Rabu, 28 September 2022

Renungan hari ini: “MENINDAS ORANG LEMAH, MENGHINA TUHAN” (Amsal 14:31)

 Renungan hari ini:

 

“MENINDAS ORANG LEMAH, MENGHINA TUHAN”


 

Amsal 14:31 (TB) "Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia"

 

Proverbs 14:31 (NET) "The one who oppresses the poor insults his Creator, but whoever shows favor to the needy honors him"

 

Nas hari ini memberikan kita pelajaran bahwa menindas orang lemah sama artinya kita menghina Pencita (baca: TUHAN). Sebab orang lemah itu adalah manusia ciptaan TUHAN yang segambar dengan-Nya. Dari definisi kata orang menindas berasal dari kata “oseq” (עֹ֣שֵֽׁק־) yang arti mendapatkan licik, menipu, gunakan penindasan melakukan kekerasan yang salah. Orang Menindas adalah orang yang dengan mengunakan akal dan atau kekerasan fisik dengan motivasi tidak benar untuk kepentingannya sendiri. Orang menindas hanya dapat dilakukan kepada orang yang lemah yang alami penipuan atau tekanan dan atau menyalahgunakan kepercayaan karena orang mengantungkan harapan atau mempercayakan kepada yang dipercayai. Orang yang membutuhkan orang lain dalam keadaan posisi rendah acapkali menerima tawaran sekalipun hal itu dirasakan tidak adil dan memuaskan.

 

Sementara orang lemah yang memerlukan bantuan orang orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidup atau menyelesaikan suatu yang yang menjadi masalahnya berharap pertolongan dari orang lain yang dianggap mampu memberikan sesuatu yang dibutuhkan. Penindasan adalah bentuk tindakan dari sebuah kesempatan yang didapat dengan mengabaikan rasa keadilan, kebenaran dan kemanusiaan karena orang miskin sangat membutuhkan dan tergantung kepadanya.

 

Dalam nas hari ini, sikap menghina dan menindas sesama diulang hingga dua kali (ay. 21, 31). Menunjukkan betapa rawannya umat Tuhan untuk bersikap tidak benar kepada sesama, terutama kepada orang yang lemah atau tidak sempurna secara fisik (difabel). Sikap menghina bisa berarti merendahkan, memandang rendah atau hina, menganggap tidak penting. Sebagaimana dinyatakan oleh Tuhan Yesus, sikap kita terhadap orang-orang seperti mereka memancarkan sikap kita terhadap Tuhan (Mat. 25:40).

 

Tindakan menghina atau menindas orang lemah adalah penghinaan terhadap Sang Pencipta. Di sekitar kita, tidak sedikit orang hidup dalam kelemahan, miskin secara materi, atau tidak sempurna secara fisik (difabel). Sementara itu, tidak sedikit pula orang yang memperlakukan mereka dengan cara yang tidak patut, merendahkan, bahkan menghina dan menyepelekan. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memancarkan kasih Tuhan dengan mengasihi sesama, khususnya mereka yang lemah? Kiranya kasih-Nya memotivasi kita untuk memperlakukan sesama dengan benar, bukan karena takut hukuman atau denda.

 

Dimanakah hubungan antara orang yang menindas orang lemah dengan Pencipta? Amsal menjelaskan bahwa yang membuat mereka dapat menindas karena mereka bertemu (Ams. 22:2 - Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN). Tuhan yang mempertemukan mereka. Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan. Pengusaha dengan karyawan, Raja dengan rakyatnya, Guru dengan murid, Orang tua dengan anak-anaknya. Pencipta mengizinkan dan merancang hal ini terjadi agar pekerjaan Tuhan Sang Pencipta yang menciptakan segala sesuatu dengan baik dapat berjalan penuh warna kebaikan hadir di bumi. Penulis Amsal menyatakan bahwa orang yang menaruh belas kasihan terhadap orang miskin memuliakan Pencipta-Nya.

 

Kata “chanan” (חָנַן) berarti mohon, adil, akan, menemukan, menunjukkan menguntungkan, menjadi kesepakatan, memberi, hibah anggun. Kata berasal dari Sebuah akar kata dasar (bandingkan chanah), benar, membungkuk atau membungkuk dalam kebaikan ke rendah, untuk mendukung, memberikan; causatively memohon - mohon, adil, (akan, mencari, memberitahukan) mendukung (-mampu), menjadi (kesepakatan, memberi, hibah (ramah (-ly), intreat,(akan) belas kasihan, memiliki (memberitahukan) belas kasihan (di, atas), kasihanilah atas, berdoa, membuat permohonan.

 

Menaruh belas kasihan adalah membungkuk dalam kebaikan ke bawah yakni orang lemah. Menaruh belas kasihan adalah mendukung orang lemah dan miskin dalam kehidupannya dengan memberikan sesuatu yang adil sesuatu apa yang dikerjakan oleh orang lemah dan miskin.

 

Menaruh belas kasihan juga mendorong dan mengerakan untuk berdoa karena ada empati dan bukan tak mungkin sampai kepada memberikan hibah.

 

Penulis Amsal menyatakan ada upah bagi yang menaruh belas kasih. Upahnya seperti yang dicatat Amsal 22:9 "Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin." Tuhan menghendaki kita menaruh belas kasih kepada orang yang lemah karena semuanya untuk kemuliaan Pencipta yang mengatur agar bumi senantiasa penuh dengan kebaikan yang memuliakan nama-Nya Allah Maha Baik dan Pencipta Sempurna. Menaruh belas kasihan adalah tindakan yang menyelamatkan yang memberikan belas kasihnya kepada orang miskin (Ams. 28:27). Karena itu, hindarilah menghina dan menindas orang miskin tetapi berbelas kasihlah menolong mereka sebab TUHAN memberkati orang yang baik hati. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...