Jumat, 12 Mei 2023

Renungan hari ini: “ORANG BODOH BAGI DUNIA” (1 Korintus 1:27)

 Renungan hari ini:

 

“ORANG BODOH BAGI DUNIA”


 

1 Korintus 1:27 (TB2) "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat"

 

1 Corinthians 1:27 (NET) "But God chose what the world thinks foolish to shame the wise, and God chose what the world thinks weak to shame the strong"

 

Tuhan menggunakan orang bodoh dalam perspektif dunia untuk mempermalukan orang-orang berhikmat bagi dunia ini. Nas ini mengacu pada pandangan Kristen bahwa kebijaksanaan dan kekuatan manusia tidak selalu sama dengan kebijaksanaan dan kekuatan Allah. Dalam konteks ayat ini, Paulus mengatakan bahwa dunia mungkin memandang kebijaksanaan manusia sebagai sesuatu yang berharga, tetapi Allah memilih hal-hal yang dianggap bodoh oleh dunia untuk menunjukkan kebesaran-Nya. Dengan cara ini, Allah membalikkan norma-norma dunia dan memperlihatkan bahwa kekuatan dan hikmat manusia tidak dapat dibandingkan dengan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya.

 

Pernyataan ini juga dapat diartikan bahwa kebijaksanaan manusia atau kekuatan fisik tidak cukup untuk menyelamatkan seseorang. Hanya dengan mengandalkan Allah dan beriman kepada-Nya, manusia dapat memperoleh keselamatan yang sejati. Dalam pandangan Kristen, keselamatan hanya diperoleh melalui kasih karunia Allah, bukan karena kebijaksanaan atau kekuatan manusia.

 

Nas hari ini mengandung makna yang dalam dan memerlukan konteks yang tepat agar dapat dipahami secara benar. Ayat ini menyatakan bahwa ada hal-hal yang dianggap bodoh oleh dunia, tetapi dipilih oleh Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat. Makna dari kata "bodoh" dalam konteks ini merujuk pada hal-hal yang tidak dianggap penting atau dianggap remeh oleh masyarakat dunia. Hal ini mungkin termasuk kepercayaan Kristen dan nilai-nilai yang diyakini oleh jemaat, tetapi dianggap tidak relevan atau bahkan aneh oleh masyarakat umum.

 

Sementara itu, orang-orang yang dianggap berhikmat dalam konteks ini mungkin merujuk pada para filosof atau cendekiawan yang dianggap pandai dan bijaksana oleh masyarakat umum. Namun, ayat ini menyatakan bahwa Allah memilih hal-hal yang dianggap bodoh oleh dunia untuk memalukan orang-orang yang dianggap berhikmat. Hal ini mengisyaratkan bahwa kebijaksanaan dan kekuatan manusia tidak dapat dibandingkan dengan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah. Pernyataan ini juga mengajarkan bahwa manusia harus rendah hati dan mengakui kelemahan serta keterbatasan mereka. Hanya dengan mengandalkan Allah, manusia dapat mencapai kebijaksanaan yang sejati dan memperoleh keselamatan. Dengan cara ini, ayat ini mengajarkan bahwa nilai-nilai spiritual dan iman yang diyakini oleh jemaat mungkin dianggap bodoh atau tidak relevan oleh masyarakat umum, tetapi tetap memiliki nilai yang penting dan bermakna bagi mereka yang percaya.

 

Apa yang hendak kita renungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan, yakni:

 

Pertama, kebijaksanaan manusia tidak selalu sama dengan kebijaksanaan Allah. Pernyataan ini mengajarkan bahwa nilai-nilai spiritual dan kebijaksanaan yang diyakini oleh orang Kristen mungkin tidak selalu dianggap penting oleh masyarakat umum, tetapi memiliki nilai dan arti yang sangat penting bagi mereka yang percaya.

 

Kedua, manusia harus rendah hati dan mengakui kelemahan dan keterbatasan mereka. Ayat ini mengajarkan bahwa hanya dengan mengandalkan Allah, manusia dapat mencapai kebijaksanaan yang sejati dan memperoleh keselamatan.

 

Ketiga, kita harus menghargai nilai-nilai yang diyakini oleh orang lain, bahkan jika kita tidak sepakat dengan mereka. Pernyataan ini mengajarkan bahwa ada nilai-nilai yang dianggap bodoh atau tidak relevan oleh masyarakat umum, tetapi tetap memiliki arti dan nilai penting bagi orang Kristen dan mungkin juga bagi orang lain.

 

Keempat, kita harus menjauhi kesombongan dan merendahkan hati. Pernyataan ini mengajarkan bahwa kekuasaan dan kebijaksanaan Allah jauh lebih besar daripada kebijaksanaan atau kekuatan manusia, dan kita harus rendah hati dan mengakui keterbatasan kita sebagai manusia. Dalam keseluruhan, pernyataan ini mengajarkan bahwa nilai-nilai spiritual dan iman memiliki arti dan nilai yang penting bagi orang Kristen dan bahwa kebijaksanaan manusia tidak selalu sama dengan kebijaksanaan Allah. Oleh karena itu, kita harus rendah hati, menghargai nilai-nilai orang lain, dan mengandalkan Allah dalam hidup kita. (rsnh)

 

 Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...