Jumat, 30 Oktober 2020

Renungan hari ini: “MENGAPA ENGKAU TERTEKAN HAI JIWAKU?” (Mazmur 43:5)

 Renungan hari ini:

 

“MENGAPA ENGKAU TERTEKAN HAI JIWAKU?”




 

Mazmur 43:5 (TB) "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!"

 

Psalms 43:5 (NET) "Why are you depressed, O my soul? Why are you upset? Wait for God! For I will again give thanks to my God for his saving intervention”

 

Daud, seorang raja hebat, juga mengalami tekanan dalam jiwanya karena masalah yang dihadapinya. Tiga kali ia menulis, "Mengapa engkau tertekan hai jiwaku?" Ia menggambarkan, air mata menjadi makanannya siang dan malam. Banyak musuh menyerangnya dan ia merasa terimpit. Orang-orang mencelanya sambil berkata, “Di mana Allahmu?" Ada perkabungan yang melingkupi kehidupannya. 

 

Kunci yang memampukan Daud bertahan dalam tekanan adalah kepercayaan bahwa Tuhan memerintahkan kasih setia-Nya dan ia bisa berdoa dengan penuh ucapan syukur. Mengingat kasih setia Tuhan dalam hidup ini akan membantu kita untuk selalu dapat bersyukur. Ucapan syukur merupakan pintu berkat. Hati yang meluap dengan ucapan syukur membuat kita bebas dari tekanan yang mengimpit. 

 

Oleh sebab itu apa yang harus dilakukan ketika jiwa tertekan oleh berbagai persoalan? 

 

Pertama, kita harus berharaplah pada TUHANTerkadang ALLAH memakai masalah-masalah untuk menarik kita lebih dekat, lebih mengerti dan mengetahui akan Diri-Nya. Pengalaman-pengalaman yang paling indah, intim dan mendalam adalah dalam masa-masa yang sulit, beban berat dan seolah ditinggalkan oleh-Nya. Daud memaksa jiwanya untuk tidak tertekan dengan cara: di tengah masa-masa yang sukar itu supaya berharap kepada TUHAN. Ketika keadaan dan situasi tidak bisa dipahami dan dimengerti maka mata kita hanya terfokus kepada TUHAN (memandang TUHAN). Itu jauh lebih bermakna dari pada mata yang tertuju kepada persoalan. Berharap, bersandar, bergantung sama dengan mengandalkan TUHAN untuk menolong, melepaskan dan memberi kemenangan atas setiap kemelut persoalan hidup kita, TUHAN YESUS adalah pengharapan yang tidak mengecewakan bagi kita. 

 

Kedua, kita harus mengucap syukur untuk setiap peristiwa. Sikap dan respon atas pergumulan kita juga menyebabkan jiwa kita makin tertekan, jika kita makin membiarkan amarah, emosi, bersungut-sungut, protes, kecewa kepada TUHAN maka jiwa kita makin tertekan. Dalam 1 Tesalonika 5:18 dikatakan, “Ucapkanlah syukur dalam segala hal katakan melalui mulut kita; TUHAN aku mengucap syukur” untuk masalah yang besar ini. Mengucap syukur adalah bukti bahwa kita bisa menerima dan memahami bahwa apapun yang terjadi adalah seizin TUHAN dan membawa kebaikan bagi kita. Masalah itu hanya bungkusnya saja dan di dalamnya ada kebaikan dan berkat TUHAN. 

 

Ketiga, kita harus percaya mujizat masih ada. Yakinkan dirimu dan percaya bahwa persoalan itu adalah cara TUHAN untuk memberikan mujizat-Nya bagi kita. Apapun penyebab masalah itu, percaya bahwa di dalamnya pekerjaan-pekerjaan ALLAH akan dinyatakan dalam hidup kita. “Abraham sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun kepercayaannya tidak menjadi lemah, dan tetap percaya Allah sanggup melakukan mujizat atas dirinya” (Rm. 4:18-19). Karena itu, mari kita penuhi hati kita dengan kepercayaan akan janji Firman TUHAN yang merupakan kepastian jawaban dan dasar kebenaran bahwa TUHAN sanggup menolong dan melakukan mujizat bagi kita. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...