Rabu, 06 April 2022

Renungan hari ini: “YESUS PERANTARA ALLAH DAN MANUSIA” ( 1 Timotius 2:5-6)

 Renungan hari ini:

 

“YESUS PERANTARA ALLAH DAN MANUSIA”



1 Timotius 2:5-6 (TB)  "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan"

 

1 Timothy 2:5-6 (NET) "For there is one God and one intermediary between God and humanity, Christ Jesus, himself human, who gave himself as a ransom for all, revealing Gods purpose at his appointed time"

 

Pengantara, Mediator, penyambung, diterjemahkan dari kata Yunani: mesites dan Ibrani: hasarsur. Penyebutan Yesus sebagai "Pengantara yang Esa" bersifat eksklusif dan hanya dapat dipakai oleh satu pihak saja. Inilah pernyataan yang paling tajam dan paling tegas mengenai keilahian manusia Kristus. Juga tercakup di dalam ide mengenai Pengantara/ mediator yang Esa itu bahwa Dia pastilah Allah (Ibr. 7:22, 8:6; 9:15; 12:24). Oknum inilah yang menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Penyebutan "Pengantara yang Esa" menandakan suatu paralelisme, sebagai Allah satu-satunya, Dia bertindak langsung dan dengan satu cara juga terhadap semua orang (lih. Rm. 3:29; 30, 10:12).  Allah inkarnasi sebagai Yesus Kristus, kemanusiaan-Nya sebagai pengantara yang satu-satunya antara Allah dengan manusia, menambahkan bukti-bukti bahwa keselamatan disediakan Allah dalam Dia sendiri untuk semua manusia.

 

Perantara adalah seorang yang bertindak sebagai penengah yang berusaa mempengaruhi perselisihan di antara dua pihak demi mencapai sebuah kesepakatan. Hanya ada satu Perantara di antara Allah dan manusia, dan itulah Yesus Kristus. Dalam artikel ini, kita mempelajari alasan mengapa Allah menentang kita, mengapa Yesus adalah Perantara kita, dan mengapa kita akan gagal jika berusaha mewakilkan diri di hadapan Allah.

 

Upaya pribadi apapun juga yang kita lakukan tidak mungkin cukup untuk bernegosiasi dengan Allah. Perbuatan baik dan pemeliharaan hukum sebanyak dan sebaik apapun tidak dapat membenarkan diri kita di hadapan Allah yang kudus (Yes. 64:6; Rm. 3:20; Gal. 2:16). Tanpa perantara, kita dipastikan menghabiskan akhirat di neraka, karena dengan sendirinya keselamatan dari dosa kita mustahil. Akan tetapi, ada harapan! "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus" (1 Tim. 2:5). Yesus mewakili mereka yang percaya pada-Nya di hadapan takhta kasih karunia Allah. Ia bertindak sebagai penengah bagi kita, sebagaimana seorang pengacara membela klien mereka, dengan memberitahu sang hakim, "Yang mulia, klien saya tidak bersalah atas tuduhan-tuduhan terhadapnya." Seperti inilah persamaan bagi kita juga. Suatu hari kita akan menghadap Allah, tetapi kita akan menghadapi-Nya sebagai orang berdosa yang telah diampuni dikarenakan oleh kematian Yesus sebagai ganti pihak kita. "Pengacara" kita telah mengambil alih hukuman kita!

 

Kita mendapatkan tambahan bukti akan hal ini di dalam Ibrani 9:15: "Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama." Oleh karena Yesus adalah Perantara yang agung dapatkah kita berdiri di hadapan Allah dengan mengenakan kebenaran Kristus Sendiri. Di atas kayu salib Yesus menggantikan dosa kita dengan kebenaran-Nya (2 Kor. 5:21). Penengahan-Nya adalah satu-satunya cara selamat.

 

Reformasi Protestan mengajarkan dengan sangat jelas bahwa Kristus adalah satu-satunya Jalan, satu-satunya Pengantara di antara Allah dan manusia, sehingga tidak dibutuhkan manusia sesuci apa pun untuk menjadi Pengantara. Hal ini sesuai dengan ajaran Alkitab seperti pada bacaan Alkitab hari ini. Allah menginginkan semua orang diselamatkan, tetapi Jalan Keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus. Hanya Yesus Kristuslah yang menjadi Pengantara antara Allah dan manusia. Hanya melalui penebusan yang Yesus Kristus lakukan di atas kayu salib saja manusia dapat datang dan sampai kepada Allah.

 

Karena Kristus adalah satu-satu Pengantara, maka hidup kita janganlah mengandalkan hal-hal lain--manusia atau harta benda. Kita berfokus hanya kepada Yesus Kristus. Hal ini membuat hati kita bersukacita karena kita tahu bahwa di dalam nama dan perantaraan Yesus Kristus, segala doa, pelayanan dan persembahan kita pasti akan sampai kepada Allah. Penghiburan terbesar kita adalah bahwa di akhir hidup kita, Yesus Kristus akan membawa kita untuk hidup selama-lamanya bersama dengan Allah Bapa di surga. Karena itu, bersyukurlah kepada Yesus yang bersedia menjadi Pengantara kita dengan Allah. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...