Senin, 10 Desember 2018

Renungan hari ini: AKIBAT PEMBERONTAKAN

Renungan hari ini: 

AKIBAT PEMBERONTAKAN



Yeremia 40:16 (TB) Tetapi Gedalya bin Ahikam menjawab Yohanan bin Kareah: "Janganlah lakukan itu! Sebab yang kaukatakan tentang Ismael itu adalah bohong" 

Jeremiah 40:16 (NET) But Gedaliah son of Ahikam said to Johanan son of Kareah, “Do not do that because what you are saying about Ishmael is not true” 

Untuk memahami nas hari ini kita harus membaca perikop ini secara keseluruhan. Perikop hari ini memperlihatkan situasi kacau setelah kerajaan Yehuda  secara praktis musnah karena telah dijadikan salah satu provinsi  dari kerajaan Babel. Nubuat Yeremia telah menjadi kenyataan. Mereka tidak dapat lari dari penjajahan dan pembuangan ke Babel.  Sebenarnya dengan sikap Yeremia memilih tinggal bersama umat yang tersisa di Yerusalem, itu menunjukkan bahwa umat yang tersisa di Yerusalem pun ada dalam belas kasih Allah. Gedalya yang ditunjuk oleh Babel untuk memimpin Yerusalem juga seorang pemimpin yang baik, yang peduli akan kesejahteraan rakyatnya. 

Sayang sekali, tetap ada orang-orang yang tidak mau tunduk pada kehendak Tuhan. Mereka ialah Ismael bin Netanya dan kelompoknya. Rupanya Ismael adalah keturunan raja (41:1). Ia mungkin berambisi untuk menjadi raja. Maka secara diam-diam ia bersekutu dengan bangsa Amon untuk melawan atau memberontak kepada Babel (40:14). Secara licik, ia membunuh Gedalya dan para pengikutnya. Bahkan kemudian dengan keji ia membantai sekelompok orang Israel dari Sikhem yang tidak tahu apa-apa. Namun, pada akhirnya ia harus lari mengungsi ke negeri Amon (41:15), dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi. 

Akibat pemberontakannya, seluruh Yerusalem terancam oleh pembalasan Babel. Penduduk Yerusalem memiliki alasan untuk takut karena Gedalya adalah pemimpin yang diangkat Babel. Oleh karena itu, di bawah kepemimpinan Yohanan mereka bersiap-siap untuk melarikan diri ke Mesir, salah satu musuh Babel dan pernah menjadi sekutu Yehuda untuk melawan Babel. 

Kasih setia Tuhan sebenarnya tidak pernah ditarik-Nya dari umat-Nya. Namun, sayangnya ada saja dari umat Tuhan yang tetap bebal, tidak mau belajar dari kesalahan. Bahkan tetap tidak mau tunduk dan taat pada kehendak-Nya. Ketidaktaatan apalagi disertai pemberontakan tidak pernah menghasilkan apa-apa selain penderitaan dan bahkan “hukuman” lebih keras. Kiranya kita belajar dari kisah ini untuk tidak mengeraskan hati kita untuk tetap memberontak dari pimpinan Tuhan. Karena itu, janganlah biarkan hati kita hidup dalam pemberontakan karena hal itu akan merugikan dirikita dan orang lain. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...