Jumat, 24 April 2020

Renungan hari ini: AKU HAMBAMU

Renungan hari ini:

AKU HAMBAMU



Mazmur 116:16 (TB) "Ya TUHAN, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! Engkau telah membuka ikatan-ikatanku!"

Psalms 116:16 (NET) "Yes, Lord! I am indeed your servant; I am your lowest slave. You saved me from death”

Pernyataan “Aku hamba-Mu” menunjukkan perbedaan status di hadapan ALLAH. Kita jauh berbeda dengan Dia Sang Pencipta. Kita memiliki kelemahan dan keterbatasan, sedangkan ALLAH penuh dengan kehamakuasaan. Pengalaman pemazmur membuat kita akan terus menyadari bahwa kita hanyalah seorang hamba.

Kalimat ini dua kali diucapkan pemazmur dalam nas hari ini. Bahkan pemazmur menjelaskan lebih dalam lagi bahwa dia anak dari hamba perempuan dan telah membuka ikatan-ikatan hidupnya. Artinya, sebagai hamba ia telah bebas di hadapan TUHAN.

Sebagai ciptaan, tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan TUHAN dan menjadikan dirikita sebaga hamba-Nya. Aku Hamba-Mu, Engkau Tuhanku. Itulah titik akhir kehidupan manusia. Itulah keyakinan yang terbangun dari awal sejak matinya manusia. 

Saat lapar dan haus, kita pasti menyadari bahwa kita hanyalah hamba. Seorang hamba merasakan lapar, sedangkan TUHAN adalah yang menghilangkan kelaparan melalui kuasa-Nya, dan melalui berkat-Nya. Lapar tanda kelemahan. Haus tanda ketergantungan terhadap sesuatu untuk menghilangkannya. 

Saat lelah. Kita hanyalah Hamba. Lelah adalah tanda kelemahan. Ketidakberdayaan bertahan dalam mengerjakan sesuatu. TUHAN adalah Maha Perkasa dan Kuat. Yang tak ada sedikitpun kelelahan. TUHAN Maha Kuat mengatur alam semesta. Maha kuat atas semua kesibukan-Nya. 

Tidur tanda kelemahan. Banyak orang sakti yang terbunuh di saat tidur. Banyak raja dan panglima perang yang mati di saat tidur. TUHAN Maha Yang tidak pernah Tidur. Engkau mengetahui semua urusan secara tidak terbatas. 

Saat berjalan dan berkendaraan. TUHAN tak butuh sarana untuk menyelesaikan urusan. Engkau tak butuh sesuatu apapun. Engkau tak butuh sekutu apapun. Sedang manusia membutuhkan peralatan, manusia membutuhkan manusia lainnya untuk menuntaskan urusannya. 
Dalam setiap keadaan. Sadari status diri kita sebagai hamba ALLAH dan ALLAH sebagai TUHAN dan RAJA. Di situlah ketersambungan hidup bersama Allah. Dengan kesadaran itulah akan timbul pengakuan dirikita bahwa kita adalah hanya sebagai hamba-Nya dan pengakuan Dia adalah ALLAH Pencipta dan Mahakuasa. Karena itu, teruslah kita menyadari dirikita adalah hamba TUHAN sepanjang masa. (rsnh)

Selamat berakhhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN di rumah masing-masing 

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...