Minggu, 06 Juni 2021

Renungan hari ini: “AJARLAH KAMI MENGHITUNG HARI-HARI KAMI” (Mazmur 90:12)

 Renungan hari ini:

 

“AJARLAH KAMI MENGHITUNG HARI-HARI KAMI”




 

Mazmur 90:12 (TB) "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

 

Psalms 90:12 (NET) "So teach us to consider our mortality, so that we might live wisely"

 

Musa meminta kepada Tuhan agar diajari menghitung hari-hari hidup dirinya dan juga bangsanya Israel. Betapa pentingnya permintaannya ini karena dengan bisa menghitung hari-hari membuat orang jadi bijaksana. Dengan menghitung secara tepat maka yang akan kita peroleh adalah kualitas hidup yaitu kualitas hidup seperti kualitas hidup Kristus Putera Tunggal Bapa yang berkenan kepada Bapa. 

 

Kata "menghitung" dari kata Ibrani manah yang artinya: menghitung (to count, to reckon, to number),mempersiapkan (to prepare),  dan mendaftarkan (to enroll). Orang percaya harus memperhitungkan atau memperkirakan bahwa umur hidupnya ada batasnya 70 atau 80 tahun. Memang ada juga orang yang bisa punya usia lebih panjang dari itu tetapi tetap terbatas. Jika kita memahami bahwa ada batas umur hidup kita maka kita akan mempersiapkannya dengan sebaik mungkin karena dibalik kubur ada kehidupan abadi. 

 

Menghitung hari bukan sekedar mengurutkan hari-hari,  minggu, bulan dan tahun. Tetapi ada upaya menyiapkan segala sesuatu sehingga waktu yang kita jalani menjadi waktu yang berkualitas dan berguna bagi kehidupan kekal kita. Jika untuk hal-hal yang fana saja kita merencanakan dengan baik,  betapa terlebih lagi dengan nasib kekal kita. 

 

Kita perlu belajar dari Allah yang Kekal. Bukan belajar teknik baru tentang Majanejemen Waktu atau Pengelolaan Waktu (Time Management), tetapi kita harus belajar tentang Pengelolaan Hidup (Life management), yang hanya dapat dilakukan oleh seorang yang berhati sungguh berhikmat. 

 

Hari-hari kita cukup lama tetapi juga cukup singkat di dunia ini. Oleh sebab itu kita harus mengelolanya dengan Hati yang Bijak. Dalam mazmur 39:4  Pemazmur berseru, "Tuhan beritahukanlah aku batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku". Hidup ini dalam semua pencapaiannya, harus merupakan suatu Pelayanan yang Setia bagi Allah, yaitu mengetahui apa yang Allah kehendaki dari hidup kita, bagi-Nya, bagi diri kita, bagi Keluarga dan Gereja Tuhan dan Masyarakat kita. 

 

 

Dari nas hari ini ada beberapa hal yang perlu kita ketahui berkaitan dengan penggunaan waktu yang Tuhan berikan, di antaranya:

 

Pertama, kita selalu disadarkan bahwa betapa sedikitnya dan terbatasnya hari-hari hidup kita di bumi ini. Mazmur 90:10  Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. Ada sebuah kenyataan yang perlu kita pahami mengenai waktu hidup manusia di bumi ini dan bagaimana menanggapi pengertian bahwa hidup ini sangat singkat dan sementara. Manusia biasanya tidak pernah sadar bahwa waktunya terbatas sampai suatu saat dimana sudah tidak ada kesempatan lagi, barulah dia sadar bahwa waktunya terbatas. Manusia jarang merasa bahwa waktunya terbatas saat dia dalam keadaan sehat-sehat. Tetapi ketika sakit keras dan tidak ada obatnya lagi, pada saat itu barulah sadar kalau waktu yang ia miliki sangat terbatas.

 

Periode empat puluh tahun kedua Musa diisi oleh perkara-perkara yang biasa dan sangat menjemukan. Tidak ada hal-hal yang menggairahkan selain diisi oleh hari-hari menggembalakan kambing domba mertuanya di Tanah Median. Itulah sebabnya, Musa berdoa agar hidupnya diisi oleh perkara-perkara ilahi yang dari Tuhan, karena ia kuatir kondisi tubuhnya selepas usia tujuh puluh tahun akan diwarnai oleh penderitaan demi penderitaan. Dia rindu hidupnya menjadi sesuatu yang sangat berarti di tangan Tuhan, dan doa Musa terjawab. Tepat di usia ke delapan puluh, Tuhan memanggilnya lewat peristiwa semak belukar yang menyala dan sejak saat itu Tuhan mengutus Musa pergi ke Mesir untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.

 

Kedua, evaluasilah hidup yang sudah kita jalani selama ini. Efesus 5:16 mengatakan, “Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Terjemahan Yunani untuk kata “pergunakanlah” adalah sebuah kata “redeem” atau “menebus”. Kalau hari-hari ini kita sering mendengar istilah “membeli kembali” atau “buy back”. Istilah ini biasanya digunakan ketika seseorang membeli barang di sebuah toko namun ternyata barangnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka toko tersebut bersedia membelinya kembali. Istilah itu juga digunakan orang-orang zaman dulu yang hendak membebaskan seorang budak dari belenggu tuannya, dimana ia harus membayar uang penggantian terlebih dahulu sebesar yang diajukan oleh pemilik lamanya. Nah, kata “redeem” ini pulalah yang digunakan ketika Yesus mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita. Saat ini kita sudah bukan milik siapa-siapa lagi, tetapi milik Yesus Kristus, karena Ia sudah membelinya dan harganya sudah lunas dibayar. Harga yang sudah lunas dibayar itu bukan hanya harga untuk tubuh kita saja, tetapi termasuk juga di dalamnya “waktu” kita.

 

Sebelumnya kita memang memiliki waktu-waktu yang sudah kita jalani secara sia-sia. Namun, ketika kita ditebus, maka waktu itu menjadi milik Tuhan. Dengan waktu yang sudah menjadi milik Tuhan tersebut, maka waktu yang tersisa otomatis harus kita gunakan untuk hal-hal tentang Kristus. Sekarang, bagaimana dengan waktu sia-sia yang sudah kita gunakan jauh sebelum Kristus menebus kita? Itulah waktu-waktu yang harus kita tebus. Dengan apa kita menebusnya? Sama seperti yang dilakukan oleh Musa. Ia meminta kepada Tuhan agar ia dapat dipakai sebagai alat untuk melakukan hal-hal yang dikehendaki Tuhan. Karena itu, mari pegunakanlah semua waktu hidup kita dengan bijaksana untuk memuliakan TUHAN. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...