Rabu, 10 November 2021

Renungan hari ini: “PENCOBAAN BUKAN DATANG DARI TUHAN” (Yakobus 1:13)

 Renungan hari ini:

 

“PENCOBAAN BUKAN DATANG DARI TUHAN”




 

Yakobus 1:13 (TB) Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun

 

James 1:13 (NET) Let no one say when he is tempted, “I am tempted by God,” for God cannot be tempted by evil, and he himself tempts no one

 

Iman Kristen meyakini bahwa pencobaan bukan datang dari TUHAN. Tentu setiap kita pernah mengalami pencobaan. Pencobaan demi pencobaan yang kita hadapi membuat kita bisa saja semakin ragu akan keberadaan Tuhan dalam kehidupan kita. Sebagai manusia biasa, terkadang kita merasa bahwa pencobaan yang kita hadapi sangat berat membuat kita tidak tenang, kuatir dan takut. Padahal, kalau kita keluar dari rumah dan melihat kehidupan orang lain di luar sana ternyata masih ada yang lebih menderita.

 

Ada kemungkinan Yakobus mengunakan istilah pencobaan dalam ayat 13-15 dalam pengertian yang berbeda dari ayat 3 atau 12. Yang dimaksudkan dengan pencobaan dalam ayat 3 dan 12 sepertinya menunjuk kepada ujian iman yang memang datang dari Tuhan. Dalam PL, kita menemukan bahwa Tuhan memang menguji manusia, misalnya saja ujian iman terhadap Abraham. Namun, dalam ayat 13-15, Yakobus berbicara mengenai pencobaan yang berbeda, sebuah pencobaan yang bukan datang dari Tuhan, namun dari hasrat diri manusia yang berdosa.

 

Dalam konteks ini, Yakobus mengingatkan bahwa manusia tidak dapat melemparkan semua tanggung jawab terhadap penderitaan yang dia alami kepada Tuhan; walaupun memang ada penderitaan yang merupakan ujian iman dari Tuhan, namun tidak semua penderitaan manusia adalah ujian iman. Sebagian penderitaan yang dialami oleh manusia adalah karena kesalahannya sendiri; karena manusia mengikuti jalan yang salah dan akibatnya manusia harus menanggung konsekuensi dari kesalahannya.

 

Yakobus menegaskan bahwa Allah tidak dapat dicobai oleh orang jahat; dengan kata lain hanya orang jahat/berdosa yang mencobai Tuhan. Siapakah orang yang demikian? kita bisa melihat contoh nyata dari orang seperti ini dalam kitab Keluaran. Dalam kehidupan bangsa Israel yang walaupun mereka telah merasakan anugerah Tuhan, namun mereka tidak percaya kepada Tuhan bahkan berulang kali mencobai Tuhan selama mereka berada di pandang belantara. Oleh karena mencobai dengan tujuan yang jahat merupakan sebuah dosa, maka Tuhan tidak mungkin melakukan hal tersebut sebab tidak ada sedikitpun kejahatan dalam diri Tuhan. Itulah sebabnya Yakobus mengatakan bahwa ia tidak mencobai siapun; ingat yang dimaksudkan dengan mencobai di sini adalah mencobai dengan niat menghancurkan dan bukan dalam pengertian ujian iman.

 

Jika demikian, dari mana pencobaan itu datang? Maka Yakobus mengatakan hal tersebut datang dari diri kita sendiri, dari hasrat dosa yang berakar dalam diri kita sebagai orang berdosa. Hasrat dosa inilah yang menyeret manusia dan menipu/memperdaya manusia. Istilah "dipikat olehnya" memiliki pengertian yang unik, di mana istilah tersebut menunjuk pada sebuah kail dengan umpan yang digunakan oleh seseorang saat memancing; hasrat dosa seperti itu, ia akan menjerat manusia dan membawa manusia kepada bukan saja keberdosaan namun maut/kematian.

 

Kita semua tahu bahwa pencobaan itu datang dari keinginan yang jahat bukan dari Allah, apabila keinginan dibuahi akan melahirkan dosa yang bisa mengakibatkan maut. Karena keinginan dan nafsu yang jahat seperti bola salju yang digelindingkan makin lama makin besar tidak pernah puas sehingga tidak ada yang sanggup menghentikannya. Bola salju itu bisa menghacurkan siapa saja bahkan diri sendiri dan celakanya seringkali manusia tidak sadar akan pencobaan tersebut tahu-tahu sudah mengalami kehancuran yang parah.

 

Seringkali orang salah mengerti perbedaan antara pencobaan dan ujian. Dari hasilnyalah biasanya orang akan mengerti. Pencobaan membawa maut tetapi ujian membawa pertumbuhan iman (1 Kor. 10:13). Kita bisa menang dari pencobaan jika kita menjadikan Tuhan sebagai sumber kekuatan kita dan memilih taat pada firman-Nya.

 

Alkitab mengajarkan bahwa ada dua sumber pencobaan. Pertama adalah iblis. Efesus 6:10-12 menjelaskan bahwa kita hidup dalam suasana perang dengan iblis. Di sini kita bisa melihat bahwa iblis senantiasa berusaha untuk berperang melawan dan menjatuhkan kita. Itu sebabnya ia akan menggunakan segala cara untuk membuat kita jatuh dan berdosa. Inilah niat jahat iblis. Ketika kita tergoda dan mau menuruti kata-kata iblis, maka dalam waktu yang sangat singkat kita akan berubah menjadi serigala yang siap mencari mangsa baru dan menggoda orang lain agar ikut dengan langkah kita yang salah.

 

Kedua adalah bersumber dari diri kita sendiri (ay. 14). Kadang kitalah yang bertanggung jawab penuh atas kejatuhan sebab keinginan untuk jatuh dan berdosa berasal dari dalam diri kita sendiri.

 

Ketika pencobaan demi pencobaan datang menghampiri kita, apa langkah yang harus kita tempuh agar tetap kuat di dalam Tuhan. 

 

Pertama, kita mesti menyadari titik lemah dalam hidup kita. Iblis selalu menyerang kelemahan kita; jangan sampai kita menyangkal kelemahan diri sendiri. Jangan pernah lupa untuk selalu membekali diri dengan firman Tuhan.

 

Kedua, kita tidak boleh meremehkan pencobaan dan terlalu percaya diri. Kendati kita tahu kelemahan kita, jangan kita bermain api dengan pencobaan. Itu sebabnya dalam Doa Bapa Kami, Tuhan mengajarkan kita untuk berdoa supaya Ia menjauhkan kita dari pencobaan. Jadi, jangan kita malah mendekatkan diri dengan pencobaan. Jangan karena merasa hebat kita lantas menghampiri pencobaan yang sesungguhnya sejak awal sudah diingatkan.

 

Ketiga, ingatlah bahwa pencobaan dari iblis dan dari diri sendiri adalah sama berbahayanya. Iblis sangat cerdik sehingga ia cepat membisikkan kata-kata yang menghasut kita untuk berontak dari Tuhan. Kita pun adalah makhluk yang berdosa sehingga kita dapat memainkan rasio dan membuat diri "tidak merasa bersalah." Sikap mau menang sendiri sesungguhnya sama halnya dengan kita sedang menggali lubang sendiri dan siap-siap masuk ke dalamnya.

 

Keempat, terimalah pencobaan sebagai bagian dari ujian untuk mendewasakan kita. Dengan kata lain, ini adalah kesempatan untuk kita bertumbuh, bukan untuk kita jatuh.

 

Kelima, apa pun yang kita rasakan, yakinlah dengan iman bahwa Tuhan melihat dan menolong. Tidak selalu kita melihat Tuhan bekerja secepat yang kita harapkan namun terpenting adalah mengetahui bahwa Ia beserta kita, bahkan dalam pencobaan. 

 

Keberadaan Tuhan dalam kehidupan kita tiada terukur, Tuhan selalu hadir dalam setiap kesusahan, kesedihan dan kesulitan yang kita alami. Pertolongan Tuhan tiada terhitung dalam kehidupan kita. Yesus sangat setia dalam hidup kita dan mengawal kita setiap saat. Berbahagialah jika hari ini kamu masih bisa bertahan dalam pencobaan. Karena segala sesuatu akan indah pada waktunya, dan Tuhan tidak akan membiarkan kita sampai terjerembab. Karena itu, hadapilah pencobaan dengan iman agar kita berhasil mengalahkannya dengan baik. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...