Renungan hari ini:
“MENGUASAI DIRI”
1 Korintus 9:25 (TB) "Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi"
1 Corinthians 9:25 (NET) "Each competitor must exercise self-control in everything. They do it to receive a perishable crown, but we an imperishable one"
Menguasai diri sangat penting untuk dapat meraih cita-cita dan harapan kita. Tanpa menuasai diri, kemungkinan meraih cita-cita akan sulit. Paulus mencontohkan hal menguasai diri ini dalam sebuah pertandingan. Tujuan sebuah pertandingan adalah untuk mendapatkan piala kejuaraan. Demikianlah kita dalam hidup ini. Kita bertanding untuk meraih mahkota yang abadi. Mahkota yang abadi ini berbicara tentang upah yang akan kita terima sebagai anak-anak Tuhan yang telah memperoleh keselamatan di dalam Kristus Yesus.
Yang menjadi perhatian kita adalah frasa “menguasai diri”. Paulus kerap memakai metafora pertandingan lari untuk menegaskan pentingnya seorang Kristen setia di dalam kehidupannya, sampai mencapai garis akhir. Di dalam 2 Timotius 4:7, ia berkata, ”Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” Juga di dalam 1 Korintus 9:24, ”Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!”
Kata “Kuasailah" dalam bahasa yunani menggunakan kata nephe (nephe). Kata ini menunjukkan kata kerja emperative aktif artinya bahwa perintah ini harus dilakukan Timotius secara terus-menerus. Dari nephe (nephe), yang artinya be well balanced, self-controlled (keseimbangan, mengontrol di sendiri). Masih dalam suatu perintah yaitu “kuasailah dirimu” secara harafiah, “jauhkanlah din dan minum-minuman yang memabukkan tetapi di dalam Perjanjian Baru yang ditekankan bahwa agar berjaga-jaga (berjaga-jaga dalam keadaan sadar). Jadi “kuasailah” merupakan suatu perintah kepada Timotius agar ia mampu memilik: hidup yang » seimbang dengan Firman Tuhan, dan mampu mengontrol dirinya sendiri dan terus waspada terhadap i masalah-masalah baru yang akan datang.
Apa saja yang harus kita kuasai dalam dirikita?
Pertama, kemarahan atau emosi (Ams. 29:22; 21:19). Emosi yang tidak terkendalikan menimbulkan pertengkaran dan perkelahian dan tidak jarang berakhir dengan perusakan dan pembunuhan.
Kedua, keinginan mata (Pkh. 2:10). Apabila keinginan mata tidak dikendalikan, kita akan hidup boros dan tidak bijaksana.
Ketiga, penggunaan uang (2Raj. 4:1). Apabila kita tidak dapat mengendalikan diri dalam pemakaian uang, kita akan terbelenggu dalam jerat hutang dan berakhir dalam persoalan keuangan.
Keempat, mulut (Yak. 3:2-3). Apabila kita dapat mengendalikan mulut, kita akan dapat mengendalikan seluruh tubuh kita.
Kelima, hobi atau kesenangan. Banyak orang percaya yang tidak dapat mengendalikan dirinya terhadap hobi atau kesenangannya. Ini dapat berubah menjadi berhala.
Bagaimana kita dapat mengendalikan diri? Pertama, kita harus menambah iman dengan kebajikan (takut akan Tuhan), dan kebajikan dengan pengetahuan (pengetahuan yang progresif dan masa kini), setelah itu baru kita dapat sampai kepada penguasan diri (2Ptr. 1:5-6). Kedua, merenungkan dan menghidupi firman-Nya (Mzm.1:1-3). Firman Tuhan bukan hanya untuk dibaca saja, tetapi harus direnungkan dan dipraktikkan. Ketiga, membangun manusia roh kita dengan terus melatih roh kita melalui doa, penyembahan, puasa, dan firman. Keempat, hidup dalam kasih karunia-Nya. Karena itu, kendalikanlah dirikita agar kita memeroleh mahkota abadi di dalam Yesus Kristus. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN