Jumat, 11 Maret 2022

Renungan hari ini: “SEGALA SESUATU MUNGKIN BAGI ALLAH” (Markus 10:26-27)

 Renungan hari ini:

 

“SEGALA SESUATU MUNGKIN BAGI ALLAH”




 

Markus 10:26-27 (TB) Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah"

 

Mark 10:26-27 (NET) They were even more astonished and said to one another, “Then who can be saved?” Jesus looked at them and replied, “This is impossible for mere humans, but not for God; all things are possible for God”

 

Perkataan “tidak ada yang mustahil bagi Tuhan” adalah hal yang biasa kita dengar. Para pengkotbah sering mengatakan hal ini. Biasanya disampaikan ketika mengutip ayat-ayat tertentu yang menyatakan hal tersebut. Yang perlu direnungkan adalah apakah hal itu dapat terjadi dalam hidup kita? Kita menghendaki hal-hal besar terjadi dalam hidup kita, bukan hanya sebagai retorika belaka.

 

Dalam Alkitab ada banyak peristiwa yang dapat kita lihat sebagai “impossible is nothing.” Ada situasi-situasi tertentu di mana Tuhan menyatakan kuasa yang nyata kepada umat-Nya, dan umat-Nya menyebut sebagai “mujizat”. Misalnya ketika orang Israel dikejar orang Mesir, mereka terjepit. Seruan mereka sampai kepada Tuhan dan Tuhan menyelamatkan mereka dengan membelah Laut Merah. Dalam peristiwa itu kita melihat “nothing is impossible with God.”

 

Mustahil, menurut pendapat orang awam, berarti tidak boleh terjadi, tidak dapat terjadi, atau tidak mungkin terjadi. Terdapat beberapa alasan bagi seseorang yang menyatakan sesuatu itu mustahil, tidak dapat terjadi, atau tidak mungkin terjadi. Di antaranya, yaitu: tidak percaya, berpikir negatif, atau tidak masuk akal. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar perbincangan tentang kemustahilan dan ketidakmustahilan, kemungkinan dan ketidakmungkinan, atau possibilities and impossibilities. Secara duniawi, seseorang boleh jadi percaya kepada segala sesuatu yang mustahil dapat dilakukan oleh seseorang.

 

Namun orang-orang yang lain, boleh jadi percaya pada ketidakmustahilan, karena ia percaya bahwa tidak ada sesuatu pun yang mustahil terjadi di hadapan Tuhan. Bagi mereka, yaitu orang-orang yang percaya kepada Allah yang ajaib, sangat percaya tidak ada yang mustahil bagi Allah. Karena di hadapan Allah, segalanya bisa terjadi. Segalanya dapat dilakukan oleh Allah, tentang apa saja, di mana saja, dan kapan saja.

 

Secara alkitabiah, kita mendapati Abraham yang kita kenal sebagai bapak orang percaya. Ia percaya kepada Firman Tuhan bahwa Sara, isterinya, akan mempunyai seorang anak laki-laki, sementara dirinya sudah berumur sembilan puluh tahun. Meskipun demikian, Abraham tetap percaya bahwa di hadapan Tuhan tidak ada sesuatu pun yang mustahil.

 

Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan? Ketika Abraham berumur sembilan puluh tahun, Allah yang dikasihinya membuat perjanjian dengannya. Bahwa Abraham akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Bahwa Allah akan membuat dirinya beranak cucu sangat banyak. Bahwa Allah akan membuat dirinya beranak cucu menjadi bangsa-bangsa. Dan daripadanya, Allah akan menjadikan raja-raja. Allah juga berjanji bahwa perjanjian antara Allah dan Abraham serta keturunannya adalah kekal dan turun-temurun. Perjanjian itu akan menjadi perjanjian yang abadi. Yaitu supaya Allah menjadi Allah Abraham dan Allah dari semua keturunannya.

 

Oleh sebab itu, Allah bertanya kepada Abraham untuk meyakinkannya bahwa tidak ada sesuatu pun yang mustahil di hadapan Tuhan. Bahwa tidak ada satu hal pun yang tidak mungkin bagi Allah. Segalanya dapat terjadi oleh karena kuasa Tuhan. Perhatikanlah pertanyaan Allah pada kalimat awal dari ayat nas Firman Tuhan yang dicatat dalam Kitab Kejadian 18:14. Alkitab menyatakan kepada kita: “Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? ….”

 

Sungguh! Tuhan bertanya kepada Abraham bahwa apa ada sesuatu yang tidak mungkin bagi Tuhan? Apakah ada sesuatu yang tidak dapat dijadikan oleh Firman-Nya? Adakah sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh Tuhan dengan Firman-Nya? Firman Tuhan yang terekam dalam Kitab Yeremia 32:17, mengatakan kepada kita: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu!”

 

Nabi Yeremia mengingatkan Raja Zedekia dan orang-orang Israel yang tegar tengkuk, dan mengingatkan kita pada zaman ini, bahwa sesungguhnya Tuhan Allah adalah pencipta langit dan bumi. Bahwa Tuhan Allah adalah Pencipta jagat raya dengan segala isinya. Dengan Firman-Nya, Allah menjadikan semesta alam menjadi ada. Bahwa dengan kekuatan-Nya yang sangat besar dan dahsyat, dan dengan lengan-Nya yang penuh kuasa, Allah sendirian membentangkan langit dan bumi. Karenanya, bagi Tuhan tidak ada suatu apa pun yang mustahil.

 

Lantas, bagaimanakah dengan diri kita? Sudahkah kita percaya bahwa segalanya dapat dilakukan oleh Allah, tentang apa saja, di mana saja, dan kapan saja? Sudahkah kita percaya bahwa tidak ada sesuatu pun yang mustahil terjadi di hadapan Tuhan Pencipta langit dan bumi? Sudahkah kita sangat meyakini bahwa segala sesuatu bisa saja terjadi karena kehendak dan kuasa Tuhan? Apa yang tidak mungkin menjadi mungkin; bisa terjadinya bukan karena keinginan kita, namun karena hal itu ada di dalam rencana Tuhan. Kita perlu memiliki hidup yang intim dengan Tuhan melalui doa, memuji, menyembah dan perenungan Firman. Hidup yang intim menghasilkan pengenalan akan kehendak Tuhan. Ketika Tuhan berfirman kepada kita, itulah titik awal di mana hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Karena itu, milikilah hubungan yang intim dengan TUHAN maka segala sesuatu akan mungkin bagi ALLAH. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...