Minggu, 13 Februari 2022

Renungan hari ini: “BAWALAH AKU KEMBALI” (Yeremia 31:18)


 Renungan hari ini:

 

“BAWALAH AKU KEMBALI”

 

Yeremia 31:18 (TB) "Telah Kudengar sungguh-sungguh Efraim meratap: Engkau telah menghajar aku, dan aku telah menerima hajaran, seperti anak lembu yang tidak terlatih. Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik, sebab Engkaulah TUHAN, Allahku"

 

Jeremiah 31:18 (NET) I have indeed heard the people of Israel say mournfully, "We were like a calf untrained to the yoke. You disciplined us and we learned from it. Let us come back to you and we will do so, for you are the Lord our God"

 

Efraim mengetahui dengan persis bahwa dirinya tidak bisa jauh dari Tuhan. Hajaran dan didikan akan membawa kita kembali berbalik kepada Tuhan dan tidak lagi menjadi lembu yang tidak mau mengikuti lembu senior karena ada hati yang mau belajar. Setiap kali melayani Tuhan apakah itu bermain musik atau kolektan, kita bisa merasakan hadirat-Nya karena kita melayani bukan karena sebuah tugas. Yeremia menegaskan, “Sungguh, sesudah aku berbalik, aku menyesal, dan sesudah aku tahu akan diriku, aku menepuk pinggang sebagai tanda berkabung; aku merasa malu dan bernoda, sebab aku menanggung aib masa mudaku” (Yer. 31:19).

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah cara terbaik untuk berbalik dan mengembalikan hati kita kepada Allah?

 

Pertama, kenalilah dirikita dengan baik. Sebenarnya adalah dengan cara mengenali siapa diri kita sendiri tetapi permasalahannya tidak semua orang bisa memgenali siapa dirinya. Ada banyak orang yang bisa mengenali diri orang lain tetapi tidak bisa mengenali siapa dirinya sendiri, apa kekurangan dan kelemahannya, apa yang Tuhan suka dan tidak suka, apa yang mesti diubah dalam dirinya, mengenali karakter dan sifat-sifatnya. Apabila kita bisa mengenali siapa dirikita maka kita bisa berjaga-jaga dan berhati-hati apakah kelemahan kita tersebut, kita bisa berdiri dan mengetahui bagaimana Tuhan mengubah kita.

 

Seorang pemenang adalah orang yang bisa mengenali dan menghadapi dirinya sendiri Orang yang hidupnya ingin dipakai oleh Tuhan harus bisa mengetahui siapa dirinya karena lawan yang terberat bukan orang lain atau keadaannya tetapi dirinya sendiri. Apabila kita tidak bisa melihat dan menghadapi kenyataan akan dirikita sendiri maka kita tidak akan pernah bisa mengalami yang namanya breakthrough atau terobosan dalam hal kerohanian. Apabila kita berani melihat siapa dirikita, tidak suka berdalih, mengurusi dengan serius atas apa yang Roh Kudus tidak suka atas setiap karakterkita maka Tuhan akan memberikan anugerah dan mengubah hidup kita. Jadi manfaat dari kita bisa mengenali siapa dirikita sendiri adalah agar kita tidak mudah jatuh dan agar kita mudah untuk bertobat.

 

Kedua, mengertilah didikan TUHAN. Kalau kita adalah anak Allah, maka kita pasti akan menerima didikan dari Bapa kita. Penulis kitab Ibrani mengingatkan kita, agar tidak terjatuh ke dalam salah satu ekstrem ini: menganggap enteng didikan itu, atau sebaliknya, putus asa oleh didikan itu. Namun, sering kita menjadi seperti Efraim: Kita menerima hajaran, namun kita bersikap "seperti anak lembu yang tidak terlatih." Dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan, "seperti anak lembu yang tidak terbiasa mengenakan kuk." Anak lembu ini dipasangi kuk, namun montang-manting memberontak, sehingga dia semakin kesakitan. Kalau kita tidak mengerti didikan Tuhan, kita juga akan memberontak dan menentang didikan itu.

 

Di sini Efraim dengan jujur mengakui pemberontakannya. Dan apa yang kemudian dikatakannya? "Bawalah aku kembali." Ia menyadari, ia tidak bisa membuat dirinya berbalik. Ia hanya bisa berseru dan memohon kemurahan Tuhan, "sebab Engkaulah TUHAN, Allahku."

 

Kita dapat melihat kesungguhan pertobatan Efraim. "Sesudah aku tahu akan diriku aku menepuk pinggangku sebagai tanda berkabung." Dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan, "Sesudah aku dididik." Ia memberi dirinya dididik, untuk taat kepada kebenaran, Firman-Nya. Mengapa? Sebab "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2 Tim. 3:16). Yang sangat mengharukan tentunya adalah tanggapan Tuhan atas pertobatan ini: "Anak kesayangankah gerangan Efraim bagi-Ku atau anak kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus-putusnya aku terkenang kepadanya; sebab itu hati-Ku terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku menyayanginya, demikianlah firman Tuhan" (Yer. 31:20). Dengan kemauan mengerti didikan TUHAN, maka Efraim mengalami pertobatan sehingga ia pun menjadi anak kesayangan TUHAN. Karena itu, seruan Efraim yang mengatakan “bawalah aku kembali” kiranya memberikan inspirasi bagi kita untuk mengenal dirikita sendiri dan mengerti didikan TUHAN atas dirikita masing-masing. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...