Kamis, 13 Januari 2022

Renungan hari ini: “MANUSIA DAN HEWAN DISELAMATKAN TUHAN” (Mazmur 36:7)

 Renungan hari ini:

 

“MANUSIA DAN HEWAN DISELAMATKAN TUHAN”




 

Mazmur 36:7 (TB) "Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat. Manusia dan hewan Kauselamatkan, ya TUHAN"

 

Psalms 36:7 (NET) "Your justice is like the highest mountains, your fairness like the deepest sea; you preserve mankind and the animal kingdom"

 

Allah memberikan keselamatan bukan hanya kepada manusia, melainkan kepada semua ciptaan-Nya termasuk hewan. Kita meyakini bahwa pemeliharaan Allah tidak pernah berhenti. Meskipun manusia secara sengaja maupun tidak telah menghancurkan alam dengan berbagai cara dan juga bencana alam menghancurkan alam dan lingkungan hidup serta manusia, namun pemeliharaan Allah terus berlangsung. Buktinya, setelah terjadi berbagai bencana dan kehancuran, hidup manusia dan alam terus berlangsung dan terjadi pemulihan. Misalnya, setelah tsunami, alam yang rusak dan porak-poranda secara perlahan mengalami pemulihan, kehidupan manusia yang terganggu juga mengalami pemulihan. Pandemi Covid 19 yang melanda dunia menghancurkan tatanan kehidupan manusia, tetapi sekarang berangsur-angsur kehidupan manusia mulai pulih dan normal. Meskipun semuanya tidak dapat pulih kembali seperti sediakala, namun manusia dan alam tetap bertumbuh. Hal ini membuktikan bahwa pemeliharaan Allah terus berlangsung.

 

Pemazmur menunjukkan bagaimana Tuhan menyatakan cinta-Nya. Cinta Tuhan keluar dari diri-Nya tertuju kepada manusia. Bahkan, hewan pun mendapatkan cinta Tuhan. Ini menunjukkan bahwa cinta Tuhan terarah bagi semua ciptaan-Nya. Cinta Tuhan tak bisa disekat apalagi dibatasi. Dalam cinta Tuhan, manusia berlindung. Itu berarti cinta Tuhan meneduhkan dan menenteramkan. Tuhan menghendaki semua ciptaan-Nya sejahtera. Hidup itu baik sebab Tuhan adil. Keadilan Tuhan tegak laksana gunung dan terbagi luas seperti samudra. Kasih dan keadilan Tuhan itulah yang dipuji Pemazmur. Itulah juga yang kemudian digenapi dalam hidup dan karya Yesus.

 

Jika kita melihat tindakan pemeliharaan Allah dalam hidup kita, maka kita akan menemukan beberapa aspek pemeliharaan Allah dalam kehidupan kita, yakni:

 

Pertama, pelestarian. Dengan kuasa-Nya, Allah melestarikan dunia yang diciptakan-Nya. Pengakuan Daud itu jelas, “Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat. Manusia dan hewan Kauselamatkan, ya Tuhan ” (Mzm. 36:7). Dalam terjemahan bahasa Inggris menggunakan kata: peliharakan. Kuasa Allah yang melestarikan terlaksana melalui Putra-Nya Yesus Kristus, sebagaimana ditegaskan oleh Rasul Paulus dalam Kolose 1:17, “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.” 

 

Kedua, penyediaan. Allah bukan saja melestarikan bumi yang diciptakan-Nya, tetapi Dia juga menyediakan apa yang diperlukan oleh ciptaan-Nya itu. Ketika Allah menciptakan bumi, Dia menciptakan musim (Kej. 1:14) dan memberi makan manusia dan hewan (Kej. 1:29-30). Setelah air bah menghancurkan bumi, Allah memperbarui janji penyediaan ini dengan berfirman, “Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam” (Kej. 8:22). Beberapa Mazmur menegaskan kebaikan Allah dalam menyediakan kebutuhan bagi makhluk ciptaan-Nya (Mzm. 104:1-35 dan Mzm. 145:1-21). Allah sendiri menyatakan kuasa-Nya untuk menciptakan dan memelihara Ayub (Ayb. 38:1-41:34) dan Yesus mengatakan dengan tegas bahwa Allah menyediakan kebutuhan burung-burung di udara dan bunga bakung di padang (Mat. 6:26-30; 10:29).

 

Ketiga, pemerintahan. Di samping pelestarian dan penyediaan kebutuhan ciptaan-Nya, Dia juga memerintah dunia ini. Karena Allah berdaulat, peristiwa-peristiwa dalam sejarah terjadi menurut kehendak-Nya dan dalam pengawasan-Nya; kadang-kadang Dia turun tangan langsung melaksanakan maksud-maksud penebusan-Nya. Sekalipun demikian, Dia tidak pernah berhenti menunjukkan pemeliharaan dan kekuasaan-Nya; setelah terjadi bencana, kehidupan terus berlanjut. 

 

Tuhan sekalipun menjadikan manusia sasaran kasih-Nya yang terbesar namun karena itu manusia diberikan tanggung-jawab untuk menyatakan kasih Allah itu bukan saja kepada manusia tetapi kepada alam semesta yang dijadikan Tuhan termasuk hewan/binatang yang telah ditaklukan oleh manusia karena itu adalah hak yang melekat dalam tanggung jawab yang diberikan.

 

Tuhan menyatakan bahwa binatang-pun seperti manusia diperhatikan keselamatannya. Contoh kisah Nuh yang diselamat Tuhan membawa aneka hewan sehingga selamat dari kehancuran air bah dan dapat melanjutkan keturunan di bumi. Contoh perhatian seorang peternak domba sebagai pemelihara hewan terhadap dombanya sebagai hewan peliharaannya adalah -> Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya (Yhz. 34:16) belas kasihan kita terhadap hewan tidak dapat dilepaskan dengan belaskasih kita kepada sesama. Hewan adalah makhluk lemah sebab takluk oleh manusia maka belas-kasih terhadap binatang yang lemah sewajarnya timbul dan menimbulkan belas kasih terhadap sesama manusia yang lebih lemah di sekitar kita sebab Tuhan memperhatikan setiap yang lemah termasuk binatang yang lemah tak berdaya. Dengan memberi perhatian kepada hewan peliharaan dan atau diperluas dengan aneka satwa dan tumbuhan hingga terancam punah dan telah musnah dengan dan tanpa melupakan hukum Tuhan lainnya, kita melakukan hal kecil dalam hukum Tuhan dan menyenangkan Dia yang menciptakan segala sesuatu termasuk segala jenis hewan baik di udara, air dan daratan. Karena itu, marilah saling peduli bagi sesama dan semua ciptaan TUHAN lainnya demi menjaga kelestarian hidup dan alam untuk memuliakan TUHAN Sang Pencipta. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...