Minggu, 31 Maret 2019
KARENA KASIH KARUNIA ALLAH”
Kotbah: Titus 2:11-14 Bacaan: Yesaya 65:17-25
Minggu ini kita memasuki Minggu Letare(bersukacitalah senantiasa bersama-sama Yerusalem – Yes. 60:10a).Dalam memasuki dan menjalani minggu ini kita akan dikuatkan dan diarahkan Firman Tuhan dengan tema “Bersukacitalah karena kasih karunia Allah”. Kita bersukacita karena menerima kasih karunia Allah yang sangat luar biasa. “Kasih karunia” (grace)adalah pemberian, diberikan kepada mereka yang tidak layak menerimanya.
Apakah kasih karunia Allah yang menyukakan hati kita?
Pertama,Allah menyelamatkan semua manusia (ay. 11). Hal ini terbukti dari karya Allah yang melepaskan Israel dari Mesir, membebaskan mereka dari gangguan bangsa-bangsa di sekitarnya, memulangkan mereka dari pembuangan. Allah juga mentahirkan kusta, mencelikkan mata yang buta, membebaskan perempuan berzinah dari hukuman rajam.Pembebasan dan keselamatan itu tidak hanya kepada orang Yahudi saja, tetapi dinyatakan kepada semua orang.Anugerah keselamatan itu dialami oleh makin banyak orang.
Kedua,kasih karunia Allah itu mendidik kita supaya meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi (ay. 12). Anugerah keselamatan tidak membiarkan kita hidup semberono.Anugerah menggerakkan pola hidup kudus.Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini. “Mendidik” – mengajar, melatih, mendisiplin, mengoreksi, membimbingbertujuan agar seseorang memahami sesuatu dan melakukannya.Ada dua tujuan pendidikan dan pembimbingan, yakni:1) Meninggalkan kejahatan. Meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi.Dan2) melakukan kebenaran. Dengan kedua hal ini maka kita hidup kita bijaksana, adil dan beribadah. “Hidup” – memiliki tenaga, kesanggupan atau kekuatan untuk hidup kudus.
Dampak dari anugerah keselamatan adalah kemenangan atas kuasa dosa. Kita memperoleh kuasa untuk mengalahkan kuasa yang menyeret kita kepada kejahatan. Kita semakin “bijaksana” – pikiran yang sehat, kesadaran yang baik, kepala dingin, tenang, sabar, hati-hati dalam bertindak, menunjukkan penguasaan diri. Kita juga bisa “adil” – jujur, tulus, bertindak dengan tepat dan baikserta kita bisa “beribadah” – penuh iman, kehidupan yang saleh, pengabdian diri.
Ketiga, kasih karunia Allah itu dengan menyerahkan diri Anak-Nya yang Tunggal bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik (ay. 14). Kristus mengurbankan diri-Nya di kayu salib untuk membebaskan kita dari ikatan dosa serta tidak akan membiarkan kita kembali pada keadaan itu.Kematian Yesus membebaskan kita dari perbudakan Iblis, dipisahkan dari dunia, dan dikhususkan untuk melayani Tuhan dalam kekudusan dan kebenaran.
Dengan kasih karunia itu, kita harus mengalami perubahan hidup. Dulu kita milik atau pelayan Iblis, kini harus menjadi milik atau pelayan Allah saja. Kita harus rajin berbuat baik, artinya sangat bergairah dan tekun melakukannya. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya (Ef. 2:10).
Apa yang hendak kita renungkan dari kotbah Minggu ini?
Pertama, supaya kita melakukan kehendak TUHAN (ay. 12). Dalam ayat 12 disebutkan “supaya kita meninggalkan kefasikan .... hidup bijaksana dan adil”. Apa arti “fasik”? Orang fasik bukan orang kafir! Orang fasik tahu Firman, tahu juga kehendak-Nya tetapi tidak mau melakukan kehendak-Nya! Tidak mau menjadi pelaku Firman. Sedangkan Tuhan Yesus berkata “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di surga” (Mat. 7: 21). Yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga itu adalah orang-orang yang melakukan kehendak Bapa di Sorga! Sekali lagi walaupun mereka aktif dalam pelayanan, “bernubuat .. mengusir setan ... mengadakan banyak mujijat demi nama-Mu juga” (Mat. 7:22) – tidak ada jaminan! Kita wajib mendengarkan ajaran Tuhan dan melakukan kehendak-Nya! Nabi Yesaya berkata “Ia mengajarkan kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya” (Yes. 2:3) – menjadi pelaku Firman, “ia sama dengan orang yang bijaksana..” (Mat. 7:24).
Kedua,supaya kita menyerahkan kehidupan “beribadah di dalam dunia sekarang ini .. dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat kepunyaan-Nya sendiri” (ay. 12, 14). Kita diwajibkan beribadah selama hidup di dunia ini! Kesempatan hanya satu kali yaitu selama kita hidup di dunia ini! Jika mati berarti tidak ada kesempatan lagi! Beribadahlah! Rasul Paulus berkata “mempersembahkan tubuhmu ... berubahlah oleh pembaharuan budimu sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah..” (Rm. 12: 1-2). Ini adalah penyerahan diri secara total tubuh dan jiwa (roh kita milik Tuhan) agar supaya dikuduskan atau dipisahkan dari kejahatan dunia ini “bagi diri-Nya ... umat kepunyaan-Nya”; “engkau ini kepunyaan-Ku” (Yes. 43:1). Maukah kita menyerahkan diri, masuk ke dalam pelayanan, dijadikan berguna bagi Kerajaan-Nya (baca Mat. 5: 13-16).
Ketiga,supaya kita memberitakan kebenaran “Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang ...” (ay. 15). Kita diminta, “rajin berbuat baik” (ay. 14) dengan: a) memberitakan, “bahwa Tuhan itu benar” (Mzm. 92:16); b) menasihati, “telah menasihati ... seorang demi seorang dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah...” (1Tes. 2:11-12); dan c) menyakinkan orang lain agar menjadi percaya, beriman dalam nama Tuhan Yesus, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6). Apa faedahnya? Banyak anggapan memberitakan Firman itu berguna untuk orang lain tanpa disadari bahwa itu juga berguna bagi diri kita sendiri, menguatkan dan menyempurnakan iman kepercayaan. (baca Yak. 2:22). Bagaimana kita dapat meyakinkan orang lain jika diri kita tidak memiliki keyakinan! Disamping itu kita juga memenuhi panggilan Tuhan, memuliakan nama-Nya, “yang Kuciptakan untuk kemuliaanKu” (Yes. 43:7). rsnh
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN