Renungan hari ini:
“HIDUP YANG BERNILAI DI HADAPAN TUHAN”
Yeremia 15:19 (TB) Karena itu beginilah jawab TUHAN: "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka"
Jeremiah 15:19 (NET) Because of this, the Lord said, “You must repent of such words and thoughts! If you do, I will restore you to the privilege of serving me. If you say what is worthwhile instead of what is worthless, I will again allow you to be my spokesman. They must become as you have been. You must not become like them"
Sebagai ciptaan TUHAN, kita harus memiliki nilai di hadapan TUHAN dan sesama manusia. Nilai-nilai inti (core values)menunjukkan siapa kita sebenarnya. Nilai-nilai inti tersebut menjelaskan mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan. Nilai-nilai itulah yang ada di balik setiap keputusan yang kita ambil, perusahaan yang kita pilih, gaya hidup yang kita adopsi, dan harta benda yang kita pertahankan. Sebagai murid-murid Kristus, nilai-nilai inti kehidupan kita harus dibentuk oleh firman Allah. Nilai-nilai yang alkitabiah memancar keluar dari kedalaman hati yang tinggal di dalam kebenaran, dan nilai-nilai ini akan menjadi kekautan yang mendorong tindakan-tindakan kita.
Nabi Yeremia memperingatkan bangsanya dalam Yeremia 15:19, tentang pentingnya nilai diri di hadapan TUHAN. Itu sebabnya Yeremia mengatakan, “Karena itu beginilah jawab TUHAN: "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka”
Kita harus membedakan antara apa yang bernilai dan apa yang tidak bernilai. Banyak orang tanpa sadar telah membuat keduanya bertukar tempat dalam kehidupan mereka. Sangatlah penting untuk berpegang teguh pada nilai-nilai yang ilahi sehingga dapat hidup bijaksana dan sanggup mengenali apa yang benar-benar penting. Jika tidak, apa yang kita miliki bisa ganti memiliki kita, karena apa yang kita pegang erat sebenarnya sedang berpegang erat pada kita.
Yang sering tidak memiliki nilai adalah kesenangan sementara, barang kepunyaan yang fana, dan pujian manusia yang berubah-ubah. Yang benar-benar berharga adalah apa yang bersifat kekal. Hanya ada tiga hal yang kekal: Allah, firman Allah dan jiwa-jiwa manusia. Ketiga hal ini akan ada selama-lamanya, dan kita haruslah memperhatikannya dengan serius.
Thomas Kempis menulis dalam bukunya The Imitation of Christ: Inilah hikmat terbesar – mencari Kerajaan Sorga dengan mengabaikan dunia. Sungguh sia-sia mencari dan memercayakan diri pada kekayaan yang akan binasa. Sungguh sia-sia, mengejar penghormatan dan menikmati kebanggaan diri. Sungguh sia-sia mengikuti hawa nafsu tubuh dan mengingini hal-hal yang kelak akan mendatangkan penghukuman berat. Sungguh sia-sia mendambakan panjang umur tapi tidak peduli bagaimana mengisi hidup dengan baik. Sungguh sia-sia memikirkan berbagai hal di masa sekarang dan tidak melakukan persiapan untuk hal-hal yang akan datang. Sungguh sia-sia mencintai apa yang akan berlalu segera dan tidak memandang di mana sukacita abadi berada. Karen itu, marilah menjadikan dirikita menjadi manusia yang bernilai tinggi agar kita berharga di hadapan manusia dan TUHAN. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN