Renungan har ini:
“MEMBASUH KAKI”
Yohanes 13:14 (TB) "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu"
John 13:14 (NET) "If I then, your Lord and Teacher, have washed your feet, you too ought to wash one another’s feet”
Basuh kaki hanyalah adat-istiadat orang Yahudi dan bukan sebuah sakramen apalagi berhubungan dengan keselamatan seseorang. Tuhan Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya hanya untuk memberikan teladan tentang kerendahan hati dan melayani orang lain.
Basuh kaki yang dilakukan Tuhan Yesus lebih dari sekedar adat-istiadat. Menurut tradisi, para budak membasuh kaki tuannya dan tidak pernah sebaliknya. Namun, Tuhan membasuh kaki murid-murid-Nya walaupun Dia adalah Tuan mereka. Petrus, yang tidak menyadari pentingnya basuh kaki ini, menolak untuk dibasuh oleh Tuhan (Yoh. 13:6,8).
Basuh kaki berhubungan langsung dengan keselamatan atas dasar-dasar berikut:
Yesus memberitahukan kepada Petrus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku” (Yoh. 13:8). Menerima basuh kaki berarti memiliki bagian di dalam Tuhan. Basuh kaki yang seperti ini bukanlah sekedar adat-istiadat belaka. Yesus juga berkata, “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya”(Yoh. 13:10). Orang yang telah dibaptis juga perlu menerima basuh kaki.
Walaupun sebelumnya merupakan adat-istiadat, basuh kaki telah menjadi sebuah sakramen yang membawa kekuatan rohani yang besar dan berpengaruh setelah Tuhan Yesus melakukannya, menjelaskan maknanya dan khasiatnya serta memerintahkan para murid untuk melakukan hal yang serupa.
Basuh kaki tidak dapat dianggap sebagai sakramen. Jika basuh kaki sangat penting dan berhubungan langsung dengan keselamatan seseorang, mengapa kebiasaan ini hanya ditemukan dalam Injil Yohanes dan tidak dicantumkan di bagian lain dalam Alkitab?
Walaupun pada kenyataannya basuh kaki hanya ditemukan dalam Injil Yohanes, hal tersebut masih tetap harus dilaksanakan dan hubungannya dengan keselamatan masih berlaku.
Semua perintah Tuhan harus dilaksanakan. Tidak ada satu perintah-pun dapat diabaikan, tidak peduli berapa kali perintah tersebut dicantumkan dalam Alkitab (lihat Mat. 5:18-19; Why. 22:19). Tuhan memerintahkan para pengikut-Nya untuk melakukan basuh kaki seperti yang telah dilakukan-Nya terhadap para murid-Nya. Oleh karena itu, kita juga harus melaksanakan perintah ini.
Tuhan Yesus memerintahkan kepada murid-murid-Nya, “jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu” (Yoh. 13:14). Tetapi mengapa pada saat sakramen basuh kaki yang diadakan di gereja Anda, hanya para pendeta sajakah yang membasuh kaki para jemaat baru, dan jemaat yang lain tidak saling membasuh kaki?
Bagi sebagian Gereja, basuh kaki yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus memiliki dua fungsi, yaitu sebagai: (1) sakramen (2) pengajaran rohani.
Pertama, sebagai sebuah sakramen, basuh kaki adalah untuk memiliki bagian dalam Tuhan. Murid-murid tidak saling membasuh kaki satu dengan yang lainnya selama sakramen berlangsung. Hal itu justru dilakukan oleh Tuhan Yesus terhadap murid-murid-Nya. Itulah sebabnya Dia tidak berkata, “jikalau engkau tidak saling membasuh kaki satu dengan yang lainnya, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Melainkan Dia berkata, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
Pada saat sakramen basuh kaki berlangsung, dibandingkan dengan saling membasuh kaki, gereja telah mewakili Tuhan untuk melakukan basuh kaki atas nama-Nya sehingga orang-orang percaya yang menerima sakramen itu dapat memiliki bagian dalam Tuhan. Sakramen tersebut tidak mencakup upacara saling membasuh, melainkan tugas untuk melakukan sakramen ini diberikan kepada “orang yang telah diutus” (yaitu orang-orang di gereja, mewakili Tuhan untuk melaksanakan sakramen atas nama-Nya; “orang yang telah diutus” = para rasul; lihat Yoh. 13:16).
Kedua, sebagai pengajaran rohani, basuh kaki menunjukkan kepada orang-orang yang percaya bahwa mereka harus saling mengasihi satu dengan yang lainnya (Yoh. 13:1), saling melayani dengan rendah hati (Yoh. 13:4-5, 12-17), saling mengampuni (Yesus juga membasuh kaki Yudas Iskariot) dan memelihara kekudusan mereka (Yoh. 13:10). Walaupun upacara saling membasuh kaki dengan air kadang-kadang masih dilakukan di gereja sebagai tanda kasih dan pengampunan, yang terpenting adalah bahwa kita mengikuti pengajaran rohani di balik tindakan tersebut. Karena itu, marilah saling melayani satu dengan yang lain dengan penuh kasih. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN