Renungan hari ini:
BUKAN SEBAGAI PERKATAAN MANUSIA
1 Tesalonika 2:13B (TB) “Bukan sebagai perkataan manusia, tetapi — dan memang sungguh-sungguh demikian — sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya"
1 Thessalonians 2:13B (NET) “It not as a human message, but as it truly is, God’s message, which is at work among you who believe”
Firman Allah bukan seperti perkataan manusia. Firman Allah adalah firman yang penuh kuasa. Rasul Paulus memuji jemaat Tesalonika karena sikap mereka terhadap Injil yang diberitakan. la juga mengucap syukur kepada Tuhan oleh karena mereka. Penginjilan Paulus di sana diterima bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagai Firman Allah.
Ketika berkhotbah, apakah itu perkataan manusia atau Firman Allah? Ada yang menjawab bahwa kita bukan Rasul, maka kita tidak berbicara dengan otoritas yang sama. Betul! Tetapi yang dipercayakan kepada kita adalah Firman Tuhan dan sejauh kita tetap memegang, menyampaikan dan menguraikan Firman Tuhan, otoritasnya sama. Firman Tuhan-lah yang bekerja di dalam diri orang Tesalonika. Firman Tuhan pula yang bekerja di dalam jemaat kita. Kuasanya tidak berkurang sejak zaman Paulus. Betapa besar tanggung jawab kita untuk mempelajari, menaati dan menyampaikan Firman Tuhan dengan setia.
Meskipun tanggung jawab kita untuk memberitakan Firman Tuhan sangat berat, namun tetap ada satu penghiburan: bahwa yang bekerja di dalam pendengaran dan pembacaan kita adalah kuasa Allah dan FirmanNya, bukan kepandaian kita ataupun metode ampuh lainnya. Berkali-kali dalam tulisannya, Paulus menjelaskan bahwa hasil pelayanannya terjadi bukan karena kepandaian atau kelicikan tetapi karena Tuhan yang bekerja (Lih. 2Kor. 4:2; 1Tes. 2:3).
Firman Allah itu tidak hanya disampaikan melalui kata-kata, tetapi harus dihidupi dalam kehidupan sehar-hari. Palus telah mengingatkan orang Tesalonika tentang pelayanannya. Paulus telah menghidupi Firman Allah itu dalam kehidupannya. Jika kita lihat pasa 2:7 Paulus bertindak seperti ”seorang ibu", "seperti seorang bapak" (2:11), "saudara-saudara" (2:17). Kasih Allah dijelmakan di dalam tingkah laku Paulus. Mereka tidak hanya mendengar Firman Allah, tetapi juga menyaksikan dan merasakan kasih-Nya melalui Paulus. Firman yang penuh kuasa Allah sudah membentuk Paulus sehingga apa yang diberitakan dinyatakan juga di dalam kehidupannya. Cobalah kita bercermin sebentar: "ramah seperti seorang ibu", "menasihati dan menguatkan satu demi satu seperti seorang bapak", "penuh kasih sayang seperti seorang kakak menolong adiknya". Kalau orang lain harus melukiskan watak dan tingkah laku kita, apakah kata sifat seperti ini akan dipakai? Karena itu, marilah berjuang mewujudkan Firman Allah itu di dalam kehidupan kita sehari-hari agar jangan Firman itu hanya sebatas perkataan manusia belaka. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN