan kekristenan itu. Lebih baik kita memberikan respons yang baik dan positif kepada mereka dengan memberikan pencerahan dan pengajaran yang benar dari isi Kitab Suci kita. 

 

Kita memiliki teladan Yusuf dalam Kitab Suci. Sepuluh orang abang Yusuf telah melakukan  kejahatan yang keterlaluan. Mereka memasukkan Yusuf ke dalam sumur, lalu menjualnya menjadi budak ke Mesir. Mereka menganggap Yusuf sudah lenyap atau mati. Selama kurang lebih 13 tahun menderita dia menjadi budak di Mesir lalu dipenjara tanpa salah. Tetapi setelah 13 tahun menderita, tibalah waktu Tuhan bertindak. Penderitaan Yusuf dalam diubah menjadi berkat.  Yusuf diangkat menjadi perdana mentri di Mesir. Saat abang-abangnya datang ke Mesir sebenarnya Yusuf punya kesempatan untuk membalas dendam . Tetapi memang dari semula Yusuf tidak punya keinginan ntuk membalas dendam. Namun Yusuf sadar bahwa membalas dendam adalah hak Allah. Dan dia dipanggil untuk memberkati, terbukti  dari perkataannya kepada abang-abangnya pada Kejadian 45.

 

Melalui nas hari ini kita dapat belajar bahwa membalas kejahatan dengan kejahatan akan merugikan dirikita  sendiri. Orang yang berbuat kejahatan akan dihancurkan oleh kejahatannya sendiri. Sesungguhnya orang itu hamil dengan kejahatan, ia mengandung kelaliman an melahirkan dusta, ia membuat lobang dan menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam lubang yang dibuatnya. Kelaliman yang dilakukannya kembali menimpa kepalanya, dan kekerasannya turun menimpa batu kepalanya (Mzm. 7:15-16). Orang yang membalas dendam melakukan kejahatan yang seimbang atau bahkan lebih besar, karena itu dia menjadi orang yang sama jahatnya. Hasilnya adalah kehancuran. 

 

Ada beberapa pelajaran yang kita dapatkan melalui nas hari ini, yakni:

 

Pertama, manusia diajarkan untuk berbuat kebaikan bukan membalas dengan kejahatan. Alasan pertama kita tidak perlu membalas kejahatan dengan kejahatan adalah karena manusia diajarkan untuk berbuat kebaikan. Setiap manusia tidak pernah diizinkan untuk berbuat kejahatan dan membalas kejahatan dengan kejahatan. Oleh sebab itu, kita diajarkan untuk berbuat kebaikan meski kejahatan selalu datang dalam kehidupan kita.

 

Kedua, kita adalah umat TuhanKita sebagai umat Tuhan sangatlah diajarkan untuk berbuat kebaikan. Kita pasti tahu ajaran agama untuk membalas kebaikan dengan kebaikan serta membalas kejahatan dengan kebaikan. Selanjutnya, ada pernyataan juga bahwa ketika ditampar pipi kirimu maka berikanlah pipi kananmu. Itu artinya kita untuk berbuat kebaikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

 

Ketiga, kita bukan manusia pendendam. Kita diciptakan bukan sebagai manusia pendendam. Kita harus memahami bahwa dendam bukanlah sikap dan tindakan yang dibenarkan. Dendam hanya membawa malapetaka yang dapat menghancurkan kehidupan kita. Sebab itu, jangan ada dendam di antara sesama kita.

 

Keempat, Tuhan yang punya hak untuk membalas. Hal terakhir yang perlu kita pahami adalah biarkan kejahatan itu Tuhan yang akan membalasnya. Kita tidak punya kuasa untuk membalas kejahatan. Biarkan saja Tuhan yang membalasnya.

 

Sebenarnya di dunia ini Tuhan mendelegasikan sebagian hak-Nya untuk menghukum orang yang melakukan kejahatan kepada negara yang pelaksananya adalah pemerintah yaitu melalui lembaga pengadilan. Karenanya pemerintah adalah hamba Allah untuk memberikan hukuman yang setimpal perbuatan jahat manusia. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat (Rm. 13:4). Dan sepenuhnya hak pembalasan ada di tangan Tuhan. Di dunia kita lapor polisi, dan finalnya laporkan saja pada Tuhan. Tuhan hakim yang adil akan memberikan keadilan-Nya kepada orang yang melaporkan kasus kejahatannya yang menimpanya. Karena itu, milikilah karakter Kristus yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, namun membalas kejahatan dengan kebaikan. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...