Renungan hari ini:
JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MEMBANGUN
Mazmur 127:1 (TB) "Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga"
Psalms 127:1 (NET) "A song of ascents, by Solomon. If the Lord does not build a house, then those who build it work in vain. If the Lord does not guard a city, then the watchman stands guard in vain”
Jikalau bukan TUHAN yang membangun maka sia-sialah usaha kita. Karena jika kita yang membangun maka akan berakhir dengan kehancuran. Campur tangan TUHAN sangatlah penting dalam setiap usaha yang kita bangun agar usaha dan pekerjaan kita mendapat perlidungan dan berkat dari TUHAN.
Hari ini marilah kita merenungkan kata-kata Salomo ini, “Jikalau bukan TUHAN yang..., sia-sialah...” Kita dapat melengkapi sendiri titik-titiknya. Kebenaran ini dapat diberlakukan dalam berbagai sisi kehidupan kita, seperti dalam kehidupan pernikahan, membesarkan anak, membangun relasi, dan pelayanan di gereja. Jikalau bukan Tuhan yang campur tangan, sia-sialah semua usaha kita, sekeras apa pun itu. Biarlah kebenaran ini mendorong kita untuk terus mengandalkan pemeliharaan dan kedaulatan Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Kalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah orang yang membangunnya. Inilah sebuah pengakuan dari pemazmur, dalam hal ini Salomo sebagai seorang raja yang bergumul dengan sebuah bangunan raksasa pada zamannya yakni Bait Allah. Salomo menyadari bahwa untuk mendapatkan sebuah bangunan yang diharapkan tidaklah mudah. Sebab bukan saja soal konstruksinya yang harus bagus sehingga tidak sekedar seperti sebuah proyek yang baru dipakai beberapa bulan atau belum satu tahun sudah rusak.
Salomo juga tidak sekedar bergumul dengan bahan bangunan yang harus didapatnya untuk membangun rumah itu; atau soal para buruh dan tukang yang trampil sehingga ketika orang melihat hasil bangunan itu, orang tidak akan mengatakan: “ini tukang baru!” tetapi mereka akan mengatakan: “Ini baru tukang!”. Tetapi pergumulan Salomo juga berhubungan dengan siapakah yang layak mengkoordinir bangunan rumah itu. Sebab sudah terbukti bahwa Bait Allah sudah direncanakan pada zaman ayahnya Daud; namun sampai akhir pemerintahannya, Bait Allah belum juga berdiri. Tetapi karena pertolongan Tuhan, melalui Salomo, Bait Allah yang megah bisa berdiri.
Kita perlu belajar dari Salomo, untuk mengakui dengan rendah hati bahwa bukan kita yang membangun setiap usaha kita tetapi Tuhan. Kita hanya dipakai oleh Tuhan sebagai alat di dalam tangannya. Karena itu, kita boleh bangga karena Tuhan mau memakai kita. Mengandalkan diri sendiri akan membuat kita sombong, tetapi mengandalkan TUHAN akan membuat kita bersukacita. Karena itu, andalkanlah TUHAN di dalam setiap usaha dan pekerjaan kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN