Minggu, 05 Agustus 2018

Renungan hari ini: PUASA YANG DIKEHENDAKI TUHAN

Renungan hari ini: 

PUASA YANG DIKEHENDAKI TUHAN



Yesaya 58:6 (TB) "Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk" 

Isaiah 58:6 (NRSV) "Is not this the fast that I choose: to loose the bonds of injustice, to undo the thongs of the yoke, to let the oppressed go free, and to break every yoke?” 

Ada banyak puasa yang dicatat dalam Kitab Suci. Tentu banyk pula orang yang mengikutinya hingga saat ini. Puasa yang bagaimanakah yang dikehendaki TUHAN? Jika kita mendengar kata puasa maka kita langsung membayangkan tidak makan dan minum dalam kurun waktu tertentu, disertai doa-doa yang—kata orang—lebih “ampuh” daripada biasanya. Berpuasa adalah tidak makan dan minum secara sukarela untuk jangka waktu tertentu. Berpuasa dipadukan dengan doa yang sungguh-sungguh dapat menolong mempersiapkan diri kita dan orang lain untuk menerima berkat-berkat Allah. 

Bagaimana seharusnya kita berpuasa? Kitab Suci mencatat apa yang Tuhan kehendaki ketika umat-Nya berpuasa. Menegakkan kebenaran, berbelas kasih kepada sesama (ay. 6-7). Tidak melakukan yang memberatkan sesama, apalagi mencelakakan (ay. 9). Menahan diri tidak menikmati apa yang diinginkan diri sendiri, tetapi memberikannya untuk memenuhi kebutuhan orang yang tak berdaya (ay. 10). Betapa Tuhan berang ketika umat-Nya menjalankan puasa hanya sebagai ritual belaka, dan menuntut Tuhan menjawab doa karena mereka merasa sudah melakukan kewajiban yang diminta (ay. 1-3). Kelihatannya saja mereka mencari dan merendahkan diri di hadapan Tuhan, tetapi sehari-harinya, mereka tidak takut melakukan apa yang jahat, seolah-olah Tuhan tidak ada (ay. 4-5).

Tuhan berjanji menyertai, bahkan memuaskan kebutuhan kita, ketika dalam puasa kita merelakan bagian kita untuk memenuhi kebutuhan orang lain (ay. 11). Sikap itu dikatakan akan “membangun reruntuhan” yang sudah lama tak bisa dihuni (ay. 12). Belas kasihan dapat menembus hati yang keras hingga mereka juga dapat mengenal hidup yang berkenan kepada Tuhan. Betapa baiknya jika kita mengambil waktu untuk berdoa puasa dan menjalankannya seperti yang Tuhan kehendaki. Kita ditolong makin bertumbuh mengasihi dan makin mengandalkan-Nya; sesama pun dibawa makin mengenal-Nya melalui kasih kita kepada mereka.

Puasa yang dikehendaki Tuhan ialah jika kita mampu mematahkan setiap kuk. Kuk berbicara tentang belenggu. Kuk selalu identik dengan pasangan. Yesus berkata kuk yang diberikan oleh iblis sangat berat untuk ita pikul. Kuk dari iblis bermakna bahwa  kita berjalan sesuai dengan arah dan komando dari iblis. Orang yang terbelenggu oleh kuk yang iblis pasang akan sangat terhimpit. Hidupnya tidak akan maksimal.  Apapun yang ia kerjakan dalam hidupnya tidak sesuai dengan arah yang Allah kehendaki.

Saat ini banyak sekali belenggu yang mengikat orang-orang percaya. Entah itu belenggu dosa, kebiasaan buruk, okultisme, hobby dan sebagainya. Belenggu ini membuat kita tak dapat mengoptimalkan potensi dalam diri kita dan membuat kita berputar-putar tanpa tujuan jelas. Sebagai orang yang berpuasa kita harus mampu membebaskan orang-orang yang terbelenggu oleh dosa itu agar mereka terbebas dari kuasa dosa itu dan memperoleh kemerdekaan dan kebebasan dari kuk dosa dan memperoleh keselamatan kekal. Karena itu, jika kita berpuasa maka jadikanlah puasa kita mampu membebaskan kuk dari dirikita sendiri dan kuk orang lain. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...