Kamis, 22 September 2022

Renungan hari ini: “JIKA KITA MENGAKU DOSA, MAKA TUHAN MENGAMPUNI DOSA KITA” (1 Yohanes 1:9)

 Renungan hari ini:

 

“JIKA KITA MENGAKU DOSA, MAKA TUHAN MENGAMPUNI DOSA KITA”


 

1 Yohanes 1:9 (TB) "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan"

 

1 John 1:9 (NET) "But if we confess our sins, he is faithful and righteous, forgiving us our sins and cleansing us from all unrighteousness"

 

Kalau kita membaca ayat ini tanpa kita tahu latar belakangnya, maka ayat ini akan memberikan pengertian seperti ini: “jika kita mengaku dosa kita, maka Allah akan mengampuni segala dosa kita, bukan hanya itu tetapi Allah akan menyucikan kita dari segala kejahatan”. Sebaliknya, “Jika kita tidak mengaku dosa kita maka yang terjadi adalah sebaliknya, Allah tidak akan mengampuni dosa kita dan Allah tidak akan menyucikan kita dari segala kejahatan kita”. Sehingga banyak orang yang berpikir begini, “Kalau saya berbuat dosa maka saya menjadi orang berdosa, saya harus mengaku dosa supaya saya menjadi orang benar. Kalau saya berbuat dosa maka saya menjadi orang berdosa, saya harus mengaku dosa supaya saya disucikan dari segala yang jahat.”

 

Dengan kata lain ada sesuatu yang harus kita lakukan, supaya dosa kita diampuni, supaya kita disucikan, supaya kita dibenarkan. Padahal Alkitab telah mengatakan bahwa kebenaran kita adalah pemberian untuk selama-lamanya, selama kita ada di dalam Yesus. Selama kita ada di dalam Yesus kita tidak bisa kehilangan kebenaran yang kita miliki.  Jadi, saat Yohanes menulis ayat ini, sesungguhnya ayat ini ditujukan untuk mereka yang bukan orang percaya. Tetapi argumentasi yang terjadi adalah ayat ini untuk orang percaya. Kalau ayat ini untuk orang percaya apa hasilnya? Akan banyak di antara kita yang hanya menyadari dosa kita. Ketika kita menyadari dosa kita, kita mengaku dosa.

 

Bukan hanya demikian, tetapi kalau kita percaya ayat ini untuk orang percaya, maka kita akan memiliki hubungan dengan Tuhan yang ‘putus sambung’. Ketika kita berbuat dosa maka kita berpikir kita putus hubungan dengan Tuhan, ketika kita mengaku dosa maka kita berpikir kita memiliki hubungan kembali dengan Tuhan. Putus sambung, putus sambung. Ini tidak benar. Semua dosa kita, dulu, sekarang dan yang akan datang sudah diampuni. 

 

Nas hari ini sebenarnya ditujukan kepada orang yang bukan orang percaya. Kalau kita perhatikan semua surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose dan lain-lain, biasanya dimulai dengan kalimat dari Paulus kepada jemaat Allah di Roma, dari Paulus kepada jemaat Allah di Korintus, dari Paulus kepada jemaat di Galatia, dan seterusnya. Ditujukan kepada jemaat, artinya ditujukan kepada orang percaya, kepada orang Kristen. Tetapi waktu Yohanes menulis suratnya, Yohanes tidak memulai dengan kalimat seperti yang ditulis Paulus, tetapi Yohanes memulai suratnya seperti ini, 1 Yohanes 1:1: 1, Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Kalau kita pelajari latar belakang surat Yohanes, Yohanes menulis surat yang pertama ayat yang pertama ditujukan kepada satu kelompok orang yang saat itu dinamakan Aliran Gnostik.

 

Gnostik artinya pengetahuan (knowledge), keselamatan melalui ilmu pengetahuan. Aliran Gnostik ini saat itu lahir di kalangan orang-orang Yahudi yang menyembah berhala. Mereka percaya kepada benda-benda, mereka percaya bahwa segala sesuatu yang bisa mereka sentuh, segala sesuatu yang bisa mereka rasakan adalah jahat. Jadi mereka sangat bermasalah, mereka bisa mengajarkan kita untuk membenci tubuh kita. Itu sebabnya karena Yesus datang ke dalam dunia sebagai manusia, mereka tidak setuju, mereka mengatakan Yesus tidak datang ke dalam dunia ini menjadi manusia. Jadi ketika Yohanes menulis suratnya yang pertama ayat pertama. Yohanes menulis, “Apa yang kami dengar, apa yang kami lihat, apa yang kami saksikan dan apa yang telah kami raba tentang Firman hidup, yaitu Yesus, itulah yang kami tuliskan kepada kamu.” Dengan kata lain Yohanes menulis ayat ini untuk melawan orang-orang Gnostik, “Yesus datang ke dalam dunia ini menjadi manusia, kami melihat, kami saksinya, kami raba, kami berjabat tangan, dan lain-lain.”

 

Lebih jelas lagi di ayat yang ke-3, “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus”. Jadi di sini sangat jelas sekali Yohanes menulis ayat ini kepada orang yang bukan orang percaya, Yohanes memberitakan tentang Yesus, supaya mereka diselamatkan dan supaya mereka beroleh persekutuan dengan Bapa dan Yesus. Pada pasal yang kedua kalau kita perhatikan Yohanes baru menulis untuk orang percaya, karena pasal 2 kalimatnya dimulai dengan “Anak-anakku”. Anak-anakku menunjukkan orang percaya. Jadi sekali lagi Yohanes menulis 1 Yohanes 1:9 ditujukan kepada mereka yang bukan orang percaya.

 

Banyak orang yang memberikan ilustrasi yang salah, “Kalau anak berbuat sesuatu yang salah maka bapak tidak mau berbicara sama anaknya”, ini yang mereka ajarkan, sampai anaknya meminta maaf kepada bapaknya, baru bapaknya mau berbicara lagi dengan anaknya. Mereka mengajarkan bahwa ini gambaran yang terjadi ketika kita berbuat dosa, ketika kita berbuat dosa, maka Allah tidak bisa bersekutu dengan kita, sampai kita mengaku dosa kita. Seperti seorang bapak dengan seorang anak. Kalau anak salah, bapak tidak mau ngomong, maka ini adalah bapak yang jahat.

 

Kalau anak kita berbuat salah, inilah saatnya kita berbicara dengan dia, inilah saatnya kita duduk dan berbicara kepada anak kita, menasehati dan mengajar apa yang benar dan harus dilakukannya. Jika kalau kita berpikir bahwa setiap kali kita berbuat salah, Tuhan tidak mau bersekutu dengan kita, sampai saatnya kita meminta maaf baru Tuhan mau bersekutu lagi dengan kita, maka ini adalah gambaran yang salah tentang Bapa di sorga. Dan banyak orang yang berpikir kalau orang sering menyadari dan mengakui dosa, maka hidupnya semakin kudus, salah! Semakin mereka menyadari dosa, maka mereka semakin berbuat dosa. Semakin mereka berbuat dosa, mereka semakin menyadari mereka orang berdosa. Semakin mereka menyadari mereka orang berdosa, mereka semakin berbuat dosa. Sebenarnya semakin kita menyadari berdosa, maka berhentilah agar anugerah keselamatan yang kita peroleh terpelihara dengan baik. Kita diselamatkan karena anugerah TUHAN bukan karena usaha kita meminta pengampunan dosa kepada TUHAN. Namun sebagai orang yang telah dianugerahi keselamatan, kita pun harus menyadari diri agar tidak melakukan dosa lagi. Karena itu, pengakuan dos akita bukanlah agar kita beroleh keselamatan, melainkan sebagai buah keselamatan yang kita peroleh maka kita mengakui dosakita di hadapan TUHAN. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...