Jumat, 29 Maret 2019

Renungan hari ini: MEMBERI DENGAN SUKACITA

Renungan hari ini: 

MEMBERI DENGAN SUKACITA



2 Korintus 9:7b (TB) “Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita" 

2 Corinthians 9:7b (NET) “Because God loves a cheerful giver” 

Memberi dengan sukacita merupakan bentuk syukur atas pengenalan kasih Allah bagi kita. Memberi dengan syukur karena kita merasakan kemurahan hati Allah bagi kita. Allah mengharapkan kita untuk menjadi murah hati dan juga untuk memberi secara seimbang. Daud menulis dalam Mazmur 112:5, 9, "Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman… Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan." Roh dan sikap memberi yang sejati merupakan inti dari ajaran Yesus dalam Kotbah di Bukit, dimana dibicarakan tentang menolong orang miskin.  Dalam Lukas 6:35 kita diberitahu agar tidak mengharapkan balasan untuk kebaikan kita," … dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar…."

Jadi, apakah kita harus memberi untuk menerima? Tentu tidak! Seorang yang suka memberi, ia memberi karena roh kemurahan hati yang sejati. Bila ia menerima, ia menganggapnya sebagai suatu berkat yang tidak terduga dan ia mulai memberi lagi, dengan lebih banyak! Ingatlah, Yesus Kristus, Anak Manusia, Putra Allah berkata,"… Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima" (Kis. 20:35).

Mengapa lebih berbahagia memberi daripada menerima? Bila kita memberi dengan bebas dan murah hati, kita mendahulukan Allah dan menempatkannya lebih dari kepentingan kita yang egois. Dengan melakukan hal ini, kita menaati firmanNya dan ketaatan ini akan membuatNya memberkati kita. Bila kita memberi dengan bebas dan murah hati, pemberian itu menunjukkan bahwa kita mempercayai Allah. Derajat pemberian kita merupakan penghalang antara kita dan berkat Allah. 1Petrus 5:5 berkata,"… Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Pemberian kita harus berlimpah dan dengan pengertian bahwa kebaikan dan kemurahan hati kita pada akhirnya akan sangat menolong orang-orang miskin. Bukan jumlah pemberian kita, melainkan motivasi di balik pemberian kita. Janganlah kita memberi dengan perasaan segan, atau karena harus memberi, atau dengan sedih. Jangan memberi sesuatu yang besar jika Anda tidak merasa wajib melakukannya. Jangan memberi dengan sedih, karena berarti Anda memberi agar dipandang orang. Memberilah karena itu diperlukan dan dengan motivasi yang murni. Inilah jenis pemberian yang menyenangkan Allah – memberi dengan gembira, sambil tertawa, sukacita, semangat, dan sukahati. Bila kita bisa memahami prinsip-prinsip ini, memberi sungguh-sungguh menjadi berkat. "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita" (2 Kor. 9:7).

Berilah dengan tersembunyi dan tulus hati maka Tuhan akan membalaskannya kepada kita tepat waktu sesuai kebutuhan kita, pada saat yang tidak pernah kita duga! Karena Dia Allah yang hidup yang memperhatikan setiap keputusan, setiap pemberian, bahkan sampai kedalaman hati kita. Karena itu, berilah dengan sukacita apa yang ada pada kita kepada orang yang membutuhkannya. (rsnh)

Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...