Selasa, 20 Juni 2023

Renungan hari ini: “DI DALAM KASIH TIDAK ADA KETAKUTAN” (1 Yohanes 4:18)

 Renungan hari ini:

 

“DI DALAM KASIH TIDAK ADA KETAKUTAN”


 

1 Yohanes 4:18 (TB2) "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan. Sebab ketakutan mengandung hukuman dan siapa yang takut, ia tidak sempurna di dalam kasih"

 

1 John 4:18 (NET) "There is no fear in love, but perfect love drives out fear, because fear has to do with punishment. The one who fears punishment has not been perfected in love"

 

Pernyataan "Di dalam kasih tidak ada ketakutan” dilatarbelakangi ajaran dan pemahaman Kristen mengenai kasih Allah yang sempurna. Bagi penulis, kasih yang sempurna datang dari Allah dan melawan segala bentuk ketakutan. Surat ini ditulis oleh Rasul Yohanes kepada jemaat Kristen sebagai nasihat dan pengajaran mengenai kehidupan Kristen yang sejati. Dalam konteks ayat ini, penulis membahas tentang kasih Allah yang sempurna dan pengaruhnya terhadap hidup orang percaya.

 

Penulis mengajarkan bahwa ketakutan dan kasih adalah dua kekuatan yang bertentangan. Kasih yang sempurna, yaitu kasih yang berasal dari Allah, mampu melawan dan menghilangkan ketakutan. Ketakutan sering kali berakar pada hukuman, kekhawatiran, dan kecemasan akan masa depan atau akibat perbuatan. Namun, kasih Allah yang sempurna menghadirkan pembebasan dari ketakutan tersebut. Penulis meyakini bahwa orang yang benar-benar hidup dalam kasih Allah tidak akan dikendalikan oleh ketakutan. Ketakutan adalah tanda ketidaksempurnaan dalam kasih, karena ketakutan menghalangi seseorang untuk sepenuhnya mengalami dan mengasihi orang lain dengan tulus. Orang yang hidup dalam kasih yang sempurna mempercayai bahwa Allah adalah kasih itu sendiri, dan dengan demikian, tidak ada tempat bagi ketakutan dalam hidup mereka.

 

Dalam konteks Kristen, penulis mengaitkan kasih yang sempurna ini dengan pengenalan akan kasih Allah melalui Yesus Kristus. Yesus, sebagai perwujudan kasih Allah, menunjukkan kepada umat manusia bahwa kasih itu tidak berdendam, tidak mengejek, tidak menghukum, melainkan menerima, mengampuni, dan memberi kehidupan yang abadi. Oleh karena itu, bagi orang yang mengalami kasih Allah ini, ketakutan tidak lagi mempengaruhi dan menghantui mereka.

 

Apa yang menjadi tujuan Yohanes menyatakan pernyataan "Di dalam kasih tidak ada ketakutan”? Yohanes ingin menyampaikan beberapa pesan penting melalui ayat tersebut, yakni:

 

Pertama, hedak menghilangkan ketakutan. Penulis ingin menekankan bahwa dalam kasih Allah yang sempurna, tidak ada tempat bagi ketakutan. Kasih yang sempurna hadir sebagai kekuatan yang melawan dan menghilangkan ketakutan dalam hidup seseorang. Penulis mengajak jemaat untuk percaya bahwa ketakutan dapat diatasi dan dikalahkan oleh kasih Allah.

 

Kedua, menekankan tentang kasih yang sempurna. Penulis membedakan antara kasih yang sempurna dengan ketakutan. Kasih yang sempurna berasal dari Allah dan dicirikan oleh sifat-sifat-Nya seperti pengampunan, penerimaan, dan belas kasih. Kasih yang sempurna tidak mengandung hukuman atau kecemasan, melainkan membawa kedamaian dan kebebasan. Penulis ingin jemaat memahami bahwa hidup dalam kasih yang sempurna adalah tujuan yang harus diperjuangkan.

 

Ketiga, tanda ketidaksempurnaan. Penulis mengatakan bahwa orang yang takut atau hidup dalam ketakutan tidak sempurna di dalam kasih. Ketakutan adalah indikasi bahwa seseorang belum sepenuhnya mengalami dan memahami kasih Allah yang sempurna. Penulis ingin jemaat memahami bahwa hidup tanpa ketakutan adalah tanda kedewasaan spiritual dan pemahaman yang lebih dalam akan kasih Allah.

 

Apa yang perlu kita renungkan dari nas hari ini? Nas hari ini memberikan beberapa hal yang perlu direnungkan, yakni:

 

Pertama, pentingnya hidup dalam kasih. Penulis menekankan bahwa hidup dalam kasih adalah esensial bagi seorang Kristen. Kasih yang sempurna berasal dari Allah dan harus menjadi karakteristik yang melekat dalam kehidupan kita. Kasih Allah tidak hanya menghasilkan hubungan yang baik dengan-Nya, tetapi juga mempengaruhi hubungan kita dengan sesama.

 

Kedua, kasih itu menghilangkan ketakutan. Penulis mengajarkan bahwa kasih yang sempurna mampu mengatasi dan menghilangkan ketakutan. Kasih Allah membawa kedamaian, kepercayaan, dan kebebasan. Ketakutan sering kali berakar pada kekhawatiran akan hukuman atau konsekuensi, tetapi kasih Allah membebaskan kita dari beban tersebut.

 

Ketiga, kita harus menyadari bahwa ada ketidaksempurnaan dalam kasih. Penulis menyatakan bahwa orang yang hidup dalam ketakutan tidak sempurna dalam kasih. Ketakutan mengungkapkan ketidakpercayaan atau kurangnya pemahaman akan kasih Allah yang sempurna. Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk bertumbuh dalam pengalaman dan pemahaman akan kasih Allah, sehingga kita dapat melepaskan ketakutan dan hidup dengan kebebasan yang diberikan oleh-Nya. Karena itu, jalinlah hubungan yang kuat dengan Allah dan hiduplah dalam kasih yang sempurna agar kita lepas dari ketakutan. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

 

Renungan hari ini: “BELAJAR MENGENAL KRISTUS" (Efesus 4:20)

  Renungan hari ini:   “BELAJAR MENGENAL KRISTUS"   Efesus 4:20 (TB2) "Tetapi, bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus...