Senin, 13 April 2020

Renungan hari ini: KITA MENJADI UMAT TUHAN, TUHAN MENJADI ALLAHKITA

Renungan hari ini:

KITA MENJADI UMAT TUHAN, TUHAN MENJADI ALLAHKITA



Yehezkiel 36:28 (TB) "Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu"

Ezekiel 36:28 (NET) "Then you will live in the land I gave to your fathers; you will be my people, and I will be your God”

Janji TUHAN pastilah digenapi-Nya. Tidak ada satupun janji-Nya yang tidak digenapi-Nya. TUHAN berjanji bahwa kita adalah umat-Nya, anak-anak-Nya, domba gembalaan-Nya dan sebaliknya kita menjadikan TUHAN menjadi ALLAHkita yang harus kita sembah dan puja sepanjang hidup kita. Kita adalah anak-anak Allah. Mungkin sebutan itu bagi kita orang Kristen sudah merupakan sebutan yang biasa kita dengar bahkan juga kita ucapkan, sehingga tidak menjadi sesuatu yang agung; tidak lagi kita pandang sebagai sesuatu yang luar biasa. Sebutan ini sangat luar biasa. Tidak ada agama di dunia ini yang memiliki pengajaran hubungan antara Allah yang disembah dengan umat sebagai hubungan Bapa dan anak. Ini hanya ada di dalam kekristenan. 

Tetapi sebutan itu memiliki konsekuensi, memiliki resiko, memiliki implikasi yang berat. Sebab kalau kita mengaku sebagai anak-anak Allah, kita harus benar-benar berkeadaan sebagai anak-anak Allah. Itu berarti pasti berbeda dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah sebagai Bapanya. Itulah sebabnya dalam 1 Petrus 1:17 Firman Tuhan mengatakan “Jika engkau memanggil Allah Bapa, hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia.” Suatu ketakutan yang luar biasa. 

Ketika kita menjadi anak-anak Allah, maka Bapa di surga merancang setiap individu bagaimana menjadi mulia di mata Allah. Ini berarti kita tidak boleh merancang diri kita sendiri. Kita harus melihat, memahami benar rancangan Allah atas hidup kita. Dan ketika Saudara dan saya menjadi anak tebusan Allah oleh darah Tuhan Yesus, kita menjadi lebih miskin dari orang miskin. Sebab semiskin-miskinnya seseorang, ia masih memiliki hak. Tetapi ketika Tuhan menebus kita, semua yang kita miliki adalah milik Tuhan. Jadi, kalau kita merasa memiliki diri sendiri, berarti kita menolak penebusan itu, kita tidak bisa dimiliki Tuhan karena memiliki diri sendiri.  

Hidup sebagai anak-anak ALLAH harus tunduk pada rencana ALLAH itu sendiri. Walau kita harus mengalami lika-liku hidup dalam perjalan selama di dunia ini. Saya tidak menyangkal kehebatan Allah yang Allah tunjukkan dalam perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan; laut kosong terbelah, tembok Yerikho dirobohkan, roti manna diberikan limpah setiap hari, dan segala berkat-berkat yang lain. Tetapi tahukah kita bahwa itu belumlah berarti jika dibanding dengan Allah yang akan membawa kita melintasi segala langit dan kita akan tinggal di langit baru bumi baru? Berpikirlah dengan pikiran yang jauh lebih besar. Apa pun kebahagiaan yang bisa kita nikmati di bumi, apa pun barang-barang dunia yang bisa kita miliki, tidak ada artinya sama sekali. 

Tapi banyak pikiran orang Kristen tidak mengerti hal ini. Pikirannya terbelenggu dengan pemenuhan kebutuhan jasmani, terikat dengan selera dunia. Padahal kita punya Allah Bapa yang memiliki segala kuasa, kemuliaan dan Kerajaan yang kekal. Kita harus bersyukur menjadi orang Kristen yang mengenal Yesus sebagai Juruselamat yang akan membawa kita melintasi langit untuk memiliki Kerajaan yang tidak tergoyahkan; sungguh itu anugerah yang luar biasa. 

Oleh sebab itu, rancangan Allah bukan sekadar siapa jodohku, tinggal di mana, pekerjaan apa. Itu hal-hal yang tidak bernilai besar. Tapi rancangan Allah adalah bagaimana kita menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan. Ini yang Tuhan kehendaki, rancangan-Nya. Dan untuk rancangan ini, kita harus kerja keras. Kita harus mengiring Tuhan Yesus dengan benar. Dan ini bukan hal yang sederhana dan mudah. 

Bicara mengenai rencana Allah, kita juga harus aktif meresponi rancangan itu agar tergenapi, yaitu bagaimana kita menjadi satu pribadi yang unik, yang tidak sama dengan siapa pun, sesuai dengan rancangan-Nya. Dengan karakter dasar Tuhan kita Yesus Kristus. Jangan sampai di ujung maut nanti Saudara berkata, “Akhirnya yang paling kusesali setelah aku menjalani hidup ini adalah aku tidak menjalani hidupku sendiri.” Hidupku sendiri sebagai anak-anak Allah dengan pola yang Alkitab ajarkan, dengan pola yang Alkitab telah tunjukkan dengan jelas. Karena itu, sebagai umat pilihan Allah kita mengerti bahwa setiap kita memiliki rancangan dari Allah. Maka, mari kita menjadi orang-orang yang terbentuk, dibentuk oleh Tuhan menjadi pribadi agung sesuai rancangan Allah. Itu baru namanya menggenapi rencana-Nya. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...