Selasa, 14 Maret 2023

Renungan hari ini: “DOA PAULUS” (Filipi 1:9)

 Renungan hari ini:

 

“DOA PAULUS”


 

Filipi 1:9 (TB) "Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian" 

 

Philippians 1:9 (NET) "And I pray this, that your love may abound even more and more in knowledge and every kind of insight"

 

Sebagai Rasul, Paulus tidak henti-hentinya berdoa bagi jemaat-jemaat yang dilayaninya. Doa yang baik akan menghasilkan kebaikan. Doa Paulus ini berisikan tiga hal bagi jemaat di Filipi, yakni:

 

Pertama, Paulus memohon kepada TUHAN agar jemaat di Filipi memiliki kasih yang melimpah. Paulus menghendaki agar kasih agape mereka melimpah. Karena Allah adalah kasih—sifat-Nya yang utama—dan karena Ia menciptakan manusia seturut gambar-Nya, maka beralasan jika kita pun memiliki kasih sebagai sifat dasar kita. Tetapi Paulus tidak ingin mereka memiliki kasih yang sedikit jumlahnya. Ia berdoa agar kasih mereka “melimpah.” Kata yang digunakannya menggambarkan kuantitas—sebuah jumlah yang melebihi normal sehingga merupakan jumlah yang di luar dugaan. Selanjutnya, ia menghendaki agar keberlimpahan ini berlanjut terus menerus (present continuous tense).Dan seakan itu belum cukup, Paulus menambahkan kata-kata “makin.” Ia menginginkan agar jemaat Kristen di Filipi memiliki cadangan kasih yang terus bertambah dari hari ke hari. 

 

Kedua, Paulus memohon kepada TUHAN agar jemaat di Filipi memiliki pengetahuan yang benar. Paulus menghendaki agar mereka memiliki pengetahuan yang benar dan di sini ia menggunakan istilah Yunani yang kuat dan khas untuk pengetahuan, yakni: epignosis (knowledge) artinya pengetahuan yang benar sekali, tepat sekali, sangat seksama tentang kepantasan, kelayakan, kesusilaan dalam perilaku manusia yang berhubungan dengan Ke-Allah-an (kecerdasan sosial/kasih sayang). Para teolog berdebat panjang tentang berapa banyak pengetahuan yang harus dimiliki oleh orang Kristen, dan dalam nuansa religius pengetahuan yang dimaksud bukanlah pengetahuan sekuler—hal-hal sepele—melainkan pengetahuan yang menyelamatkan berdasarkan pemikiran yang mendalam. Pengetahuan penting dan berguna, namun bisa juga disalahgunakan. Karenanya, pengetahuan harus dilandasi dengan kasih, sehingga menjadi tepat guna dan tepat sasaran. Informasi, pengetahuan atau ajaran yang kita terima harus difilter dengan kasih, sehingga mendatangkan kebaikan dan memuliakan Allah.

 

Ketiga, Paulus memohon kepada TUHAN agar jemaat di Filipi memiliki segala macam pengertian. Akhirnya, Paulus terus berdoa agar orang-orang Filipi itu dapat memiliki segala macam pengertian. Dalam Bahasa Yunani disebut dengan aisthesis (judgment) artinya keputusan, pendapat, pengertian, perasaan, pendirian, pikiran sehat yang berhubungan dengan kesadaran, pikiran, intelegensi atau ketajaman dalam mamahami persoalan kelayakkan atau kepatutan. Paulus menggunakan kata yang merujuk pada pengertian yang telah diasah oleh pengalaman. Itulah wawasan—akal sehat. Sekali lagi, ia tidak menginginkan mereka untuk memiliki wawasan yang serba sedikit. Ia berdoa agar mereka memiliki segala macam wawasan praktis yang ada. 

 

Kasih yang tidak didasarkan pada pengetahuan dan pengertian yang benar akan membuat kasih itu menjadi ngawur dan tidak terarah kepada sasaran yang tepat. Coba bayangkan kalau kita mencintai seseorang yang tidak kita kenal latar belakangnya dan yang kita tidak ketahui siapa sebenarnya orang itu. Peribahasa mengatakan bagaikan kita membeli kucing dalam karung, karena ternyata kucing itu menjadi buas dan menggigit kita.


Banyak orang Kristen yang tidak mengenal Tuhan dengan benar sehingga imannya tidak bertumbuh dan kasih Tuhan tidak berkembang dalam dirinya. Akibatnya, ia hanya mengasihi orang yang mengasihi dia dan berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadanya. Yesus berkata apakah jasa kita kalau berbuat seperti itu, karena orang berdosa juga melakukan hal yang sama. (Luk. 6: 32-33).

 

Pengetahuan dan pengenalan akan Allah diperoleh dengan membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari, karena disanalah Allah menyatakan diri-Nya dan menjadi pribadi manusia yang kita kenal di dalam diri Yesus Kristus. Apa yang dikerjakan dan diajarkan Yesus membuat kita semakin mengenal Allah. Dengan demikian akan membuat kita dapat memilih apa yang baik di hadapan Tuhan, karena kita hidup dalam kekudusan dan tidak bercacat menjelang hari Kristus. Karena itu, jangan menjadi orang Kristen yang hidupnya sembrono, yang mengabaikan kasih karunia Allah dan berkubang dalam lumpur dosa lagi, disebabkan karena kita tidak memiliki pengetahuan dan pengertian yang benar tentang Allah. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...