Minggu, 04 April 2021

KOTBAH PASKAH II Senin, 05 April 2021 “BERSYUKUR ATAS KESELAMATAN DARI TUHAN” (Mazmur 136:1-10)

 KOTBAH PASKAH II

Senin, 05 April 2021

 

“BERSYUKUR ATAS KESELAMATAN DARI TUHAN”

Kotbah: Mazmur 136:1-10  Bacaan1 Korintus15:1-11




 

Hari ini kita merayakan Paskah II. Pada Ibadah Paskah II ini kita akan membahas tema “Bersyukur atas Keselamatan dari TUHAN”. Bersyukur menjadi perkara yang sangat penting. Bersyukur bukan saja tidak boleh dilupakan tetapi tidak dapat kita hentikan derap langkahnya. Bersyukur merupakan bagian hidup manusia, selama manusia masih bernafas ucapan syukur adalah bahasa dan gaya hidupnya. Pada Paskah II ini kita patut bersyukur karena keselamatan dari TUHAN dinyatakan melalui kebangkitan Yesus dari kematian-Nya.


Mazmur 136 ini melambungkan rasa syukur, senang, aman, dan nyaman yang dialami manusia karena pelbagai karya penyelenggaraan, pembebasan, penyelamatan, dan penyertaan Tuhan. Hal ini terjadi setelah pemazmur melakukan kilas balik atas sejarah. Dari hasil kilas balik itu pemazmur menyadari bahwa Tuhan selalu bertindak dalam pelbagai momen kehidupan Israel. Momen itulah yang disyukuri dengan bahagia. Rasa syukur, bahagia, senang itu ditampakkan dalam sebuah refrein yang berulang sepanjang 26 ayat. Refrein itu berbunyi“Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”Terjemahan yang lebih luwes (Brevir) berbunyi sbb: “Kekal abadi kasih setianya.” 

Perikope Mazmur 136:1-10 ini kita pahami dalam beberapa bagian, yakni: 

 

Pertama,  ajakan awal kepada pendengar atau pembacanya (ay. 1-3). Ia memulai mazmur ini dengan ajakan untuk bersyukur kepada Tuhan, karena Ia baik. Kebaikan Tuhan tampak dalam kasih setia-Nya yang tiada berkesudahan (ay. 1). Ajakan awal ini muncul lagi di akhir ayat 26. Jadi, ini adalah ucapan syukur yang tiada henti kepada Tuhan Allah yang dialami Israel sebagai Tuhan yang melampaui segala dewa (allah dan tuhan huruf kecil, ay.2,3). Fakta bahwa Tuhan itu melampaui semua dewa, patut disyukuri, sebab tindakan Tuhan melampaui semua dewa. Ia mahaperkasa, mahakasih, maharahim. 

Kedua, pelukisan mengenai Tuhan Pencipta yang menciptakan segala sesuatu (ay. 4-9). Keagungan Tuhan tampak dalam penciptaan-Nya atas semesta alam. Karya itu adalah keajaiban-keajaiban besar yang dilakukan Tuhan (ay. 4). Keajaiban itu didaftarkan di sini: menjadikan langit dengan bijaksana (ay. 5), menciptakan bumi (seperti piring yang diletakkan di atas air; ay. 6), menciptakan benda-benda penerang besar (ay. 7), secara khusus disebut matahari untuk siang (ay. 8), bulan dan bintang-bintang untuk malam (ay. 9). Semua karya penciptaan Tuhan Allah dalam alam semesta ini patut disyukuri. Itu adalah bukti kasih Tuhan yang tiada berkesudahan. Karena bagian ini menyinggung mengenai penciptaan, maka pasti merujuk pada kisah penciptaan dalam kitab Kejadian 1. 



Ketiga, pelukisan mengenai Allah Penebus, Pembebas, Penyelamat, Allah yang masuk ke dalam sejarah Israel (ay. 10-16). Di sini disinggung mengenai tulah-tulah (Kel.7-12) yang ditimpakan atas orang Mesir. Tidak semua tulah disebut, tetapi hanya tulah pamungkas (ke sepuluh, Kel.11-12) “memukul mati anak-anak sulung Mesir” (ay.10), yang menyebabkan Firaun membiarkan Musa menuntun Israel keluar dari Mesir. Tatkala Mesir dikejutkan dengan tulah pamungkas itu, Tuhan membawa Israel keluar dari kekacauan itu (ay. 11). Hal itu terjadi karena Tuhan bertindak dengan tangan kuat dan lengan perkasa (ay. 12). Kisah pembebasan itu dilanjutkan dengan detail mengenai penyeberangan laut Teberau yang dahsyat itu (ay. 13), dan Israel lewat di tengah belahan yang kering (ay. 14). Saat Firaun mengejar, Tuhan menutup laut itu sehingga orang Mesir mati (ay. 15). Setelah melewati laut Teberau, Tuhan membimbing umatNya melewati gurun (ay. 16). Semuanya ini merujuk kepada kitab Keluaran. Semuanya patut disyukuri dengan pujian: kekal abadi kasih setia-Nya. 


Kebenaran yang diungkapkan dari mazmur ini adalah fakta  kekekalan bahwa dari TUHAN saja eksistensi kehidupan berjalan.

·      Tuhan adalah sumber kehidupan

·      Tuhan adalah pusat kehidupan

·      Tuhan adalah tujuan dari kehidupan

 

Kasih setia Tuhan yang merambah masuk ke dalam semua tatanan kehidupan, meyakinkan kita  bahwa tidak ada satu aspek kehidupan yang terlepas dari genggaman tangan Allah.

 

Mengucap syukur adalah respon yang seharusnya dikerjakan umat kepada Allah yang telah berelasi dan berkarya dalam hidupnya.  Kualitas ucapan syukur yang ditampilkan bukanlah ucapan bibir, kata-kata kosong yang tidak bermakna atau hanya mengikuti budaya kekristenan yang diajarkan untuk selalu reaktif bersyukur (latah) tanpa pengertian yangg benar.


Timbul pertanyaan kita sekarang bagaimana kita bersyukur kepada Allah berdasarkan pemazmur? 


Pertama, kita bersyukurlah karena kehadiran ALLAH – pribadi ALLAH (ay. 1-3). Bersyukurlah kepada Allah segala allah...bersyukurlah kepada TUHAN segala tuhan.... Perbandingan yang tidak sepadan antara Allah dengan allah dan TUHAN dengan tuhan, adalah realita yg membenarkan iman kita kepada Allah dalam Tuhan Yesus adalah iman yang benar dan berkualitas tinggi.

Bangsa Israel tidak berani menyebut nama TUHAN dengan sembarangan, dengan sebutan YHWH  namun memanggilnya dengan sebutan YEHOVAH atau ADONAI artinya: YANG SENANTIASA ADA, yang selalu HADIR, yang terus BERBUAT, yang tidak pernah berhenti BERKARYA dan yang senantiasa BERTINDAK”. 

Kisah penciptaan yang tertulis di dalam mazmur ini merupakan ajaran yang menentang kepercayaan yang dianut oleh bangsa-bangsa di sekitar Israel. Pada saat itu seluruh bangsa di sekeliling Israel merupakan penganut agama  politeisme, ( menyembah lebih dari satu allah) Namun bangsa Israel diperintahkan untuk menyembah hanya satu Allah. 


Kedua, kita bersyukur karena kasih setia-Nya - Karakter Allah (ay. 1-26). “Bahwasanya untuk selama-lamanya KASIH SETIANYA........”  Bagai tak dapat dihentikan di tengah jalan pengulangan ungkapan "bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya" terus menggelinding dari awal sampai akhir. Hal ini adalah ketegasan bahwa segala sesuatu dapat terjadi karena kasih setia-Nya yang menembus batas waktu, batas bangsa, dan batas alam.  Begitu besar, agung, mulia dan dahsyatnya Allah kita. Tiada allah lain, seperti Allah kita yang Maha Kuasa, Maha Besar, dan Ajaib.

Dialah Allah semesta langit yang layak menerima segala pujian, hormat, dan kemuliaan dan Ucapan syukur. Terpujilah Allah................!   Kasih setia Allah bekerja sangat dinamis: Allah tidak pernah tinggal diam walaupun hanya sejenak. Di dalam kasih setia-Nya, Allah menjadikan langit bumi serta segala isinya. Tak dibiarkan-Nya seluruh ciptaan terlepas dari pengendalian dan tatapan mata- Nya. Kepada seluruh umat yang percaya  dinyatakan-Nya kuasa pembebasan dari perbudakan dengan manifestasi mujizat yg menggetarkan bangsa-bangsa..

Selama-lamanya Allah tak pernah berhenti berkarya dan bertindak. Itu sebabnya umat-Nya tak pernah kekurangan dalam tangan pemeliharaan-Nya. Kasih setia Allah yang dinamis membuahkan karya-karya ajaib dalam kehidupan manusia. walaupun dipadang gurun dan dihadang kepungan musuh Allah tetap berkarya membelanya.

Ketiga, kita bersyukur karena pekerjaan-Nya - karya Allah (ay. 4-26). Jika kita melihat karya Allah dalam alam semesta, kita tidak dapat menahan diri untuk memuji Allah karena keindahan dan kemegahan buatan tangan- Nya. Bukan hanya dalam ciptaan, Allah juga bekerja dalam sejarah umat-Nya (ay. 10-22).  Pemazmur memuji Allah dan bersyukur atas keajaiban yang Dia lakukan, terutama dalam penciptaan (ay. 5-9). Bersyukur karena Allah yang menjadikan langitdan menghamparkan bumi (ayat.5-6). Bersyukur karena Allah yang menjadikan benda-benda penerang di langit untuk menguasai siang dan malam (ay. 7-9).  Kepercayaan masyarakat kuno waktu itu menyakini bahwa: matahari, bulan, dan bintang, adalah benda-benda yang dianggap memiliki kuasa ilahi dan harus disembah sebagai allah. Dengan menyatakan bahwa Allah-lah yang menciptakan benda-benda penerang itu, pemazmur menunjukkan bahwa Allah Israel lebih berkuasa daripada allah bangsa lain.  

 

RENUNGAN

Apa yang hendak kita renungkan dalam Perayaan Paskah II ini bagi kita?

 

Pertama, kita dapat melihat kebaikan yang intrinsic dari ALLAH.  Kebaikan Allah adalah kebaikan yang sempurna sehingga di dalam diri-Nya sama sekali tidak terdapat kejahatan dan kepalsuan.  Alkitab berkata bahwa “God is good [Allah adalah baik]” (ay. 1).  Kebaikan adalah sifat asli Allah yang diberikan secara melimpah kepada umat-Nya.  Karena itu, semua yang berasal dari Allah dan semua dikerjakan Allah tidak hanya baik, namun pasti merupakan yang terbaik bagi kita.  Sebagian besar orang akan dengan gampang menyetujui pernyataan bahwa Allah adalah baik jika kehidupannya lancar dan bahagia.  Sebaliknya, jika kehidupan bermasalah dan tidak lancar, tidak jarang orang mempertanyakan: “Mengapa Allah izinkan ini terjadi?” “Mengapa hal ini terjadi pada saya?”  “Di manakah kebaikan Allah?” dan pertanyaan-pertanyaan sejenisnya.

 

Kedua, kita dapat melihat bahwa kebaikan Allah ditunjukkan dengan menyertai umat-Nya dalam segala musim kehidupan.  Wujud kebaikan terbesar Allah bukanlah kekayaan, kesehatan, kesuksesan atau bahkan keluarga dan pelayanan kita miliki, melainkan pemberian diri-Nya sendiri untuk menyertai umat manusia menempuh perjalanan di atas bumi.  Teks Alkitab hari ini menggunakan tiga cara untuk menggambarkan penyertaan Allah.

·      Alam semesta menceritakan penyertaan Allah (ay. 5-9). Setiap kali membuka mata, kita akan melihat ciptaan Allah berupa langit, bumi dan air, bulan, matahari, dan bintang-bintang.  Semua ciptaan itu mengingatkan kita bahwa di baliknya ada Allah.  Karena itu, keberadaan alam semesta ini mengingatkan kita akan keberadaan Allah yang memberi diri-Nya untuk berjalan bersama kita di atas bumi.

·      Allah menyertai umat-Nya yang sedang mengalami penderitaan (10-15). Teks Alkitab menceritakan kondisi bangsa Israel yang sedang menderita sebagai budak di tanah Mesir.  Saat itu, Allah tetap mengingat umat-Nya yang menderita tersebut.  Allah bahkan turun tangan membela dan membebaskan mereka dari perbudakan.  Saat kita menderita, jangan pernah mengira Allah sudah melupakan kita.  Justru saat-saat seperti itulah kita paling peka dapat merasakan kehadiran dan pertolongan Allah.

·      Allah menyertai umat-Nya dalam segala musim kehidupan (16-22). Teks Alkitab menceritakan Allah menyertai bangsa Israel yang mengembara selama empat puluh tahun di padang gurun sebelum memasuki negeri Kanaan.  Allah hadir di tengah umat-Nya melalui tiang awan dan tiang api, menghalau semua musuh dan menyediakan segala kebutuhan mereka.

 

Puncak kebaikan Allah dibuktikan dengan mengutus Yesus Kristus menjadi Juruselamat dunia.  Yesus Kristus mati menggantikan manusia di kayu salib, bangkit mengalahkan maut dan mengampuni dosa setiap orang yang percaya kepada-Nya.  Jika Allah sudah memberikan yang diri-Nya bagi kita, maka kita tidak boleh lagi meragukan kebaikan-Nya, apapun yang terjadi dalam kehidupan ini. Karena itu, bersyukurlah atas keselamatan dari TUHAN bagi kita semua. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Paskah II

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...