Sabtu, 02 Oktober 2021

KOTBAH MINGGU XVIII SETELAH TRINITATIS Minggu, 02 Oktober 2021 “KESELAMATAN DARI TUHAN” (Ibrani 2:1-4)

 KOTBAH MINGGU XVIII SETELAH TRINITATIS

Minggu, 02 Oktober 2021

 

“KESELAMATAN DARI TUHAN”

Kotbah: Ibrani 2:1-4  Bacaan: Ester 9:15-19




 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu Kedelapanbelas Setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Keselamatan dari TUHAN”. TUHAN adalah sumber keselamatan. Dialah yang memberikan keselamatan bagi setiap ciptaan-Nya baik bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Memang dunia banyak menawarkan keselamatan, tetapi itu sementara saja. Keselamatan yang kekal hanya datang dari TUHAN saja.

 

Keselamatan yang diberikan TUHAN itu harus kita jaga dengan sebaik-baiknya. Keselamatan itu jangan kita sia-siakan (ay. 2). Sungguh sangat disayangkan apabila keselamatan yang begitu besar yang Tuhan telah berikan kepada kita lewat anugerah kasih-Nya yang luar biasa itu menjadi sesuatu yang sia-sia karena seseorang mulai tidak menaruh perhatian lagi atau tidak teliti/tidak serius memerhatikan perkataan firman Tuhan. Padahal kita mengetahui dengan baik bahwa keselamatan yang kita miliki saat ini adalah sesuatu yang dahsyat. 

 

Ada beberapa hal penting yang harus kita pahami tentang keselamatan dari TUHAN itu, yakni:

 

Pertama, Keselamatan adalah hal yang paling diperlukan oleh semua manusia dibandingkan apapun juga. Di luar Yesus, setiap orang berdosa berada di bawah penghukuman Allah. Saat mereka melakukan pelanggaran hukum Tuhan maka akibatnya adalah keterpisahan dengan Tuhan yang berakhir di api neraka. Oleh sebab itu, setiap manusia membutuhkan keselamatan dan itu hanya tersedia di dalam Yesus Kristus (Yoh. 3:16, .  .  . supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal). Keselamatan bukan sekedar bahwa Tuhan mengabulkan permohonan kita, namun jauh lebih berarti dari itu, yaitu bahwa Tuhan menyelamatkan kita dari kematian kekal.

 

Kedua, Keselamatan datang kepada kita dari pribadi Yesus sendiri. Yesus sendirilah yang rela meninggalkan ke-Allahan-Nya dan mau merendahkan diri-Nya, menjadi manusia, demi untuk menunjukkan jalan keselamatan kepada kita. Ia yang mau mengorbankan diri-Nya sendiri untuk mati di kayu salib menebus dosa kita dan kemudian bangkit dari kematian untuk membuktikan bahwa di dalam Dia ada kehidupan kekal.

 

Ketiga, Keselamatan Kristus diteguhkan oleh banyak saksi bahwa itu benar. Bahwa keselamatan bukan saja diberitakan mula-mula oleh Tuhan, tetapi juga diteruskan kemudian oleh banyak saksi yang telah mendengarnya (ay. 3). Apa yang dilakukan Yesus bagi kita bukanlah suatu cerita fiksi yang diragukan kebenarannya seperti yang disangkakan orang-orang, melainkan sebuah fakta sejarah yang tercatat di Alkitab dan diteguhkan melalui banyak saksi.

 

Keempat, Keselamatan diteguhkan oleh Yesus lewat kesaksian dan mujizat yang dilakukan para murid. Bagaimana murid-murid bergerak memberitakan kabar keselamatan, yang disertai dengan tanda-tanda dan mujizat, adalah bukti bahwa Roh Kudus telah dicurahkan kepada setiap orang percaya, setelah Ia bangkit dari kematian dan naik ke Sorga. Dan kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam diri orang percaya tersebut tidak berhenti sampai pada jaman Kisah Para Rasul saja, namun hingga saat ini juga. Kuasa Roh Kudus tetap sama, bekerja di dalam dan melalui kita, hingga sekarang.

 

Untuk menjaga keselamatan yang diberikan TUHAN kepada kita, maka kita pun harus berusaha untuk menjaganya. Apakah usaha yang harus kita lakukan agar keselamatan dari TUHAN itu tetap kita miliki hingga akhir hidup kita?

 

Pertama, kita harus memelihara keselamatan yang dari TUHAN itu. Jangan sampai kita menyia-nyiakan keselamatan yang Allah telah anugerahkan. Karena tidak ada seorangpun bisa luput dari akibatnya (ay. 3). Untuk itu diperlukan kehati-hatian ketika ada pengajaran yang menganggap rendah anugerah Allah yang telah menyelamatkan kita. Jadi, berusahalah untuk tetap pada pengharapan akan keselamatan yang kita miliki, maka Allah akan memampukan kita untuk menolak semua pengajaran yang sesat

 

Kedua, jangan mau hanyut terbawa arus. Pernahkah kita memerhatikan apa yang terjadi dengan daun-daun kering ataupun ikan mati yang mengambang di atas air? Semuanya bergerak mengikuti ke mana aliran air membawa mereka, terombang-ambing tanpa ada tujuan yang jelas. Dunia yang ada saat ini tidaklah digambarkan sebagai sebuah danau yang tenang, melainkan sebagai sebuah sungai yang arusnya deras, yang sedang menuju ke arah kebinasaan dan kehancuran (1 Yoh. 2:15-17).  Firman Tuhan dalam surat Ibrani mengatakan bahwa jika seseorang tidak menaruh perhatian pada apa yang dikatakan firman Tuhan, tidak ada orang yang dapat tetap tegak berdiri, melainkan akan hanyut terbawa oleh arus yang deras.

 

Banyak orang yang hanyut terbawa arus bukan karena keinginan diri mereka sendiri, melainkan karena berbagai hal, antara lain: kesibukan sehari-hari hingga kehilangan prioritas, adanya kemalasan yang dibiarkan, larut oleh berbagai problema hidup (sakit-penyakit, hutang-piutang, mengurus anak, dll.), membiarkan diri hidup dalam kekecewaan atau kekuatiran, dsb. Sekalipun hal-hal tersebut terjadi pada diri seseorang, namun yang perlu dilakukan adalah tetap melemparkan sauh atau jangkar ke dasar yang kuat agar tetap berpaut dengan Tuhan dan tidak terbawa arus  (Ibr. 6:19), sehingga tidak ada istilah “dulu pernah berdoa, pernah membaca Alkitab, pernah ke gereja, dan pernah melayani”. Itulah sebabnya kita mengerti, betapa pentingnya seseorang hidup dalam sebuah komunitas orang-orang percaya di mana kita bisa saling mendorong (to encourage), saling memerhatikan, dan saling menasihati (Ibr. 10:24-25).

 

Melalui Firman Tuhan yang direkam dalam Surat Ibrani 2:1-4, Rasul Paulus memberi kita didikan, ajaran dan nasihat, di antaranya: Bahwa kita harus lebih teliti dalam memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus dan tenggelam ditelan badai dan gelombang.

 

Ketiga, kita harus lebih teliti. Paulus mengingatkan kita, supaya kita harus lebih teliti untuk memperhatikan segala Firman Tuhan yang sudah kita dengarkan. Karenanya, hendaklah kita mempelajari dan mengindahkan Firman Tuhan yang sudah kita dengarkan. Hendaklah kita semakin setia menerima, percaya dan melaksanakan Firman-Nya dengan setulus hati dan segenap jiwa. Dengan demikian, maka kita tidak akan goyah dan tidak hanyut di bawa arus dan tidak diombang-ambingkan gelombang yang tidak tentu arahnya.

 

Dengan perkataan lain, kita harus peduli, lebih peduli dan sangat peduli terhadap Injil Firman Tuhan yang membawa sukacita dan damai sejahtera. Karenanya, kita harus teliti, lebih teliti dan sangat teliti dalam mempelajari Firman Tuhan. Kita harus dengan cermat, lebih cermat dan sangat cermat dalam merenungkan Injil Kerajaan Allah. Kita harus dengan sukacita melaksanakan firman dan perintah-Nya dengan baik, lebih baik dan sangat baik.

Secara implisit, Rasul Paulus mengingatkan supaya kita dengan sangat hati-hati menjaga dan memelihara didikan dan ajaran Injil Kristus Yesus, Tuhan kita. Kita harus setia membaca, mempelajari, merenungkan dan melaksanakan Firman Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Hendaklah Firman-Nya yang terpateri dalam hati kita menjadi pelita hati kita dalam berbicara dan berbuat segala sesuatu dari hari ke hari.

 

RENUNGAN

 

Apa yang perlu kita renungkan pada Minggu ketujuh belas setelah Trinitatis ini?

 

Pertama, Paulus mengingatkan supaya kita harus lebih hati-hati dan teliti dalam memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus dan tenggelam ditelan badai dan gelombang. Supaya kita peduli, lebih peduli dan sangat peduli terhadap Injil Firman Tuhan yang membawa sukacita dan damai sejahtera. Supaya kita dengan cermat, lebih cermat dan sangat cermat dalam mempelajari Firman Tuhan.

 

Kedua, Paulus juga mengingatkan kita bahwa apabila firman yang disampaikan melalui perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, kemudian bagaimana kita akan luput dari padanya? Karenanya, kita jangan menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu. Supaya kita jangan menyia-nyiakan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib.

 

Ketiga, Percayalah! Imanilah! Bahwa keselamatan itu akan tetap menjadi miliki kita, apabila kita semakin setia dan beriman teguh kepada-nya. Apabila kita tetap setia beribadah, berdoa, bersyukur, memuji, menybah dan memuliakan Dia, Yesus Kristus Anak Tunggal Allah Bapa, Tuhan kita, Mesias dan Juru Selamat semua orang yang percaya kepada-Nya. Karena itu, terimalah keselamatan dari TUHAN itu dan jaga serta peliharalah sepanjang hidup kita. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...