Sabtu, 24 April 2021

KOTBAH MINGGU JUBILATE Minggu, 25 April 2021 “MENURUTI PERINTAH ALLAH” (1 Yohanes 3:19-24)

 KOTBAH MINGGU JUBILATE

Minggu, 25 April 2021

 

“MENURUTI PERINTAH ALLAH”

Kotbah: 1 Yohanes 3:19-24  Bacaan: Yosua 1:5-8




 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu Jubilate. Jubilate yang artinya “bersorak-soraklah bagi Allah, hai seluruh bumi” (Mzm. 66:1). Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Menuruti Perintah ALLAH”.  Perintah ALLAH layaklah kita turuti karena Dialah yang menciptakan, melindungi, memelihara, dan menyertai sertai memberkati seluruh kehidupan kita. Menuruti perintah ALLAH menjadi tugas utama kita sebagai ciptaan-Nya. 

 

Sikap hati untuk menuruti perintah ALLAH itu didasari oleh kebenaran. Melakukan pertintah ALLAH tanpa kebenaran merupakan tindakan yang keliru. Jika kita melakukan perintah ALLAH tanpa kebenaran ALLAH maka hati nurani kita akan menduh kita. Setiap orang memiliki hati nurani yang terdalam pada dirinya yang dapat menilai dan menuduh tentang sikap, tindakan dan perbuatan dalam diri setiap orang. Hati nurani yang terdalam yang ada pada diri kita akan menyadarkan kita melalui tuduhan dan penilaiannya atas sikap dan tindakan kita. Ketika kita melakukan suatu yang tidak patut, maka hati nurani kita akan tergerak menyadarkan kita bahwa memang hal itu memang adalah suatu perbuatan yang tidak pantas, demikian sebaliknya bahwa hati nurani kita akan berkata itu pantas ketika hal itu memaang adalah hal yang pantas untuk kita lakukan. Ada orang yang mengabaikan suara hati nuraninya namun ada juga orang mengubah sikap dengan mengikuti hati nuraninya. 

 

Dan inilah yang disampaikan kepada kita di ayat 19-21 bahwa dalam diri kita ada hati nurani yang dapat menuduh dan memberikan penilaian tentang sikap dan perbuatan kita. Jika kita memang benar-benar hidup dalam kebenaran Tuhan, maka hati nurani kita tidak akan menuduh kita. Sebab ketika hati nurani menuduh kita dan kita tidak berbuat sebagaimana dengan suara hati nurani kita, maka akan selalu ada pertentangan dalam diri kita yang membuat kita tidak damai dan tentram karena apa yang kita perbuat berbeda dengan suara hati nurani kita. namun ketika hati nurani kita tidak menuduh kita tentu hal ini akan sangat memudahkan kita hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Jika hati nurani kita saja sudah kita tolak apalagi firman Tuhan. Sehingga jika hati nurani yang terdalam saja bisa menuduh, menilai dan memberikan kita kesadaran bahwa apa yang kita perbuat itu salah apalagi Tuhan, Dia yang jauh lebih besar dari hati kita, yang mengetahui segala sesuatu.

 

Yang hendak disampaikan kepada kita adalah agar kita datang kepada Tuhan menjadi seorang yang mau untuk taat pada perintah ALLAH. Jika dalam diri kita saja tidak ada kedamaian karena apa yang kita perbuat selalu bertentangan dengan hati nurani kita, bagaimana mungkin kita mau taat kepada perintah Tuhan. Maka kunci agar kita dapat melakukan firman Tuhan adalah membawa diri kita kepada Tuhan menjadi seorang yang mau untuk taat.

 

Timbul pertanyaan kita sekarang, mengapa TUHAN memberikan perintah-perintah-Nya kepada manusia? Ada beberapa alasan mengapa TUHAN memberikan perintah-Nya kepada kita, yakni:

1.     Demi kebaikan kita sendiri.

2.     Supaya manusia dapat menikmati hidup yang diberikan Tuhan dengan baik dan sesuai dengan fungsi yang semestinya.

3.     Supaya manusia dapat menggunakan hidupnya dengan optimal dan menjadikan hidupnya sampai penuh sesuai dengan apa yang Tuhan rancangkan waktu Ia menciptakan manusia. Ketika Tuhan memberi perintah kepada Abraham untuk meninggalkan negerinya, meninggalkan sanak saudaranya, meninggalkan bapanya — itu dilakukan oleh Tuhan karena Dia mau membuat Abraham menjadi bangsa yang besar dan memberkati Abraham. (Kej. 12:1-3).

4.     Agar kita beroleh hidup kekal dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya  (1 Yoh.2.17)2.

5.     Agar kita menjadi anggota Keluarga ALLAH. Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapaku di sorga, dialah saudaraku laki-laki, dialah saudaraku perempuan, dialah ibuku (Mat. 12:50).

6.     Agar memperoleh apa yang kita minta. Dan apa saja yang kita minta, kita meperolehnya daripadaNya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya  (1 Yoh. 3.22).

7.     Agar kita memperoleh janji-Janji Allah. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu  (Ibr. 10.36).

 

Sekarang kita akan melihat bahwa perintah Tuhan yang kita taati itu memiliki dua dimensi, yaitu: 

 

Pertama, percaya pada nama Yesus Kristus. Percaya kepada nama Yesus Kristus adalah dasar kita untuk melakukan perintah Tuhan. Kita menjadi seorang yang taat kepada perintah Tuhan adalah karena kita percaya pada keselamatan Tuhan di dalam nama Yesus Kristus. Bagaimana mungkin kita mengatakan percaya kepada Tuhan Yesus jika kita tidak melakukan perintah Tuhan Yesus. Jika kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat bagi hidup kita, maka kita akan hormat, taat dan mau tunduk pada perintah-Nya. 

 

Percaya kepada nama Tuhan Yesus juga adalah tujuan kita untuk melakukan perintah Tuhan. Sebab kita melihat firman Tuhan bukanlah seperti kumpulan perintah-perintah yang dipaksakan untuk kita lakukan, tetapi kita melakukan dan taat kepada perintah Tuhan adalah supaya kita semakin mengenal, semakin dekat dengan Tuhan.  

 

Percaya pada nama Tuhan Yesus berarti kita mempercayakan hidup kita sepenuhnya pada tuntunan-Nya, bahwa Tuhan memiliki otoritas yang berwibawa penuh dalam diri kita. Kita mau untuk taat dikendalikan oleh Tuhan melalui firmanNya. Firman-Nya adalah tuntunan bagi kita untuk menerima keselamatan dari Tuhan. 

 

Kedua, kita saling mengasihi. Dimensi yang kedua dari perintah Tuhan adalah mengasihi. Firman yang Tuhan sampaikan kepada kita adalah wujud dari kasih Allah kepada kita, bahwa kita akan menerima segala kasih Tuhan adalah melalui ketaatan kita pada perintah Tuhan. Jika kita menghidupi kasih Tuhan, maka tentunya kita juga pasti akan menjadi pribadi yang mengasihi. Membaca, mendengar dan merenungkan firman Tuhan maka kita sedang membaca, mendengar dan merenungkan karakter dari Allah yang mengasihi. Jika firman Tuhan tertanam dalam diri kita, maka karakter Tuhan yang mengasihi itu juga akan tertanam dalam diri kita. bahwa firman Tuhan akan membentuk kita menjadi pribadi-pribadi yang memiliki karakter Kristus yang mengasihi.

 

Dalam upaya kita membantu Sdr/i seiman sebagai bentuk kasih kristiani, kadang kita akan menghadapi tuduhan-tuduhan nurani. Tuduhan nurani bisa benar. Tapi tuduhan nurani juga ada yang  palsu karena iblis berperan menjatuhkan kita, untuk membuat kita ragu akan kasih Tuhan. Apalagi si iblis diberi julukan dalam Alkitab sebagai “the accuser/penuduh/pendakwa” (Why. 12:10). Istilah “menuduh” mengandung makna “menekan berulang kali supaya jatuh ke bawah”. Jadi ada tuduhan hati nurani yang menganggu diri kita bahkan melemahkan keyakinan iman kita di dalam Kristus.

 

Kita harus mengerti dengan jelas di sini. Tuduhan nurani untuk menjatuhkan kita bukan semata-mata salahnya iblis yang cari kesempatan dalam kesempitan. Kita gak bisa cari kambing hitam si iblis, sebab tuduhan nurani atau “the inner voice” dalam diri kita hadir karena diri sendiri – Ada standar moral dalam diri kita yang dilanggar. Karena kita dituding dan dituduh terus menerus oleh hati kita, maka bikin kita ada perasaan bersalah. Hati nurani seseorang yang berisi standar moral tertentu, menurut psikologi secara umum, dipengaruhi dan dibentuk oleh uranian keluarga, sekolah, lingkungan sosial, uranian agama dan seluruh pengalaman realita hidup. Tuduhan urani muncul ketika menurut penilaian kita tindakan atau perkataan tidak cocok dengan nilai moral yang ada dalam diri kita. Hati kita terus menggedor sehingga kita tidak ada damai. Itu dari diri kita sendiri. Tidak bisa mengkambing-hitamkan si iblis. Yang sulit untuk dibedakan adalah urani yang mana tuduhan urani dari diri sendiri dan yang mana yang sudah dipakai sama iblis.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dari Minggu Jubilate ini?

 

Pertama, ketika Roh Tuhan (Roh Kudus) yang adalah Allah sendiri ada dalam hidup kita, Ia akan memimpin dan memampukan kita untuk dapat mentaati perintah-perintah Tuhan. Manusia tidak hidup dalam kebingungan lagi untuk mentaati perintah-perintah Tuhan, karena ada Roh Tuhan yang memimpin, dan bukan saja memimpin, tetapi juga memberi kemampuan.

Kedua, ketaatan kita dalam melakukan segala perintah Tuhan adalah cerminan dari hidup yang dipimpin oleh Roh Tuhan yang Tuhan sudah karuniakan untuk ada dalam hidup kita. Dari waktu ke waktu, ketaatan kita atas segala perintah Tuhan akan semakin teruji, sifat pemberontakan kita akan semakin berkurang, sifat tidak mau diatur kita akan semakin berkurang, kita akan lebih sungguh-sungguh lagi dalam berusaha dan berjuang untuk mentaati perintah-perintah Tuhan — dengan demikian hidup kita semakin berkenan kepada Tuhan. Inilah tanda bagaimana kita bisa menghormati Kristus sebagai Tuhan dan Tuan dalam kehidupan kita dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menaati perntah-perintah-Nya. “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa” (Rm. 8:14-15).

 

Ketiga, kita akan memperoleh apa saja dari Tuhan jika kita menuruti perintah Tuhan. Artinya bahwa orang yang taat kepada perintah Tuhan akan dimampukan untuk berani percaya pada kebaikan Tuhan. Dasar kita untuk memohon dan berharap kepada Tuhan sudah ada. Kita memiliki akses untuk bisa masuk ke dalam berkat Tuhan, sebab kita bukan orang asing atau orang yang tidak dikenal, tetapi kita telah berada dalam kehidupan yang dipenuhi dengan berkat dan kebaikan Tuhan. Perintah Tuhan dan berkat Tuhan itu adalah kesatuan yang tidak terpisahkan, jika kita taat kepada perintah Tuhan, maka kita juga yakin bahwa kita juga sedang hidup dalam berkat Tuhan. Karena itu, turutilah segala perintah TUHAN selama kita masih hidup. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...