Sabtu, 25 Februari 2023

KOTBAH MINGGU INVOKAVIT Minggu, 26 Pebruari 2023 “ALLAH SUMBER KASIH KARUNIA” (Keluaran 33:15-23)

 KOTBAH MINGGU INVOKAVIT

Minggu, 26 Pebruari 2023

 

“ALLAH SUMBER KASIH KARUNIA”

(DEBATA DO MUAL NI ASI NI ROHA)

Kotbah: Keluaran 33:15-23   Bacaan: Roma 5:12-17


 

Kita telah memasuki Minggu Invokavit yang artinya “Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab” (Jouonna ma ahu, jadi alusanhu ma ibana). (Mzm. 91:15a). Tema yang akan kita renungkan adalah “Allah Sumber Kasih Karunia”.Musa menyadari bahwa semua yang didapat merupakan kasih karunia Tuhan. Bangsa Israel bisa tidak dibinasakan walaupun sudah melakukan dosa yang begitu besar karena kasih karunia Tuhan. Selain itu dia meminta kepada Tuhan supaya Tuhan memberitahukan jalan-Nya supaya bangsa Israel bisa berjalan sesuai dengan kehendak-Nya, supaya dia bisa mengenal Tuhan dengan lebih baik. 

 

Kita banga Israel secara rohani juga telah menerima kasih karunia dari Tuhan. Dosa kita ditebus dan kita beroleh keselamatan. Dalam perjalanan menuju Kerajaan Sorga apakah kita memiliki keinginan seperti Musa untuk mengenal Tuhan. Mengenal di sini memiliki arti “mengenal karena hidup bergaul, mengenal karena mempunyai pengalaman bersama”. Atau kita merasa puas dengan keselamatan yang sudah Tuhan Yesus berikan. Kasih karunia Tuhan bukan hanya sekedar kita bisa menerima keselamatan, mari kita minta supaya Tuhan menunjukkan jalannya, membuat kita bisa berjalan dengan Tuhan, memiliki pengalaman-pengalaman rohani bersama-Nya. Mari memohon seperti Musa bahwa Tuhan menunjukkan jalan-Nya sehingga kita bisa berjalan dalamnya dan membuat iman kita semakin dewasa lagi.

 

Perhatikan kalimat Musa berikut, “Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami …”Sangat jelas pernyataan Musa ini, kita tidak bisa mengaku bahwa kita mendapatkan kasih karunia jika Tuhan tidak berjalan bersama dengan kita. Perkenanan Tuhan itu ditandai dengan Tuhan yang berjalan bersama dengan kita.

 

Maka yang harus kita cari tahu adalah bagaimana atau apa yang harus kita kerjakan supaya Tuhan berkenan berjalan bersama dengan kita. Dengan belajar dari pengalaman bangsa Israel, kita bisa menemukan pelajaran berharga apa saja yang mereka kerjakan sehingga Tuhan — pada waktu itu — memutuskan untuk tidak lagi berjalan bersama dengan mereka. Dari perikope kotbah Minggu ini kita dapat belajar bahwa secara sederhana, ada hal-hal yang bisa membuat bangsa Israel (baca: kita) kehilangan kasih karunia atau perkenanan Tuhan, yakni:

 

Pertama, karena telah rusak perilaku kita (32:7-8). Perilaku umat Israel telah menyimpang dari jalan yang diperintahkan TUHAN kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Bahkan mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk (32:9). Artinya, kita bisa kehilangan kasih karunia Tuhan jika perilaku hidup kita rusak di hadapan Allah. Kalau perilaku kita rusak ini sama maknanya dengan mencemarkan diri; merusak, menghancurkan diri.

 

Kedua, karena tegar tengkuk bangsa Israel (33:3). Tegar tengkuk – kata ini tidak lazim kita pakai, namun kata ini sering kita baca di Perjanjian Lama dan selalu dikaitkan dengan karakter bangsa Israel yang tidak penurut. Di dalam bahasa Ibrani ditulis “Qeseh-Oref” yang arti harafiahnya “keras leher” bahasa Inggris nya diterjemahkan “stiff necked”yang artinya juga “keras leher”. Di dalam Perjanjian Lama ada kisah bahwa TUHAN tidak mau menyertai bangsa Israel yang dipimpin Musa untuk menuju Kanaan, namun TUHAN menggantikan dengan penyertaan Malaikat-Nya. Alasannya adalah, karena bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk (tidak penurut – bebal ). Maka jika TUHAN ada di tengah mereka, sedang mereka tidak penurut dan suka bersungut-sungut, maka akan berakibat mereka akan mengalami kebinasaan. Sepertinya sepele, tetapi seringkali Alkitab mencatat frase ini sebagai pemicu amarah Tuhan. Hati-hati dengan tegar tengkuk ini, karena yang ini bisa membuat kita kehilangan perkenanan Tuhan. Tentang tegar tengkuk ini, saya akan mengkhotbahkan secara khusus di waktu lain.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apakah yang dilakukan Musa dan umat Israel agar Allah mau memberikan kasih karunia-Nya kepada mereka? Ada beberapa tindakan yang dilakukan Musa dan umat Israel, yakni:

 

Pertama, mereka berkabung di hadapan TUHAN (ay. 4-6). Umat Israel berkabung dengan tidak ada yang mau memakai perhiasannya di hadapan TUHAN. Jika TUHAN mau berjalan bersama dengan umat Israel maka tidak boleh seorang pun memakai perhiasannya, dan jika ada yang memakai perhiasannya maka TUAHN akan membinasakannya. Sejak dari Gunung Horeb bangsa Israel tidak ada lagi yang mau memakai perhiasannya di hadapan TUHAN.

 

Kedua, umat Israel mencari TUHAN (ay. 7-10). Selain tidak memakai perhiasan, umat Israel mau mencari TUHAN di Kemah Pertemuan. Apabila Musa pergi ke Kemah Pertemuan, bangunlah seluruh bangsa Israel berdiri di pintu Kemah Pertemuan dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai masuk ke dalam kemah. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana. Saat tiang awan berhenti di pintu kemah, maka umat Israel bangun dan sujud menyembahnya.

 

Ketiga, Musa menuntut siapa yang Allah utus berjalan bersama mereka (ay. 12-13). Umat Israel tidak mau ditemani Malaikat TUHAN mereka menuntut yang menemani mereka berjalan adalah Allah sendiri. Musa terus memohon agar TUHAN sendirilah yang membimbing umat Israel keluar dari Mesir (ay. 15). Jika TUHAN tidak mau, maka mereka tidak akan mau berangkat menuju Tanah Kanaan. Jika TUHAN mau berjalan dengan umat-Nya, maka itulah tanda kasih karunia Allah berada di antara mereka dan membedak mereka dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini. Artinya, bukti bahwa kita hidup dalam kasih karunia TUHAN adalah jika kita berjalan bersama-sama dengan TUHAN.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Invokavit ini?

 

Pertama, kita sangat membutuhkan kasih karunia Allah bagi kita. Allah sendirilah sumber segala kasih karunia di dunia ini. Karenanya kita butuh berjalan bersama Sang Sumber Kasih Karunia itu. Penyertaan Allah bagi kita disempurnakan-Nya dengan kehadiran anak-Nya Yesus Kristus di dunia ini. Dengan kedatangan Yesus di dunia ini maka kita beroleh banyak kasih karunia dari TUHAN seperti:

1) Oleh Kasih karunia Tuhan,  kita diselamatkan oleh iman (Ef. 2:8-9).  

2) Kasih karunia Tuhan inilah satu-satunya yang dapat mengubah hidup kita (1 Kor. 15:9-10). 

3) Kasih karunia Tuhan inilah yang memberi kita kekuatan untuk menanggung beban yang berat dan berhasil menyelesaikan tugas panggilan hidup kita (1 Kor. 15:10).

4) Kasih karunia Tuhan inilah yang memberi kita kuasa untuk menjauhkan diri dari kekecewaan dan kepahitan (Ibr. 12:15).

 

Kedua, teruslah kita mintalah jalan TUHAN (ay. 13). Musa mau tahu kehendak TUHAN. “Beritahukanlah kiranya jalanMu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau” (ay. 13). Mengetahui jalan TUHAN merupakan hal yang mutlak jika kita ingin berhasil dan sukses menjalani kehidupan kita sepanjang 2023 ini. Sebab hanya jalan TUHAN-lah yang memiliki kebenaran dan hidup. Dunia ini penuh dengan jalan keselamatan tetapi jalan itu tidak memiliki hidup yang kekal.

 

Ketiga, mintalah hadirat dan kemuliaan Tuhan (ay. 18). “Perlihatkanlah kiranya kemuliaanMu kepadaku” (ay. 18) (KB: Tuhan perlihatkanlah saya cahaya kehadiranMu) Musa memohon hadirat Tuhan menjadi nyata. Tuhan menjawab “Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku” (ay. 20); “engkau akan melihat belakangKu” (ay. 23) tetapi Tuhan berjanji “Aku akan melewatkan segenap kegemilanganKu dari depanmu ...” (ay. 19) – kebaikanKu, kedahyatanKu akan ada dihadapanmu sehingga nyata. Nabi Habakuk menyatakan “Ada kilauan seperti cahaya, sinar cahaya dari sisiNya dan di situlah terselubung kekuatanNya” (Hab. 3:4) – (KB: kuasaMu). Jika ada hadirat-Nya maka disitu akan ada kuasa-Nya. Di jaman Salomo dikatakan di saat para worship team memuji Tuhan, “Rumah Tuhan dipenuhi awan sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri ... sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Allah” (2Taw. 5:14). Itu adalah salah satu tanda hadirat-Nya dan akan berkelanjutan dengan jamahan dan mujijatNya. Karena itu, yakinkan diri kita bahwa Tuhan pasti menuntun hidup kita sepanjang 2023 ini asal kita mau meminta jalan, penyertaan dan hadirat-Nya. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...