Sabtu, 08 Juli 2023

KOTBAH MINGGU V SETELAH TRINITATIS Minggu, 09 Juli 2023 "MENCINTAI HUKUM ALLAH” (Roma 7:15-25)

 KOTBAH MINGGU V SETELAH TRINITATIS

Minggu, 09 Juli 2023

 

"MENCINTAI HUKUM ALLAH”

Kotbah: Roma 7:15-25  Bacaan: Kidung Agung 2:8-13


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu kelima setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Mencintai Hukum ALLAH”.  Mencintai Hukum Allah berarti mengembangkan hubungan yang intim dengan Allah dan memperoleh cinta yang mendalam terhadap-Nya. Ini melibatkan penerimaan dan pengakuan bahwa hukum-hukum-Nya adalah wujud dari karakter-Nya yang sempurna, kebijaksanaan-Nya, dan kehendak-Nya untuk kehidupan umat-Nya. Mencintai Hukum Allah juga mencakup pengakuan akan kelemahan dan dosa manusia, serta kesadaran bahwa tidak mungkin untuk memenuhi hukum-hukum Allah secara sempurna. Dalam hal ini, cinta terhadap hukum Allah adalah kesadaran akan kebutuhan akan kasih karunia dan belas kasih-Nya.

 

Cinta terhadap hukum Allah melibatkan keyakinan bahwa hukum-hukum-Nya adalah petunjuk dan pedoman yang membawa kehidupan yang benar dan yang terbaik bagi manusia. Ini mencakup prinsip-prinsip moral dan etika, seperti cinta terhadap sesama, keadilan, kerendahan hati, kasih sayang, pengampunan, dan pengorbanan diri. Mencintai Hukum Allah berarti mengasihi dan menghormati Firman Allah yang terdapat dalam Kitab Suci. Ini mencakup pembacaan dan pemahaman Alkitab, pengamalan ajaran Kristus, serta hidup dalam persekutuan dan kerohanian yang dekat dengan Allah melalui doa, ibadah, dan pelayanan.

 

Dalam suratnya, Paulus memberikan contoh pengalaman hidupnya yang sulit untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah tanpa pertolongan ALLAH. Ia mengungkapkan perjuangannya dengan dorongan-dorongan dosa dalam dirinya yang berlawanan dengan kehendak Allah. Paulus menggambarkan konflik internal yang dialaminya antara keinginan untuk berbuat baik dan kuasa dosa yang masih ada dalam dirinya. Itulah sebab, Paulus membahas tema "Mencintai Hukum ALLAH" untuk menggambarkan pentingnya hukum Allah dalam membimbing kehidupan orang percaya. Meskipun manusia mengalami perjuangan dengan dosa dan ketidaksempurnaan, hukum Allah tetap menjadi standar kebenaran yang diberikan untuk memandu kehidupan yang benar. Dalam pasal-pasal sebelumnya, Paulus juga telah membahas tentang peran hukum Allah dan kasih karunia dalam keselamatan manusia. Dalam pasal 7 ini, Paulus ingin menunjukkan betapa manusia memiliki keterbatasan dan ketergantungan pada kasih karunia Allah untuk hidup yang benar di hadapan-Nya.

 

Dalam menghadapi perjuangan ini, Paulus menggambarkan bagaimana sebenarnya hukum Allah baik, suci, dan adil, dan bahwa kita sebagai orang percaya harus memiliki keinginan untuk mematuhi-Nya. Meskipun hukum tidak dapat menyelamatkan seseorang, hukum itu masih penting sebagai pedoman bagi kehidupan orang percaya untuk menunjukkan rasa syukur dan kasih mereka kepada Allah. Dengan menggambarkan perjuangan pribadinya dan menjelaskan pentingnya hukum Allah, Paulus ingin mengingatkan jemaat di Roma dan orang percaya pada umumnya untuk terus mencintai hukum Allah dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Hal ini juga berkaitan dengan tema keseluruhan kitab Roma, yaitu pembenaran oleh iman, hubungan antara iman dan perbuatan, serta pentingnya hidup dalam Roh melalui kasih karunia Allah.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah mengapa Paulus perlu menekankan tema "Mencintai Hukum ALLAH" dalam Roma 7:15-25? Ada beberapa alasan yang relevan mengapa Paulus menekankan mencintai Hukum ALLAH, yakni:

 

Pertama, karena konteks budaya Romawi. Roma adalah ibu kota Kekaisaran Romawi yang pada saat itu didominasi oleh budaya Romawi yang sangat berbeda dengan budaya Yahudi. Kebiasaan dan pandangan hidup orang Romawi cenderung bertentangan dengan hukum dan ajaran moral yang diajarkan dalam Taurat Yahudi. Oleh karena itu, Paulus perlu menekankan pentingnya mencintai hukum Allah sebagai suatu kontras terhadap nilai-nilai budaya Romawi yang mungkin diadopsi oleh jemaat Kristen di Roma.

 

Kedua, untuk perjuangan pribadi kita dengan dosa (ay. 15, 22-23). Dalam pasal 7 kitab Roma, Paulus menjelaskan perjuangannya dengan dorongan-dorongan dosa dalam dirinya. Dia menggambarkan konflik internal antara keinginan untuk berbuat baik dan kuasa dosa yang masih ada dalam dirinya. Dalam konteks ini, tema "Mencintai Hukum ALLAH" memperlihatkan bahwa Paulus menyadari pentingnya hukum Allah sebagai landasan moral yang benar dan sebagai arah hidup yang seharusnya diikuti oleh orang percaya. Dalam menghadapi perjuangan pribadi ini, mencintai hukum Allah merupakan sikap hati yang harus dimiliki.

 

Ketiga, untuk pemahaman terhadap peran Hukum Allah. Paulus ingin membangun pemahaman yang benar tentang peran hukum Allah dalam kehidupan orang percaya. Sebagai seorang Yahudi yang taat, Paulus menyadari bahwa hukum Allah adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah untuk membimbing kehidupan orang percaya. Meskipun hukum tidak dapat menyelamatkan seseorang, hukum itu masih memiliki nilai dan kepentingan dalam menjalani kehidupan yang menyenangkan Allah. Dengan menekankan tema "Mencintai Hukum ALLAH," Paulus ingin menjelaskan bahwa orang percaya harus memiliki keinginan dan kasih yang tulus terhadap hukum Allah sebagai tanggapan terhadap kasih karunia yang telah diberikan kepada mereka. Dengan menekankan tema ini, Paulus berharap untuk memperkuat pemahaman dan penghayatan jemaat di Roma terhadap pentingnya mencintai hukum Allah sebagai bagian dari kehidupan mereka yang setia kepada Kristus. Ini juga mengarahkan mereka untuk hidup dalam kepatuhan yang tulus dan rasa syukur terhadap kasih karunia Allah yang telah diberikan kepada mereka melalui Yesus Kristus.

 

Pertanyaan kita selanjutnya adalah bagaimana cara kita untuk mencintai Hukum Allah itu? Cara kita dapat "mencintai hukum Allah" berdasarkan Roma 7:15-25 adalah sebagai berikut:

 

Pertama, kita harus memiliki kesadaran akan dosakita. Pertama-tama, kita perlu memiliki kesadaran yang jujur akan keadaan berdosa kita. Seperti yang dinyatakan oleh Paulus dalam pasal ini, ia merasa frustrasi karena ia menyadari kelemahan dan kecenderungannya untuk berbuat dosa. Kesadaran akan dosa membantu kita untuk mengakui kebutuhan kita akan pertolongan Allah.

 

Kedua, kita harus memiliki ketergantungan kepada Roh Kudus. Paulus mengakui bahwa kekuatan kita sendiri tidak cukup untuk mengatasi dosa. Kita perlu mengandalkan Roh Kudus, yang diberikan kepada kita ketika kita percaya kepada Yesus Kristus. Roh Kudus membantu kita untuk hidup sesuai dengan hukum Allah dan memberikan kekuatan untuk melawan kecenderungan daging manusia yang berdosa.

 

Ketiga, kita harus mampu memberikan belas kasihan dan pengampunan. Ketika kita berusaha hidup sesuai dengan hukum Allah, kita harus melakukannya dengan sikap belas kasihan dan pengampunan. Kita semua jatuh dalam dosa dan memerlukan pengampunan Tuhan. Dengan demikian, kita juga harus belajar untuk memaafkan orang lain dan memperlakukan mereka dengan belas kasihan, sebagaimana Allah telah memperlakukan kita.

 

Keempat, kita harus memiliki kepatuhan yang diilhami oleh kasih. Mencintai hukum Allah berarti hidup dalam ketaatan yang diilhami oleh kasih. Yesus Kristus mengajarkan bahwa kasih adalah hukum yang paling penting (Mat. 22:37-40). Oleh karena itu, kita harus berusaha hidup dengan mengasihi Allah dan sesama manusia. Kasih akan memotivasi kita untuk taat kepada hukum Allah dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

 

Kelima, kita harus menyadari akan kelemahan kita sendiri. Seperti yang dinyatakan oleh Paulus, kita harus menyadari bahwa dalam diri kita sendiri tidak ada kebaikan yang dapat melawan dosa. Hanya dengan bergantung pada Kristus dan kasih-Nya, kita dapat hidup sesuai dengan hukum Allah. Kesadaran akan kelemahan kita sendiri mengajarkan kita untuk tetap merendahkan diri dan mengandalkan Allah sepenuhnya. Mencintai hukum Allah bukanlah tentang mematuhi peraturan dengan kekuatan kita sendiri, tetapi lebih tentang hubungan kita dengan Tuhan dan perubahan hati yang Dia kerjakan dalam hidup kita melalui Roh Kudus. Dalam kasih karunia-Nya, Allah memberi kita kemampuan dan keinginan untuk hidup sesuai dengan hukum-Nya.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Kelima setelah Trinitatis ini? "Mencintai Hukum ALLAH" berdasarkan Roma 7:15-25 mengajarkan beberapa hal yang perlu kita renungkan, yakni:

 

Pertama, kita adalah manusia yang lemah (ay. 15-20). Ayat 15-20 menggambarkan keadaan manusia yang terikat oleh dosa dan kelemahan manusiawi. Rasul Paulus mengakui bahwa meskipun dia ingin melakukan yang baik, dia sering kali justru melakukan yang jahat. Ini mencerminkan perjuangan yang mendasar dalam hidup manusia untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Karenanya, kita perlu mengevaluasi kelemahan dan batasan kita sebagai manusia sebagai langkah penting dalam mengenali kebutuhan kita akan keselamatan dan pertolongan Allah.

 

Kedua, kita harus merasakan pentingnya Hukum Allah dalam hidup kita (ay. 22-23).  Ayat 22-23 menyatakan bahwa manusia bermaksud untuk taat kepada hukum Allah, karena hukum itu baik dan kudus. Ini menunjukkan bahwa hukum Allah memiliki peran penting dalam mengajarkan manusia tentang kehendak-Nya dan memberikan panduan moral. Karenanya, kita perlu mengakui pentingnya hukum Allah dalam hidup kita, sebab Hukum-Nya adalah petunjuk yang baik dan kudus untuk hidup yang benar dan mengasihi.

 

Ketiga, kita membutuhkan pertolongan Allah melalui Yesus Kristus (ay. 24-25). Ayat 24-25 menunjukkan keputusasaan manusia dalam menjalani kehidupan yang taat dan benar. Namun, di tengah kelemahan manusia, ada harapan dalam Yesus Kristus. Melalui iman kepada-Nya, kita dapat memperoleh pertolongan dan pembebasan dari hukum dosa dan kematian. Karenanya, kita perlu merenungkan bahwa dalam menghadapi kelemahan dan kegagalan kita, kita membutuhkan Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan kekuatan kita. Hanya melalui iman kepada-Nya kita dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah. Karena itu, melalui kotbah ini kita dapat membangun pemahaman tentang hubungan kita dengan Allah dan mengilhami kita untuk hidup dalam cinta kepada hukum-Nya, sambil mengandalkan-Nya dalam perjalanan hidup kita. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...