Minggu, 24 November 2024

Renungan hari ini: “ANAK YANG HILANG” (Lukas 15:18)

 Renungan hari ini:

 

“ANAK YANG HILANG”




Lukas 15:18 (TB2) Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa"

 

Luke 15:18 (NET) I will get up and go to my father and say to him, “Father, I have sinned against heaven and against you"

 

Nas hari ini adalah bagian dari perumpamaan tentang anak yang hilang, yang menceritakan seorang anak yang menyadari dosanya setelah meninggalkan rumah bapanya, menghambur-hamburkan warisan, dan akhirnya terpuruk. Saat dia mencapai titik terendah dalam hidupnya, dia mengambil keputusan penting: "Aku akan bangkit."

 

Renungan ini mengingatkan kita bahwa pengakuan dosa adalah langkah awal menuju pemulihan. Seperti anak yang hilang, kita sering kali membuat kesalahan, menjauh dari kasih Allah, dan hidup dalam cara yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Namun, ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada Tuhan.

 

"Bangkit dan pergi kepada bapaku" adalah tindakan pertobatan, menunjukkan keberanian untuk menghadapi kesalahan, dan kerendahan hati untuk mengakui dosa. Tindakan ini menggambarkan hubungan kita dengan Allah, Bapa yang selalu menunggu dengan tangan terbuka, siap menerima kita kembali tanpa syarat.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini ini? Ada beberapa hal perlu direnungkan dari nas hari ini:

 

Pertama, kesadaran akan dosa. Ayat ini menunjukkan momen ketika seseorang menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar. Anak yang hilang menyadari bahwa dosanya tidak hanya terhadap manusia (ayahnya), tetapi juga terhadap surga (Tuhan). Ini mengajarkan kita pentingnya introspeksi untuk melihat dengan jujur kesalahan kita.

 

Kedua, kerendahan hati. Anak ini tidak hanya menyadari kesalahannya, tetapi juga memiliki keberanian untuk mengakui dosa-dosanya. Sikap rendah hati ini adalah langkah awal menuju pemulihan hubungan, baik dengan sesama maupun dengan Tuhan.

 

Ketiga, tindakan untuk berubah. Tidak cukup hanya menyadari dosa; anak ini mengambil keputusan konkret: "Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku." Pertobatan sejati membutuhkan tindakan nyata, bukan sekadar niat dalam hati.

 

Keempat, Kasih dan Pengampunan Allah. Meskipun ayat ini tidak langsung menyebut respons sang ayah, konteks perumpamaan menunjukkan bahwa Allah, seperti sang ayah, selalu menanti dengan kasih yang tidak bersyarat. Ini memberikan harapan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni jika kita datang dengan hati yang bertobat.

 

Kelima, pertobatan sebagai Pemulihan Relasi. Anak ini tidak hanya ingin kembali untuk meminta maaf tetapi juga ingin memulihkan hubungan yang telah rusak. Hubungan kita dengan Allah dan sesama bisa diperbaiki jika kita memiliki keberanian untuk mengakui kesalahan dan bertindak memperbaikinya. Karena itu, seperti anak yang hilang, kita juga dipanggil untuk kembali ke pelukan kasih Allah, memohon pengampunan-Nya, dan hidup dalam anugerah-Nya. Pertobatan sejati selalu dimulai dengan pengakuan hati yang tulus dan langkah menuju Tuhan. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Renungan hari ini: “BELAJAR MENGENAL KRISTUS" (Efesus 4:20)

  Renungan hari ini:   “BELAJAR MENGENAL KRISTUS"   Efesus 4:20 (TB2) "Tetapi, bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus...