Selasa, 05 Februari 2019

Renungan hari ini: BAGI ALLAH TIDAK ADA YANG MUSTAHIL

Renungan hari ini: 

BAGI ALLAH TIDAK ADA YANG MUSTAHIL



Lukas 1:37 (TB) "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil"  

Luke 1:37 (NET) "For nothing will be impossible with God” 

Pernyataan “Bagi Allah tidak ada yang mustahil” merupakan bukti bahwa Allah punya kuasa dan otoritas atas segala apa yang terjadi di dunia ini bagi semua orang. Allah yang menciptakan segala sesuatunya menurut kehendak-Nya. Apa yang diceritakan dalam Lukas pasal 1, dimana Maria akan mengandung seorang Raja, suatu hal yang mustahil bagi manusia seper ti pada Maria. Disaat  itu pasti bukan kehamilan yang menjadi doa Maria, melainkan mengenai pertunangannya dengan Yusuf. Tidak ada dalam benaknya akan hamil di luar pernikahannya dengan Yusuf. Pastilah Maria merindukan kehamilan yang sah yakni setelah menikah dengan Yusuf.

Walaupun ia sudah bertunangan dengan Yusuf, tapi pastinya yang mereka doakan adalah pernikahan dan kebahagiaan. Tapi yang Allah berikan jauh dari apa yang mereka pikirkan, sebuah kemustahilan.  Maria akan hamil sebelum mereka resmi menikah. Kehamilan itu pun menjadi misteri bagi Maria dan Yusuf. Kehamilan Maria merupakan kemustahilan bagi mereka dan dunia pada saat itu. Tetapi karena iman, kemustahilan itu menjadi kenyataan bagi Maria dan Yusuf. Mereka menjalani kemustahilan menjadi sebuah kenyataan hidup. Mereka menjadi orang yang dipercaya Tuhan untuk mewujudnyatakan sebuah kemustahilan menjadi kenyataan.

Apakah kita mau menjadi pribadi yang dipercayakan Tuhan untuk hal-hal yang mustahil? Berikut  beberapa kunci agar kita untuk memasuki hidup yang penuh mujizat dan kemustahilan, yakni:

Pertama, kita harus lebih lagi percaya. Mari kita ingat kembali akan mujizat yang Tuhan buat dalam hidup kita, maka pasti yang akan ada ingat adalah apa yang diluar pikiran, bayangan, penglihatan kita dan doa kita, itulah yang Tuhan sediakan bagi umatnya yang percaya (1Kor. 2:9). Inilah intinya, percaya. Dihari-hari ini, kita harus lebih lagi percaya. Bisa saja saat itu Maria menolak apa yang malaikat Tuhan  sampaikan, tapi ia lebih memilih untuk percaya dan menerima kasih karunia itu walaupun ia tahu banyak orang yang akan menghujat dan mencibir dirinya karena ia belum menikah.  Karena percayanya, Maria mendapatkan per tolongan Tuhan  melalui Roh Kudus  dan kuasa untuk menghadapi segala situasi yang akan ia hadapi (Luk. 1:34-35).   

Disaat kita berpikir, itu tidak mungkin bagiku, itu mustahil, disitulah Tuhan punya rencana yang jauh lebih baik dari yang kita pernah harapkan, dan disaat itulah kita diberikan  kekuatan yang melampaui  pikiran kita untuk menghadapi segala kemustahilan.  Tuhan hanya ingin kita percaya kepada-Nya.

Kedua, kita harus lebih lagi memandang kepada Tuhan. Memandang Tuhan  adalah sikap kerendahan hati dimana kita yang terhubung dengan Tuhan menyatakan kita hanya seorang hamba dan tidak mampu hidup tanpa Tuhan.   Maria tidak mampu mengandung bayi Yesus kalau Roh Kudus tidak turun ke atasnya. Maria tidak akan mampu menghadapi cemoohan orang-orang kalau Allah tidak memberikannya  kuasa. Maria hanya percaya dan merendahkan  hatinya untuk terus memandang bahwa inilah pekerjaan  Allah dan taat sebagai seorang hamba (Luk. 1:38).  Saat kita menggandeng  tangan Tuhan,  kita berserah,  kita membiarkan Tuhan bekerja di depan kita dan membela kita, disaat inilah segala hal menjadi mungkin. Tuhan mau kita mengikutsertakan-Nya untuk melakukan perkara-perkara besar.  Saat mata kita terus memandang kepada Tuhan dengan segala kerendahan  hati kita, kita akan mengerti bahwa dalam kemustahilan,  kita tahu Allah turut bekerja di dalamnya (Rm. 8:28).

Ketiga, kita harus lebih lagi memperkatakan kebenaran. Selain percaya dan memandang Tuhan, sikap lain yang perlu kita miliki ialah sikap untuk terus memperkatakan  firman Tuhan.  Firman Tuhan mempunyai kuasa yang dalam untuk kehidupan umat-Nya. Dalam Yehezkiel  37:1-14, Allah berfirman  kepada Yehezkiel untuk bernubuat atas tulang-tulang kering di tengah lembah. Firman itu akan menghembuskan nafas hidup supaya tulang-tulang itu hidup kembali.

Hari ini apa yang menjadi tulang-tulang kering dalam hidup kita?. Keuangan kitakah?, pekerjaan?, rumah tangga?, atau apapun situasi yang kering dalam hidup kita,  Tuhan inginkan kita setiap hari memperkatakan berkat atas hidup kita, agar ada nafas hidup, ada kekuatan, ada semangat yang baru untuk kekeringan kita. Saat kebenaran  diperkatakan, ada hal-hal mustahil yang akan Ia sediakan. Karena itu, jadikanlah hidup kita menjadi sarana Tuhan untuk mewujudkan kemustahilan menjadi sesuatu kenyataan. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...