Sabtu, 17 Agustus 2024

KOTBAH MINGGU XII SETELAH TRINITATIS Minggu, 18 Agustus 2024 “MEMBUANG KEBODOHAN DAN MENGIKUTI JALAN PENGERTIAN” (Amsal 9:1-6)

 KOTBAH MINGGU XII SETELAH TRINITATIS

Minggu, 18 Agustus 2024

 

 

“MEMBUANG KEBODOHAN DAN MENGIKUTI JALAN PENGERTIAN”

Kotbah: Amsal 9:1-6   Bacaan: Yohannes 6:51-58

 

 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu Keduabelas Setelah Trinitatis.  Tema yang akan kita renungkan adalah “Membuang Kebodohan dan Mengikuti Jalan Pengertian”. Dalam pasal ini, kita diajak untuk memilih jalan pengertian dan meninggalkan kebodohan. Ayat-ayat ini menggambarkan hikmat sebagai seorang wanita yang mendirikan rumah, mempersiapkan hidangan, dan mengundang orang-orang untuk datang. Ini menunjukkan bahwa hikmat tidak hanya menunggu, tetapi aktif mencari dan mengundang kita. Hikmat mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti dan mengundang kita untuk datang dan menikmati berkat-berkatnya.

 

Hikmat berseru kepada mereka yang tidak berpengalaman dan tidak berakal budi. Ini adalah panggilan kepada kita semua, karena pada suatu waktu dalam hidup kita, kita semua pernah tidak berpengalaman dan memerlukan bimbingan. Hikmat mengundang kita untuk belajar, bertumbuh, dan memperoleh pengertian.

 

Ayat 6 berkata, "Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian." Kita diingatkan bahwa kebodohan adalah sesuatu yang harus kita buang. Kebodohan bisa berarti tindakan atau keputusan yang tidak bijaksana, atau hidup tanpa pertimbangan yang matang. Meninggalkan kebodohan berarti kita harus berani mengakui kesalahan, belajar dari pengalaman, dan memilih jalan yang lebih bijaksana.

 

Mengikuti jalan pengertian berarti kita harus aktif mencari hikmat dan pengertian dalam setiap aspek kehidupan kita. Ini berarti kita harus membuka hati dan pikiran kita untuk belajar, mendengarkan nasihat, dan memohon bimbingan Tuhan dalam setiap keputusan yang kita ambil.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah cara Salomo cara untuk membuang kebodohan dan mengikuti jalan pengertian itu? Ada beberapa cara dilakukan oleh Salomo untuk membuang kebodohan dan mengikuti jalan pengertian, yakni: 

 

Pertama, memahami undangan Hikmat (ay. 1-3). Hikmat digambarkan sebagai seorang wanita yang telah mendirikan rumah dengan tujuh tiangnya, mempersiapkan hidangan, dan mengundang orang-orang ke pestanya. Ini menggambarkan ketersediaan hikmat dan undangannya yang terbuka bagi siapa saja yang mau datang. Untuk memahami undangan hikmat maka perlu: 

(a)     Mendirikan rumah dengan tujuh tiang. Tujuh adalah angka yang melambangkan kesempurnaan dalam Alkitab. Hikmat mendirikan rumah yang kokoh dan sempurna, yang berarti bahwa hikmat memberikan dasar yang kuat untuk hidup. 

(b)     Mempersiapkan Hidangan. Hikmat tidak hanya mengundang tetapi juga menyediakan makanan yang melambangkan pemeliharaan dan kepuasan. Ini menunjukkan bahwa hikmat memberikan segala yang kita butuhkan untuk hidup yang berkelimpahan. 

(c)     Mengundang ke tempat tinggi di kota. Ini menunjukkan bahwa hikmat berseru di tempat yang terlihat dan terdengar oleh banyak orang, menandakan bahwa panggilan untuk hikmat terbuka untuk semua orang.

 

Kedua, menerima panggilan untuk belajar (ay. 4-5). Hikmat mengundang orang yang tidak berpengalaman dan tidak berakal budi untuk datang dan belajar. Hikmat tidak menolak mereka yang tidak tahu, tetapi justru mengundang mereka untuk datang dan belajar. Ini berarti kita harus rendah hati dan mengakui ketidaktahuan kita untuk bisa belajar dan bertumbuh. Makanan dan minuman yang disediakan oleh hikmat melambangkan pengajaran dan pemahaman yang diberikan oleh hikmat. Kita diajak untuk "memakan" dan "meminum" hikmat, yaitu menerima dan merenungkan ajaran-ajaran yang bijaksana.

 

Ketiga, membuang kebodohan (ay. 6a). Hikmat meminta kita untuk meninggalkan kebodohan agar kita bisa hidup. Membuang Kebodohan berarti kita harus meninggalkan pola pikir, kebiasaan, dan tindakan yang bodoh. Kebodohan seringkali berkaitan dengan ketidaktahuan, kekerasan hati, dan keengganan untuk belajar. Untuk membuang kebodohan, kita harus terbuka untuk perubahan dan bersedia menerima nasihat yang bijaksana. Dengan meninggalkan kebodohan, kita dapat menjalani hidup yang sebenarnya, yang berarti hidup dalam kehendak Tuhan dan menikmati berkat-berkat-Nya.

 

Keempat, mengikuti Jalan Pengertian (ay. 6b). Setelah membuang kebodohan, kita diarahkan untuk mengikuti jalan pengertian. Jalan pengertian adalah jalan yang dipenuhi dengan hikmat, pengertian, dan kebijaksanaan dari Tuhan. Mengikuti jalan ini berarti kita harus selalu mencari pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam, serta menerapkannya dalam hidup kita sehari-hari. Mengikuti jalan pengertian tidak hanya tentang mengetahui apa yang benar tetapi juga melakukan apa yang benar. Kita harus menerapkan hikmat dalam keputusan, tindakan, dan sikap kita setiap hari. Salomo, melalui perumpamaan dalam Amsal 9:1-6, mengajarkan bahwa untuk membuang kebodohan dan mengikuti jalan pengertian, kita harus menerima undangan hikmat, rendah hati untuk belajar, meninggalkan pola pikir yang bodoh, dan secara aktif mengikuti dan menerapkan hikmat dalam hidup kita. Dengan demikian, kita akan hidup dalam kehendak Tuhan dan menikmati berkat-Nya yang melimpah. Tuhan memberkati kita semua dalam perjalanan mencari hikmat dan pengertian. 

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak direnungkan dalam Minggu Keduabelas Trinitatis ini? Ada beberapa hal yang perlu direnungkan dari perikop kotbah Minggu ini, yakni: 

 

Pertama, kesediaan untuk belajar dan bertumbuh. Amsal 9:1-6 mengajak kita untuk bersedia belajar dan bertumbuh dalam hikmat. Hikmat diibaratkan sebagai seorang wanita yang mempersiapkan rumahnya dan mengundang orang-orang yang tidak berpengalaman dan tidak berakal budi. Kita diajak untuk merenungkan apakah kita memiliki kerendahan hati untuk mengakui ketidaktahuan kita dan kerinduan untuk belajar lebih banyak. Apakah kita terbuka untuk menerima nasihat dan ajaran dari orang lain, terutama dari firman Tuhan? 

 

Kedua, membuang kebodohan. Membuang kebodohan adalah langkah penting untuk mencapai pengertian. Kebodohan bisa berarti ketidakpedulian, keras kepala, atau sikap menolak belajar dari kesalahan. Kita perlu merenungkan area mana dalam hidup kita yang masih dikuasai oleh kebodohan. Apakah ada kebiasaan atau pola pikir yang perlu kita ubah? Bagaimana kita dapat lebih terbuka untuk menerima koreksi dan petunjuk yang bijaksana? 

 

Ketiga, mengikuti jalan Pengertian. Mengikuti jalan pengertian berarti aktif mencari dan menerapkan hikmat dalam hidup kita sehari-hari. Refleksikan bagaimana kita dapat lebih konsisten dalam mengejar pengertian. Apakah kita mengutamakan hikmat dalam pengambilan keputusan kita? Bagaimana kita bisa lebih berkomitmen untuk mempelajari firman Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan kita? 

 

Keempat, kesiapan untuk hidup dalam hikmat. Amsal 9:6 menekankan bahwa dengan membuang kebodohan, kita akan hidup dan mengikuti jalan pengertian. Refleksikan kesiapan kita untuk benar-benar hidup dalam hikmat. Hidup dalam hikmat berarti mengutamakan nilai-nilai yang benar, bertindak dengan integritas, dan membuat keputusan yang bijaksana. Apakah kita sudah menjalani hidup yang mencerminkan nilai-nilai ini? Bagaimana kita bisa lebih berkomitmen untuk hidup dalam hikmat setiap hari? 

 

Kelima, menghargai undangan hikmat. Hikmat dalam Amsal 9 diibaratkan sebagai tuan rumah yang mengundang tamu ke pestanya. Ini mengingatkan kita bahwa hikmat selalu tersedia bagi kita jika kita mau menerimanya. Refleksikan bagaimana kita merespons undangan hikmat dalam hidup kita. Apakah kita sering mengabaikan kesempatan untuk belajar dan bertumbuh dalam hikmat? Bagaimana kita bisa lebih peka terhadap undangan hikmat yang Tuhan berikan kepada kita melalui berbagai situasi dan orang-orang di sekitar kita? Refleksi ini mengajak kita untuk lebih dalam merenungkan bagaimana kita dapat membuang kebodohan dan mengikuti jalan pengertian seperti yang diajarkan dalam Amsal 9:1-6. Dengan kerendahan hati, kesiapan untuk belajar, dan komitmen untuk menerapkan hikmat, kita dapat menjalani hidup yang penuh dengan pengertian dan berkat dari Tuhan. Karena itu, mari kita terus mencari dan mengikuti hikmat dalam setiap aspek kehidupan kita. Tuhan memberkati kita semua.  (rsnh)

 

Selamat Beribadah untuk TUHAN!

Renungan hari ini: “MEMILIKI RASA TAKUT AKAN TUHAN” (Amsal 14:26)

  Renungan hari ini:   “MEMILIKI RASA TAKUT AKAN TUHAN”   Amsal 14:26 (TB2) "Dalam takut akan TUHAN ada sandaran yang teguh, bahkan ada...