Selasa, 30 Oktober 2018

Renungan hari ini: MELAYANI ORANG MISKIN

Renungan hari ini: 

MELAYANI ORANG MISKIN



Imamat 23:22 (TB) "Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu, semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu"  

Leviticus 23:22 (NET) "When you gather in the harvest of your land, you must not completely harvest the corner of your field, and you must not gather up the gleanings of your harvest. You must leave them for the poor and the foreigner. I am the Lord your God’” 

Orang miskin pastilah butuh pertolongan. Mereka sangat merindukan uluran tangan orang kaya untuk menolong mereka keluar dari kemiskinan mereka. Melayani orang miskin merupakan amanah TUHAN. Dalam nas hari ini kita akan belajar bagaimana menolong orang miskin. Orang miskin di ayat ini menggunakan kata Ibrani Aniy yang berarti "orang yang menderita dan kebutuhannya tidak tercukupi; orang yang muram dan gundah hatinya karena mereka tidak bisa mengubah keadaan dalam hidupnya." 

Perhatikan bahwa yang dikatakan miskin adalah orang yang kebutuhannya tidak bisa tercukupi. Beda antara keinginan dengan kebutuhan. Keinginan adalah sesuatu yang kita inginkan tetapi bukan kebutuhan mendesak, Kebutuhanadalah keperluan mendasar untuk seorang manusia bertahan hidup. Indonesia mengenal kebutuhan sandang, pangan, dan papan: kebutuhan pakaian, makanan, dan atap untuk dia tinggal. Artinya, kalau seseorang sudah sangat menderita dan kesusahan dalam memenuhi ketiga hal di atas, dia wajib untuk ditolong. 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimakah cara kita menolong orang miskin di lingkungan (baca: warga jemaat) kita?

Pertama, marilah menyisakan harta kita untuk mereka. Jaman Perjanjian Lama, pekerjaan orang Israel adalah bercocok tanam dan bertani. Karena itu Allah meminta mereka untuk menyisakan hasil di kebun dan di ladang untuk dipungut oleh orang miskin. Hari ini, sistem pembayaran dan gaji itu dengan menggunakan uang. Kalau dahulu Allah memerintahkan orang Israel untuk menyisakan hasil di kebun, secara kontekstual, hari ini, gaji atau pendapatan yang kita dapatkan harus disisihkan untuk diberikan kepada orang miskin.  

Kedua, rubahlah mental mereka. Ada dua kategori orang miskin di dunia ini: orang miskin yang bermental miskin dan yang bermental kaya. Mental miskin adalah mental meminta terus menerus, mereka yang tidak mau bekerja dan malas. Ketika diberi barang, malahan barang tersebut dijual untuk uangnya digunakan untuk kesenangan sesaat. Nah hal inilah yang harus kita rubah, pemberian uang dalam bentuk edukasi dan pembinaan karakter serta etos kerja lebih baik ketimbang memberikan uang besar kepada mereka.  Bermental kaya adalah orang miskin kita edukasi dan bina agar bisa berkarya dan bekerja keras sehingga mampu menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kalau kita ingin menolong orang miskin, kita harus merubah mental mereka dari mental miskin ke menta kaya.

Kenapa ini penting? Karena kalau mental mereka berubah, mereka sendirilah yang akan merubah nasib mereka. Bukan selama-lamanya tergantung dengan uang kita. Tentu, dari definisi Aniy kalau kita melihat kebutuhan mendasar mereka, khususnya pangan, sangat berkekurangan--kita harus mencukupinya. Tidak bisa kita menutup mata terhadap mereka yang bahkan untuk makan saja sudah tidak bisa mencukupi dirinya sendiri.  

Ketiga,lakukanlah dengan iman karena Allah memberikan jamina bagi kita.  Yesus berkata di dalam Yohanes 12:8a, Karena orang miskin selalu ada pada kamu...”Mengapa Yesus berkata seperti ini? Sebetulnya dengan membantu orang miskin, kitapun juga yang diberkati oleh Tuhan. Mengapa Allah menempatkan orang miskin di sekitar kita? Untuk suatu tujuan yang lebih besar yaitu kasih Kristus menjadi nyata di dunia ini. Tetapi, mungkin kita bertanya, "apa untungnya bagi saya membantu orang miskin, toh mereka akan selalu ada sampai selamanya." 

Allah berkata, "Akulah TUHAN, Allahmu." Ini berbicara jaminan untuk siapapun yang memberkati orang miskin. Kata TUHAN dipakai kata YHWH yang berarti "Aku adalah Allah yang eksis dahulu, sekarang, dan selamanya". Nama ini adalah nama yang diperkenalkan Allah kepada Musa "Aku adalah Aku." Bayangkan, Tuhan berkata kepada kita "Aku adalah TUHAN." Hidup kita dijamin oleh TUHAN; Allahlah yang menjadi penjamin hidupkita. Apa yang dijamin dari kata ini? 
Ø Tuhan ada untuk berbelas kasihan kepada kita 

Ø Tuhan ada untuk menolong kita 

Ø Tuhan ada untuk mengikat janji dengan kita 

Ø Tuhan ada untuk menyelesaikan semuanya untuk kita. 

Ø Ketika kita menolong orang miskin, kita tidak akan kekurangan (Ams. 28:27). Jadi sebetulnya, semakin kita membantu orang miskin, semakin besar pula berkat yang disiapkan Tuhan untuk kita.  

Kata kedua yang dipakai adalah ELOHIM (Allahmu). Ini berarti Allah yang supreme yang berkemenangan. Bayangkan, kalau Allah yang berkemenangan dan selalu menang menjadi penjamin hidup kita! Apa masalahmu? Dia yang menjadi penjamin hidupmu, kita akan keluar menjadi pemenang!  Karena itu, teruslah berusaha untuk melayani orang miskin selama kita bisa melakukannya. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...