Minggu, 04 Juni 2023

Renungan hari ini: “BERBAHAGIALAH ORANG YANG MENERIMA PERTOLONGAN DARI ALLAH” (Mazmur 146:5)

 Renungan hari ini:

 

“BERBAHAGIALAH ORANG YANG MENERIMA PERTOLONGAN DARI ALLAH”


 

Mazmur 146:5 (TB2) "Berbahagialah orang yang menerima pertolongan dari Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya"

 

Psalms 146:5 (NET) "How blessed is the one whose helper is the God of Jacob, whose hope is in the Lord his God"

 

Mazmur 146 adalah salah satu dari serangkaian mazmur yang terdapat dalam Kitab Mazmur dalam Alkitab. Mazmur ini merupakan pujian kepada Allah sebagai Penolong dan Pemelihara yang setia terhadap umat-Nya. Latar belakang dari ayat ini bisa dipahami dalam konteks perjalanan sejarah bangsa Israel. Bangsa Israel telah mengalami banyak tantangan, kesulitan, dan penindasan dalam sejarah mereka. Mereka sering kali berhadapan dengan musuh yang kuat dan menghadapi situasi yang tampaknya tak teratasi. Dalam kondisi semacam itu, mazmur-mazmur ini memberikan penghiburan dan harapan kepada umat Israel.

 

Dalam ayat ini, penulis Mazmur menekankan bahwa orang yang menerima pertolongan dari Allah Yakub sebagai penolong adalah orang yang berbahagia. "Allah Yakub" adalah salah satu gelar yang digunakan untuk merujuk kepada Allah dalam Alkitab, mengingat Allah telah memilih Yakub (atau Israel) sebagai bangsa-Nya. Dengan menyebut Allah sebagai penolong mereka, penulis Mazmur menggambarkan bahwa Allah adalah sumber kekuatan dan pertolongan yang dapat diandalkan.

 

Ayat ini juga menekankan pentingnya meletakkan harapan pada TUHAN, Allah mereka. Dalam situasi sulit, mengandalkan Allah sebagai sumber harapan dan pertolongan adalah sikap yang bijaksana. Penulis Mazmur mengajak umat Israel, dan juga kita sebagai pembaca saat ini, untuk mengalihkan harapan kita dari segala sesuatu yang bersifat fana dan bergantung pada Allah yang setia.

 

Dengan mengandalkan Allah dan menaruh harapan pada-Nya, orang tersebut akan merasakan berkat dan kebahagiaan yang datang dari kehadiran dan bantuan-Nya. Ayat ini mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini, kita dapat menemukan kebahagiaan sejati ketika kita mempercayai Allah dan mengandalkan-Nya dalam segala hal.

 

Ada beberapa maksud dan tujuan penulis Mazmur menyatakan "Berbahagialah orang yang menerima pertolongan dari Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya", yakni:

 

Pertama, mengarahkan perhatian kepada sumber yang benar. Penulis Mazmur ingin memfokuskan perhatian orang-orang pada Allah sebagai sumber pertolongan dan harapan yang sejati. Dalam hidup ini, kita sering kali cenderung mencari pertolongan dan harapan dari hal-hal yang bersifat fana, seperti kekayaan, kekuasaan, atau hubungan manusiawi. Namun, penulis Mazmur mengingatkan kita bahwa Allah adalah satu-satunya sumber yang dapat benar-benar memberikan pertolongan dan harapan yang abadi.

 

Kedua, menekankan kebahagiaan dan berkat. Penulis Mazmur menyatakan bahwa orang yang menerima pertolongan dari Allah Yakub sebagai penolong dan meletakkan harapannya pada-Nya adalah orang yang berbahagia. Hal ini menunjukkan bahwa ketika kita mengandalkan Allah sepenuhnya, kita akan merasakan sukacita dan berkat yang melebihi apa pun yang dunia ini dapat berikan. Pertolongan dan harapan yang ditemukan dalam hubungan dengan Allah membawa kepuasan dan kebahagiaan yang mendalam.

 

Ketiga, mengajarkan pentingnya kepercayaan dan ketaatan. Ungkapan "yang harapannya pada TUHAN, Allahnya" menunjukkan pentingnya mempercayai Allah sepenuhnya dan hidup dalam ketaatan terhadap-Nya. Mengandalkan Allah sebagai penolong dan meletakkan harapan pada-Nya adalah tindakan kepercayaan dan ketaatan yang menunjukkan bahwa kita mengakui bahwa Allah adalah penguasa atas hidup kita. Dengan demikian, penulis Mazmur mengajarkan pembaca untuk mengandalkan Allah dengan penuh kepercayaan dan menjalani hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya.

 

Apa yang perlu kita renungkan dari nas hari ini? Pernyataan pemazmur ini mengajak kita untuk merenungkan beberapa hal yang penting, yaitu:

 

Pertama, Allah sebagai sumber pertolongan. Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah sumber pertolongan yang setia. Ketika kita menghadapi kesulitan, tantangan, atau bahkan penderitaan, kita tidak perlu mengandalkan kekuatan atau sumber daya kita sendiri. Allah adalah Penolong yang kuat, siap membantu kita dalam setiap situasi. Hal ini mengajarkan kita untuk menyerahkan diri kepada-Nya dan mencari pertolongan-Nya dalam segala hal.

 

Kedua, harapan yang tertuju pada Allah. Pernyataan ini mengingatkan kita tentang pentingnya menempatkan harapan kita pada Allah. Dalam kehidupan ini, kita seringkali cenderung mencari harapan dalam hal-hal yang bersifat fana, seperti kekayaan, reputasi, atau hubungan manusiawi. Namun, hanya Allah yang dapat memberikan harapan yang kokoh dan abadi. Dalam menghadapi tantangan hidup, kita harus memusatkan harapan kita pada-Nya, karena hanya Dia yang dapat memenuhi dan melebihi harapan kita.

 

Ketiga, kebahagiaan yang ditemukan dalam Allah. Pernyataan ini menunjukkan bahwa berkat dan kebahagiaan yang sejati ditemukan ketika kita mengandalkan Allah. Dunia ini menawarkan berbagai bentuk kebahagiaan yang bersifat sementara dan terbatas, tetapi hanya dalam hubungan dengan Allah kita dapat menemukan sukacita yang abadi. Ketika kita meletakkan harapan kita pada-Nya, kita akan merasakan kebahagiaan yang tak tergoyahkan meskipun dalam situasi sulit sekalipun.

 

Keempat, kehidupan yang diperbaharui oleh Allah. Pernyataan ini mengajak kita untuk merenungkan bahwa menerima pertolongan dari Allah membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan kita. Ketika kita mengandalkan Allah, Dia akan membimbing, melindungi, dan mengubah hidup kita. Dengan hidup yang dipenuhi oleh pertolongan-Nya, kita dapat mengalami pemulihan, pemulihan, dan perubahan yang positif dalam berbagai aspek kehidupan kita. Karena itu, dalam renungan ini, kita dipanggil untuk memercayai Allah sepenuhnya, menempatkan harapan kita pada-Nya, dan mengalami kebahagiaan yang hanya ditemukan dalam hubungan dengan-Nya. Kita diajak untuk melepaskan ketergantungan pada hal-hal fana dan mengandalkan Allah sebagai Penolong yang setia dalam setiap aspek kehidupan kita. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...