Renungan hari ini:
“HUBUNGAN ISTIMEWA ANTARA TUHAN DAN MUSA”
Keluaran 33:11 (TB2) "TUHAN berbicara dengan Musa berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya. Kemudian Musa kembalil ke perkemahan, tetapi Yosua bin Nun, abdinya yang masih muda, tidak meninggalkan kemah itu"
Exodus 33:11 (NET) "The Lord would speak to Moses face to face, the way a person speaks to a friend. Then Moses would return to the camp, but his servant, Joshua son of Nun, a young man, did not leave the tent"
Nas hari ini menggambarkan hubungan istimewa antara Tuhan dan Musa. Kalimat "Tuhan berbicara dengan Musa berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya" menunjukkan kedekatan dan keintiman yang jarang terjadi antara Allah dan manusia. Musa tidak hanya seorang pemimpin bangsa Israel, tetapi juga seorang sahabat Tuhan, yang diberi kepercayaan dan kehormatan untuk berkomunikasi langsung dengan-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diajak untuk merenungkan bagaimana hubungan kita dengan Tuhan. Apakah kita berusaha membangun komunikasi yang akrab dengan Tuhan, sebagaimana Musa berbicara kepada-Nya dengan kepercayaan penuh? Hubungan kita dengan Tuhan bukanlah hubungan yang formal semata, tetapi bisa menjadi hubungan yang penuh kasih, layaknya seorang sahabat yang selalu siap mendengarkan dan membimbing.
Namun, bagian kedua dari ayat ini juga menarik untuk direnungkan, yakni peran Yosua bin Nun, yang tidak meninggalkan kemah. Yosua mewakili generasi yang setia dan sabar, menunggu dalam hadirat Tuhan, meski tidak terlibat langsung dalam percakapan yang Musa alami. Kesetiaan Yosua mengajarkan kepada kita tentang pentingnya kesabaran dan ketekunan dalam menantikan waktu Tuhan dan mempersiapkan diri untuk panggilan yang lebih besar.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Ayat Keluaran 33:11 ini mengandung beberapa poin yang mendalam untuk direnungkan, terutama mengenai hubungan manusia dengan Tuhan serta peran kepemimpinan dan kesetiaan dalam pelayanan. Berikut adalah beberapa hal yang bisa direnungkan dari ayat ini:
Pertama, hubungan intim antara Tuhan dan Manusia. Ayat ini menekankan bahwa Tuhan berbicara dengan Musa "berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya." Ini menunjukkan betapa intim dan akrabnya hubungan antara Musa dan Tuhan. Dari sini, kita diajak untuk merenungkan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Apakah kita mendekati-Nya seperti Musa, dengan rasa hormat, tetapi juga dengan keyakinan dan kepercayaan, layaknya berbicara dengan sahabat? Renungan ini mengajarkan bahwa Tuhan bukanlah pribadi yang jauh dan tak terjangkau, melainkan Dia ingin memiliki hubungan yang dekat dengan kita.
Kedua, kepemimpinan yang berpusat pada Tuhan. Musa adalah seorang pemimpin besar bagi bangsa Israel, dan ayat ini menunjukkan bahwa sumber kekuatannya sebagai pemimpin berasal dari hubungan pribadinya dengan Tuhan. Renungan ini mengingatkan kita bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik, kita harus memiliki hubungan yang kuat dengan Tuhan dan mendasarkan keputusan serta tindakan kita pada bimbingan-Nya.
Ketiga, kesetiaan Yosua bin Nun. Bagian kedua dari ayat ini menggambarkan Yosua, seorang pemuda yang setia melayani Musa, yang "tidak meninggalkan kemah itu." Yosua menunjukkan kesabaran, kesetiaan, dan keinginan untuk tetap berada di hadirat Tuhan, meskipun dia tidak terlibat langsung dalam percakapan antara Musa dan Tuhan. Yosua menjadi contoh bagi kita dalam hal kesetiaan dan ketekunan dalam menantikan waktu Tuhan. Meskipun tidak selalu terlihat, kesetiaan dalam pelayanan memiliki nilai yang besar di mata Tuhan.
Keempat, menjadi bagian dari rencana Tuhan. Musa kembali ke perkemahan setelah berbicara dengan Tuhan, sementara Yosua tetap di kemah. Ini mungkin menunjukkan bahwa setiap orang memiliki panggilan dan peran yang berbeda dalam rencana Tuhan. Musa dipanggil untuk memimpin langsung, sementara Yosua dipersiapkan untuk masa depan. Tuhan memiliki waktu dan rencana untuk setiap orang, dan kita dipanggil untuk melaksanakan peran kita masing-masing dengan setia, apakah itu di garis depan atau di belakang layar.
Ayat ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya hubungan yang intim dengan Tuhan, kesetiaan dalam pelayanan, dan kepercayaan pada rencana-Nya. Seperti Musa dan Yosua, kita diajak untuk mendekat kepada Tuhan, setia dalam tugas kita, dan sabar menanti waktu-Nya. Karena itu, renungan ini mengingatkan bahwa setiap orang memiliki peran penting dalam rencana besar Tuhan, dan semua itu dimulai dari kesetiaan kita pada hal-hal kecil. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN