Kamis, 06 Juli 2023

Renungan hari ini: “TUHAN TIDAK MEMBINASAKAN” (Yehezkiel 20:17)

 Renungan hari ini:

 

“TUHAN TIDAK MEMBINASAKAN”


 

Yehezkiel 20:17 (TB) "Tetapi Aku merasa sayang melihat mereka, sehingga Aku tidak membinasakannya dan tidak menghabisinya di padang gurun"

 

Ezekiel 20:17 (NET) "Yet I had pity on them and did not destroy them, so I did not make an end of them in the wilderness"

 

Nas hari ini mengungkapkan bagaimana Tuhan merasa sayang terhadap umat-Nya yang memberontak terhadap-Nya. Namun, karena kasih-Nya, Tuhan memilih untuk tidak sepenuhnya membinasakan mereka atau menghabisinya di padang gurun selama perjalanan mereka keluar dari tanah Mesir menuju Tanah Perjanjian. Latar belakang tulisan ini terkait dengan sejarah perjalanan orang-orang Israel dari Mesir ke Tanah Perjanjian. Selama perjalanan mereka, orang-orang Israel sering kali memberontak terhadap Tuhan, menyembah berhala, dan melanggar hukum-hukum-Nya. Sebagai konsekuensinya, Tuhan menghukum mereka dengan berbagai cara, termasuk hukuman mati dan hukuman kelaparan.

 

Namun, meskipun begitu, Tuhan juga menunjukkan belas kasih-Nya dan tidak membinasakan mereka sepenuhnya. Dalam konteks ayat ini, Tuhan menyatakan bahwa walaupun sebagian dari generasi tersebut pantas dihukum dan dimusnahkan, Dia merasa sayang dan memberi mereka kesempatan untuk bertobat dan mengubah hidup mereka. Nas ini mencerminkan sifat belas kasih Tuhan yang menginginkan keselamatan umat-Nya dan memberikan kesempatan untuk pertobatan. Meskipun orang-orang Israel telah melakukan dosa yang serius, Tuhan masih menunjukkan rahmat-Nya dan memberi mereka kesempatan untuk bertobat dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

 

Tujuan penulis Kitab Yehezkiel dalam menuliskan ayat "Tetapi Aku merasa sayang melihat mereka, sehingga Aku tidak membinasakannya dan tidak menghabisinya di padang gurun" adalah untuk menyampaikan pesan kasih dan belas kasih Tuhan terhadap umat-Nya yang memberontak terhadap-Nya. Penulis ingin menegaskan bahwa meskipun umat Israel telah melakukan dosa dan memberontak terhadap Tuhan secara berulang kali selama perjalanan mereka dari Mesir ke Tanah Perjanjian, Tuhan tetap merasa sayang terhadap mereka. Meskipun mereka pantas menerima hukuman dan penghukuman yang lebih berat, Tuhan dengan belas kasih memilih untuk tidak membinasakan mereka sepenuhnya di padang gurun.

 

Melalui ayat ini, penulis ingin menekankan bahwa Tuhan tidak hanya sebatas menghukum umat-Nya, tetapi juga memiliki kasih dan keinginan untuk memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Penulis ingin menyampaikan pesan harapan bahwa meskipun ada konsekuensi atas perbuatan dosa, Tuhan masih mengasihi dan menginginkan penyelamatan umat-Nya. Dengan demikian, penulis Kitab Yehezkiel bertujuan untuk membangkitkan kesadaran dan kesadaran diri umat Israel akan kasih dan belas kasih Tuhan, serta menyerukan mereka untuk bertaubat dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya

 

Pernyataan penulis Kitab Yehezkiel 20:17 yang menyatakan "Tetapi Aku merasa sayang melihat mereka, sehingga Aku tidak membinasakannya dan tidak menghabisinya di padang gurun" menawarkan beberapa hal yang perlu direnungkan:

 

Pertama, kasih dan belas kasih Tuhan. Pernyataan ini menggambarkan sifat kasih dan belas kasih Tuhan yang tidak terbatas. Meskipun umat-Nya telah melakukan dosa dan memberontak terhadap-Nya, Tuhan tidak langsung membinasakan mereka. Hal ini mengajarkan kita tentang kemurahan hati Tuhan dan keinginan-Nya untuk memberi kesempatan kepada kita untuk bertobat dan hidup dalam ketaatan-Nya.

 

Kedua, pertobatan dan pengampunan. Pernyataan ini memperlihatkan bahwa Tuhan menghendaki pertobatan umat-Nya. Meskipun mereka telah melakukan dosa, Tuhan masih memberikan peluang bagi mereka untuk mengubah hidup mereka dan kembali kepada-Nya. Ini mengingatkan kita akan pentingnya mengakui kesalahan kita, bertobat, dan mencari pengampunan-Nya.

 

Ketiga, konsekuensi dosa. Meskipun Tuhan menunjukkan belas kasih-Nya, pernyataan ini juga menegaskan bahwa dosa memiliki konsekuensi. Umat Israel tidak diampuni begitu saja, tetapi Tuhan memilih untuk menunda hukuman mereka dan memberikan kesempatan untuk pertobatan. Ini mengajarkan kita bahwa meskipun Tuhan memiliki kasih yang besar, kita tidak boleh menganggap enteng dosa dan harus memahami bahwa konsekuensi alami dari dosa tetap ada.

 

Keempat, kesetiaan Tuhan. Pernyataan ini juga mencerminkan kesetiaan Tuhan terhadap janji-janji-Nya. Meskipun umat Israel memberontak, Tuhan tetap setia kepada janji-janji-Nya untuk membawa mereka ke Tanah Perjanjian. Hal ini mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Allah yang setia, yang memenuhi janji-Nya meskipun kita mungkin tidak setia kepada-Nya. Secara keseluruhan, pernyataan ini mengajarkan kita tentang sifat Tuhan yang penuh kasih, kepentingan-Nya dalam pertobatan dan pengampunan, konsekuensi dosa, dan kesetiaan-Nya terhadap janji-janji-Nya. Karena itu, renungan ini dapat menjadi panggilan bagi kita untuk menghargai kasih dan belas kasih Tuhan, bertobat dari dosa, dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...