Sabtu, 14 September 2024

KOTBAH MINGGU XVI SETELAH TRINITATIS Minggu, 15 September 2024 “TUHAN TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU” (Mazmur 116:1-9)

 KOTBAH MINGGU XVI SETELAH TRINITATIS

Minggu, 15 September 2024

 

“TUHAN TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU”

Kotbah: Mazmur 116:1-9     Bacaan: Lukas 9:22-27



Minggu ini kita memasuki Minggu Keenambelas setelah Trinitatis. Tema yang akan kita renungkan adalah “TUHAN telah Berbuat Baik Kepadamu”. Dalam pasal ini, pemazmur menggambarkan pengalaman pribadi tentang bagaimana Tuhan telah bertindak dengan penuh kasih dan penyelamatan dalam hidupnya. Ia memuji Tuhan yang telah mendengar doanya dan menyelamatkannya dari segala kesesakan.

 

Jika kita memerhatikan perikop ini, maka kita akan menemukan beberapa hal yang perlu kita pelajari, yakni:

 

Pertama, Tuhan mendengar doa kita (ay. 1-2).
"Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya." Pemazmur memulai dengan pengakuan yang penuh kasih kepada Tuhan karena Tuhan mendengar doanya. Dalam hidup kita, berapa kali kita merasa sendirian, tak ada yang mendengarkan, namun kita diingatkan bahwa Tuhan selalu menyendengkan telinga-Nya kepada kita. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah jauh dari kita. Setiap kali kita berdoa, Dia mendengar, dan karena itu, kita didorong untuk terus berdoa seumur hidup kita.

 

Kedua, Tuhan menyelamatkan kita dari kesesakan (ay. 3-4). "Tali-tali maut telah melilit aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: 'Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!'" Pemazmur menggambarkan betapa dekatnya ia dengan maut dan betapa besar kesesakan yang ia alami. Namun, dalam keadaan itu, ia berseru kepada Tuhan. Ini mengingatkan kita bahwa tidak ada kesesakan atau masalah yang terlalu besar bagi Tuhan. Apapun yang kita hadapi, Tuhan mampu menyelamatkan kita. Seperti pemazmur, kita diajak untuk menyerukan nama Tuhan di saat-saat sulit dan percaya bahwa Dia akan memberikan jalan keluar.

 

Ketiga, Tuhan itu Pengasih dan Adil (ay. 5-6). "TUHAN itu pengasih dan adil, Allah kita penyayang. TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku." Ayat ini mengingatkan kita akan sifat Tuhan yang penuh kasih dan adil. Dia tidak hanya mendengar dan menyelamatkan, tetapi juga memelihara orang-orang yang sederhana hati. Seringkali, dalam kelemahan kita, kita merasakan ketidakberdayaan. Tetapi Tuhan datang sebagai Penolong, menopang kita dengan kasih-Nya. Kita diajak untuk rendah hati, mengakui kelemahan kita, dan bersandar pada kekuatan Tuhan.

 

Keempat, Damai Sejahtera di hadirat Tuhan (ay. 7-9). "Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu. Ya, Engkau telah meluputkan nyawaku dari maut, mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan TUHAN, di negeri orang-orang hidup." Pemazmur mengajak jiwanya sendiri untuk kembali tenang dan bersyukur karena Tuhan telah berbuat baik. Ketika kita mengingat bagaimana Tuhan telah meluputkan kita dari maut, menghapus air mata kita, dan menjaga langkah kita, kita menemukan damai sejahtera yang sejati. Kita diundang untuk terus berjalan di hadapan Tuhan dengan penuh keyakinan bahwa Dia selalu menyertai kita.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah mengapa TUHAN berbuat baik kepada kita? Berdasarkan kitab Mazmur 116:1-9, ada beberapa alasan mengapa Tuhan berbuat baik kepada kita:

 

Pertama, karena Tuhan menjawab seruan kita (ay. 1-2). Dalam ayat 1-2, pemazmur mengungkapkan, "Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya." Tuhan berbuat baik karena Dia mendengarkan doa-doa dan seruan kita. Ketika kita berseru kepada-Nya dalam kesulitan, Tuhan tidak tinggal diam. Dia menjawab dan bertindak untuk kebaikan kita.

 

Kedua, karena kesetiaan Tuhan menyelamatkan dari kesesakan (ay. 3-4). Pemazmur berbicara tentang bagaimana Tuhan menyelamatkannya dari situasi yang sangat menakutkan, bahkan dari maut dan kesesakan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan berbuat baik dengan setia menyelamatkan kita dari kesulitan-kesulitan hidup. Dia tidak membiarkan umat-Nya terperangkap dalam kesesakan tanpa pertolongan.

 

Ketiga, karena Kasih dan Keadilan Tuhan (ay. 5). Ayat 5 menyatakan, "TUHAN itu pengasih dan adil, Allah kita penyayang." Tuhan berbuat baik karena sifat dasar-Nya adalah kasih, keadilan, dan penyayang. Kebaikan Tuhan berasal dari karakter-Nya yang penuh kasih dan kepedulian terhadap umat-Nya. Tuhan tidak hanya melihat kelemahan kita, tetapi juga bertindak dengan belas kasih dan kebenaran.

 

Keempat, karena kepedulian Tuhan terhadap orang yang lemah (ay. 6). Ayat 6 mengatakan, "TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku." Tuhan berbuat baik karena Dia peduli terhadap mereka yang sederhana dan lemah. Dia memelihara, melindungi, dan menyelamatkan mereka yang tidak mampu membela diri. Ini menunjukkan bahwa kebaikan Tuhan meliputi perhatian khusus kepada mereka yang lemah dan membutuhkan pertolongan.

 

Kelima, karena Tuhan memberi Kedamaian dan Pemulihan (ay. 7). Dalam ayat 7, pemazmur mengatakan, "Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." Tuhan berbuat baik dengan memberikan kedamaian dan pemulihan kepada jiwa kita. Ketika kita merasa gelisah atau tertekan, kebaikan Tuhan membawa ketenangan dan kelegaan bagi jiwa kita.

 

Dari poin-poin ini, kita bisa melihat bahwa Tuhan berbuat baik kepada kita bukan karena kita layak, tetapi karena kasih-Nya yang besar, keadilan-Nya yang sempurna, kesetiaan-Nya yang tak tergoyahkan, dan kepedulian-Nya yang mendalam terhadap keadaan kita. Kebaikan Tuhan adalah refleksi dari siapa Dia, bukan semata-mata respon terhadap siapa kita. Hal ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan mengandalkan Tuhan dalam segala keadaan.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu keenambelas setelah Trinitatis ini? Berikut adalah beberapa hal yang perlu kita refleksikan dari tema “TUHAN TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU” berdasarkan kitab Mazmur 116:1-9:

 

Pertama, bersyukur dalam segala keadaan. Dalam Mazmur 116, pemazmur mengungkapkan syukur atas kebaikan Tuhan yang telah menyelamatkan dan mendengarkan doanya. Refleksi yang bisa kita ambil adalah pentingnya bersyukur kepada Tuhan dalam segala keadaan, baik saat kita sedang dalam kesulitan maupun ketika kita berada dalam keadaan yang baik. Mengingat kebaikan Tuhan seharusnya mendorong kita untuk hidup dengan sikap penuh syukur setiap hari.

 

Kedua, ketergantungan pada Tuhan dalam doa. Pemazmur menunjukkan bahwa ia berseru kepada Tuhan di saat kesesakan dan Tuhan mendengar doanya. Ini mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan Tuhan melalui doa, apapun situasi yang kita hadapi. Kita perlu refleksi apakah kita sudah menjadikan doa sebagai bagian penting dari kehidupan kita dan sejauh mana kita mempercayakan masalah kita kepada-Nya.

 

Ketiga, kepercayaan pada Kasih dan Keadilan Tuhan. Tuhan berbuat baik karena Dia penuh kasih dan adil. Kita diajak untuk merefleksikan kepercayaan kita kepada Tuhan, terutama ketika menghadapi ketidakpastian atau ketidakadilan dalam hidup. Apakah kita benar-benar percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang pengasih dan adil, dan bahwa Dia bekerja untuk kebaikan kita bahkan ketika kita tidak dapat melihatnya secara langsung?

 

Keempat, kesetiaan dalam mengikuti Tuhan. Pemazmur berkomitmen untuk berseru kepada Tuhan seumur hidupnya karena kebaikan yang telah ia terima. Ini menjadi panggilan bagi kita untuk hidup setia kepada Tuhan sebagai respon atas kebaikan-Nya. Kita bisa merenungkan bagaimana komitmen kita dalam mengikuti Tuhan—apakah kita setia dalam ibadah, pelayanan, dan ketaatan kepada firman-Nya?

 

Kelima, kedamaian dan keteguhan hati di tengah kesesakan. Ayat 7 mengajak kita untuk tenang karena Tuhan telah berbuat baik. Ini mengingatkan kita bahwa kedamaian sejati datang dari kehadiran Tuhan dalam hidup kita, bukan dari keadaan yang kita alami. Dalam refleksi ini, kita bisa bertanya pada diri sendiri, apakah kita sudah benar-benar percaya bahwa Tuhan adalah sumber kedamaian kita, atau kita masih mencari kedamaian di tempat lain?

 

Dari refleksi-refleksi ini, kita diundang untuk hidup dengan lebih bersyukur, lebih bergantung pada Tuhan, dan lebih setia dalam mengikuti-Nya, dengan kesadaran bahwa kebaikan Tuhan selalu hadir dalam hidup kita, baik dalam situasi besar maupun kecil. Karena itu, mari kita terus mengingat dan merayakan kebaikan Tuhan yang tak terhingga dalam hidup kita setiap hari. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “MEMILIKI RASA TAKUT AKAN TUHAN” (Amsal 14:26)

  Renungan hari ini:   “MEMILIKI RASA TAKUT AKAN TUHAN”   Amsal 14:26 (TB2) "Dalam takut akan TUHAN ada sandaran yang teguh, bahkan ada...