Jumat, 13 Mei 2022

Renungan hari ini: “MEMBUAT ALLAH BAGI DIRI SENDIRI” (Yeremia 16:20)

 Renungan hari ini:

 

“MEMBUAT ALLAH BAGI DIRI SENDIRI”


 

Yeremia 16:20 (TB) "Dapatkah manusia membuat allah bagi dirinya sendiri? Yang demikian bukan allah!" 

 

Jeremiah 16:20 (NET) "Can people make their own gods? No, what they make are not gods at all”

 

Tentu manusia tidak bisa dan dilarang “membuat Allah bagi dirinya sendiri”, sebab itu mendukakan hati TUHAN. TUHAN tidak bisa diduakan. Manusia hanya menyembah satu TUHAN dan tidak bisa membuat TUHAN untuk disembahnya. Namun, yang bisa dilakukan manusia adalah “membuat Allah di dalam diri sendiri”. Perhatikan perbedaannya. “Membuat Allah bagi diri sendiri” berarti kita menciptakan sesuatu yang mendi sesembahan kita. Sementara “membuat Allah di dalam diri sendiri” berarti kita mengundang Allah masuk ke dalam pikiran, perkataan dan tindakan kita.

 

Allah di dalam diri, tentu saja seseorang harus memiliki Allah di dalam dirinya.  Bukan menjadikan dirinya allah tetapi menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan di dalam dirinya.  Hal ini berbeda dengan pemikian Marx yang berkata bahwa tuhan hanya representasi dari alam pikiran seseorang, dan Plato pun merepresentasikan ide sebagai tuhan. Allah ada dalam diri kita bukan hanya sekedar representasi dan ide, tetapi kehadiran Allah dalam dirikita menjadikan tindakan, pemikiran dan perkataan kita sesuai dengan kehendak Allah.

 

Itu sebabnya, sebagai manusia ciptaan Allah, kita harus menjalin kedekatan dengan-Nya. Kedekatan kita dengan Allah memampukan kita memiliki pemikiran yang sesuai dengan kehendak Allah. Ketika Allah tidak hadir dalam dirikita, maka bisa saja tidak ada kontrol dalam diri manusia sehingga terjadilah disharmonisasi dengan Allah dan juga dengan sesama manusia dan bahkan dengan alam tempat manusia itu tinggal.  Dalam ajaran Taoisme seorang manusia diminta untuk mengusap embun atau debu di tempat yang baru diinjaknya, sebuah representasi dari kedekatan kepada alam. Artinya, sebagai manusia ciptaan Allah kita harus punya hubungan yang baik dan harmonis dengan cara berdoa, membaca Kitab Suci setiap hari.

 

“Membuat Allah di dalam diri sendiri” ini adalah sebuah kontrol.  Dengan memasukan sepersekian persen dari sifat-sifat dan karakter yang dimiliki Allah ke dalam dirikita, maka kita akan memiliki kontrol positif atas tindakan, perkataan kita.  Efeknya adalah kita akan memberikan kebaikan bagi manusia dan lingkungan sekitar kita.  Dengan “membuat Allah di dalam diri sendiri” akan membuat kita bertanggung jawab terhadap apa yang diciptakan-Nya.  Karena itu, jadikanlah Allah menjadi sumber kekuatan kita di dalam berpikir, berkata dan bertindak. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...