Sabtu, 09 September 2023

KOTBAH MINGGU XIV SETELAH TRINITATIS Minggu, 10 September 2023 “ALLAH BERKENAN KEPADA PERTOBATAN ORANG FASIK” (Yehezkiel 33:7-11)

 KOTBAH MINGGU XIV SETELAH TRINITATIS

Minggu, 10 September 2023

 

“ALLAH BERKENAN KEPADA PERTOBATAN ORANG FASIK”

Kotbah: Yehezkiel 33:7-11 Bacaan: Matius 18:15-20


 

Minggu ini kita memasuki Minggu Keempatbelas Setelah Trinitatis. Tema yang akan kita renungkan adalah “Allah Berkenan kepada Pertobatan Orang Fasik”. Tema ini dilatarbelakangi situasi sulit yang dihadapi oleh umat Israel pada saat itu. Mereka telah melakukan banyak dosa dan mendekati hukuman Allah. Nabi Yehezkiel ditugaskan oleh Allah untuk menjadi penjaga atau "pengawal" bagi umat Israel, yang bertanggung jawab untuk memberi tahu mereka tentang bahaya yang mengancam mereka dan memanggil mereka untuk bertobat.

 

Perikope ini menjelaskan bahwa jika seorang nabi memberi peringatan kepada orang fasik untuk bertobat, dan mereka tetap dalam dosa-dosa mereka dan mati dalam kefasikan, maka tanggung jawabnya ada pada diri mereka sendiri. Allah menginginkan pertobatan dan keselamatan bagi semua orang, dan bukan kehendak-Nya agar orang berdosa mengalami hukuman. Oleh karena itu, latar belakang dari pasal ini adalah pesan Allah kepada umat-Nya bahwa Dia berkenan kepada pertobatan orang fasik dan ingin memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

 

Inti pesan dari Yehezkiel 33:7-11 adalah pentingnya pertobatan dan bahwa Allah tidak menginginkan kematian orang berdosa, melainkan keselamatan mereka melalui pertobatan. Allah selalu memberikan kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki hubungan dengan-Nya, tetapi tanggung jawab ada pada individu untuk menerima atau menolak kesempatan itu. Pesan ini mengandung pesan kasih Allah kepada umat-Nya, yang menginginkan agar mereka mengubah hidup mereka dan kembali kepada-Nya.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apa yang dilakukan oleh nabi Yehezkiel agar umat Israel mau bertobat? Berdasarkan perikope ini, ada beberapa hal yang dilakukan nabi Yehezkiel agar umat Israel mau bertobat, yakni:

 

Pertama, menyampaikan peringatan dari Allah (ay. 7). Nabi Yehezkiel adalah utusan Allah, dan perannya adalah memberikan peringatan dari Allah kepada umat Israel. Ia memberitahu mereka tentang bahaya yang mengancam akibat dosa-dosa mereka, termasuk hukuman Allah yang mungkin datang. Ini adalah upaya untuk membuka mata mereka terhadap keseriusan situasi mereka.

 

Kedua, menyampaikan pesan pertobatan yang dari Allah (ay. 8-9). Nabi Yehezkiel menyampaikan pesan pertobatan kepada umat Israel. Ia mengingatkan mereka bahwa jika mereka tidak bertobat, mereka akan menghadapi konsekuensi dosa-dosa mereka. Ada dua konsekuensi tentang pesan pertobatan ini, yakni:

(1)     Jika nabi Yehezkiel tidak menyampaikan pesan pertobatan ini kepada umat Israel, lalu umat itu mati  dalam kesalahannya, maka Allah akan menuntut kematian mereka kepada nabi Yehezkiel (ay. 8). Artinya, jika pesan Allah tidak disampaikan kepada orang berdosa, maka nyawa kita terancam tidak masuk surga.

(2)     Jika nabi Yehezkiel telah menyampaikan pesan pertobatan ini kepada umat Israel, lalu umat itu mati  dalam kesalahannya, maka Allah tidak akan menuntut kematian mereka kepada nabi Yehezkiel (ay. 9). Artinya, jika pesan Allah telah disampaikan kepada orang berdosa, maka kita telah menyelamatkan nyawa kita dan kita masuk surga.

 

Ketiga, menekankan pengampunan Allah (ay. 10). Nabi Yehezkiel juga menyampaikan pesan tentang kasih dan pengampunan Allah. Ia memberitahu mereka bahwa Allah ingin agar mereka bertobat dan hidup. Ia menegaskan bahwa Allah tidak senang melihat kematian orang berdosa, melainkan menginginkan pertobatan dan kehidupan yang lebih baik bagi mereka.

 

Keempat, menyatakan tanggung jawab pribadi. Nabi Yehezkiel menekankan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka sendiri. Ia menyampaikan bahwa jika seseorang memilih untuk tidak bertobat dan tetap dalam dosa, mereka sendiri yang akan menanggung akibatnya.

 

Kelima, menyampaikan pesan dengan sungguh-sungguh. Nabi Yehezkiel menyampaikan pesan-pesan ini dengan sungguh-sungguh dan dengan niat baik. Ia ingin umat Israel merespons pesan pertobatan dengan serius dan merenungkannya.

 

Jadi, nabi Yehezkiel bertindak sebagai utusan Allah yang memberikan peringatan, pesan pertobatan, dan pengharapan kepada umat Israel. Ia berusaha membawa mereka kepada pertobatan dan ketaatan kepada Allah dengan memberikan penjelasan yang jelas tentang konsekuensi dosa dan kasih Allah yang mendalam terhadap mereka.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan pada Minggu keempat belas setelah Trinitatis ini? Tema "ALLAH berkenan kepada pertobatan orang fasik" ini memberikan beberapa refleksi penting bagi kita, yaknni:

 

Pertama, Allah memberi kesempatan pertobatan bagi kita. Pesan utama dari teks ini adalah bahwa Allah selalu memberikan kesempatan kepada orang berdosa untuk bertobat. Ini mencerminkan sifat Allah yang penuh kasih dan pengampunan. Refleksi pertama adalah bahwa tak ada dosa yang terlalu besar atau tak dapat diampuni jika seseorang sungguh-sungguh bertobat.

 

Kedua, pertobatan itu tanggung jawab pribadi. Pesan Yehezkiel mengingatkan kita bahwa setiap individu bertanggung jawab atas tindakan dan keputusannya sendiri. Allah memberi kebebasan memilih kepada manusia, dan pertobatan adalah keputusan pribadi. Ini mengajarkan kita bahwa kita harus bertanggung jawab atas dosa-dosa kita dan memiliki kemampuan untuk memilih perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.

 

Ketiga, penyesalan dan kesungguhan. Pertobatan yang sejati melibatkan penyesalan yang tulus atas dosa-dosa kita. Hal ini mengajarkan kita untuk merenungkan perilaku kita, mengakui kesalahan kita, dan merasa penyesalan yang mendalam. Kesungguhan dalam bertobat adalah kunci untuk meraih pengampunan Allah.

 

Keempat, kasih Allah dan keadilan-Nya. Pesan Yehezkiel juga mencerminkan kasih Allah yang mendalam terhadap manusia. Allah ingin agar semua orang bertobat dan hidup dalam ketaatan. Namun, Allah juga adalah Allah yang adil. Jika seseorang tidak bertobat dan terus hidup dalam dosa, mereka akan bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.

 

Dalam keseluruhan, tema ini mengajarkan pentingnya pertobatan sebagai jalan menuju pengampunan Allah dan perubahan hidup yang lebih baik. Karena itu, kotbah Minggu ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah Allah yang penuh kasih dan pengampunan, tetapi kita juga harus mengambil tanggung jawab pribadi atas tindakan dan keputusan kita. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...