Rabu, 11 September 2019

Renungan hari ini: JANJI KETURUNAN BAGI DAUD

Renungan hari ini: 

JANJI KETURUNAN BAGI DAUD



2 Samuel 7:11 (TB) “Sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan kepadamu" 

2 Samuel 7:11 (NET) “And during the time when I appointed judges to lead my people Israel. Instead, I will give you relief from all your enemies. The Lord declares to you that he himself will build a dynastic house for you” 

Tuhan berjanji akan memberikan keturunan bagi Daud. Janji Tuhan itu pun digenapi-Nya. Allah menjanjikan sesuatu yang indah kepada Daud, yaitu  bahwa Dia akan membangun bagi Daud sebuah “keturunan” (2Sam.  7:11).  Sejarah menceritakan kepada kita bahwa Salomo, salah seorang putera Daud, membangun Bait Suci yang pada awalnya ingin dibangun oleh Daud. Akan tetapi kita dapat melihat bahwa “keturunan” yang dibangun Allah untuk Daud – dinastinya, warisannya, tempatnya dalam sejarah penyelamatan – adalah jauh lebih besar. Di sini Allah berbicara mengenai garis keturunan Daud, yang akan mencapai klimaks dalam diri Yesus Kristus, Anak Daud yang sejati.

Sebagai umat Kristiani, kita sekarang percaya bahwa melalui Yesus, garis keturunan Daud secara spiritual berlanjut di dalam Gereja – Tubuh Kristus – yang mengumpulkan orang-orang yang ditebus. Marilah kita merenung sejenak: Secara kolektif dan individual, masing-masing kita adalah bait Roh Kudus (1Kor. 3:16; 6:19), sebuah tempat suci di mana Allah berdiam di atas bumi ini.

Kita menjadi “rumah” Allah tidak terjadi secara ajaib begitu saja dengan diri kita pada waktu kita dibaptis. Kita tidak menjadi bait-bait yang sempurna dalam sekejab, memancarkan cahaya Kristus secara lengkap ke dunia di sekeliling kita. Dari hari ke hari Allah ingin melanjutkan proyek pembangunan-Nya dalam diri kita. Dia ingin membuang fondasi-fondasi apa saja yang salah dalam hidup kita, sehingga dengan demikian kita dapat bertumpu pada kebenaran-Nya dan kasih-Nya saja. Allah ingin menghadirkan diri-Nya pada kedalaman hati kita masing-masing, sehingga apabila kita berkumpul dalam nama-Nya – apakah untuk melakukan penyembahan kepada-Nya atau pergi ke tengah-tengah dunia – maka Dia dapat bergerak dengan lebih penuh kuat-kuasa di tengah kita dan melalui kita masing-masing.

Mengapa Tuhan menyatakan janji-Nya terlebih dahulu? Supaya kita yang hidup pada zaman sekarang tahu bahwa Tuhanlah yang mengatur segala sesuatu yang terjadi di dalam sejarah. Sejarah bukanlah suatu kronologi waktu yang berjalan tanpa sebab. Sejarah bukanlah serangkaian kejadian yang tanpa makna. Sejarah sebenarnya sedang menyatakan rencana Allah untuk meninggikan Anak-Nya bagi umat-Nya. Sejarah adalah perjalanan umat Tuhan menuju pada saat di mana Tuhan akan memberikan seluruh bumi ini kepada Sang Anak. Dialah yang akan memerintah sampai selama-lamanya dan kitalah umat-Nya yang dikasihi-Nya. Umat yang dibeli dengan darah-Nya.

Oleh karenanya, marilah kita memperkenankan janji Allah memenuhi diri kita. Bayangkanlah apa kiranya yang ada dalam pikiran Daud ketika dia mendengar janji Allah kepadanya, bagaimana hatinya begitu tergetar membayangkan betapa agung janji tersebut. Lalu, bayangkanlah Allah mengatakan hal yang sama kepada diri kita, bahwa Dia sangat mengasihi kita dan ingin berdiam dalam diri kita selamanya. Karena itu, marilah kita bersembah sujud di hadapan Yesus, batu penjuru dan pembangun “rumah” kita. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...